Selasa, 28 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Trump Ancam Putin, Desak Segera Akhiri 'Perang Konyol' di Ukraina

Trump ancam kenakan tarif tinggi dan sanksi lebih keras terhadap Rusia jika Putin tidak segera mengakhiri 'perang konyol' yang dimulai sejak 2022.

HandOut/IST
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Terpilih AS, Donald Trump saat bertemu 2018 silam. Trump mengancam akan mengenakan tarif tinggi dan sanksi lebih keras terhadap Rusia jika Putin tidak segera mengakhiri 'perang konyol' yang dimulai sejak Februari 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mendesak agar Presiden Rusia, Vladimir Putin segera mengakhiri 'perang konyol' di Ukraina atau Rusia terancam sanksi baru yang lebih berat.

Trump mengancam akan mengenakan tarif tinggi dan sanksi lebih keras terhadap Rusia jika Putin tidak segera mengakhiri perang yang dimulai sejak Februari 2022.

Dia juga menyebut akan menerapkan sanksi lebih lanjut pada produk Rusia yang masuk ke AS dan negara sekutunya jika kesepakatan damai tak tercapai.

Trump mengklaim bahwa perang ini akan semakin buruk jika tidak ada kesepakatan yang tercapai dalam waktu dekat.

Katanya, cara yang mudah untuk menyelesaikan perang di Ukraina adalah dengan melakukan perundingan.

"Cara yang mudah selalu lebih baik," kata Trump, dikutip dari BBC.

Reaksi Ukraina

Di Ukraina, reaksi atas ancaman Trump terhadap Rusia cukup beragam.

Banyak warga Ukraina, khususnya di media sosial, menunjukkan ketidakpuasan terhadap usulan sanksi lebih berat.

Mereka berpendapat bahwa sanksi tersebut tidak cukup efektif untuk menghentikan agresi Rusia yang telah berlangsung lama di negara mereka.

Bagi banyak orang Ukraina, ancaman sanksi ekonomi dianggap sebagai respons yang lemah terhadap agresi besar-besaran yang sedang berlangsung.

Baca juga: Trump membuat sederet kebijakan kontroversial pada hari-hari pertamanya di Gedung Putih, adakah yang bisa menjegalnya?

Apa yang dibutuhkan adalah tindakan nyata yang lebih konkret, bukan hanya ancaman yang bersifat retorika.

Sementara Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengungkapkan, untuk mencapai kesepakatan damai, Ukraina akan membutuhkan setidaknya 200.000 pasukan penjaga perdamaian yang terdiri dari pasukan internasional.

Zelensky menekankan, pasukan penjaga perdamaian ini harus mencakup pasukan AS. Sebab tanpa keterlibatan Amerika Serikat, pencegahan yang efektif terhadap Rusia akan sulit dilakukan.

Ia menegaskan bahwa tanpa Amerika, tidak ada negara Eropa atau negara lain yang akan mengambil risiko untuk memberikan perlindungan yang realistis terhadap Ukraina.

Meski beberapa pemimpin Ukraina menghargai sikap keras yang diambil oleh Trump terhadap Rusia, reaksi awal di Kyiv menunjukkan bahwa mereka lebih menantikan tindakan nyata daripada sekadar kata-kata.

Tanggapan Utusan Rusia

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved