Konflik Palestina Vs Israel
Reuni Emosional Agam Berger dengan Keluarga, Peluk Ibu dan Ayah Sambil Menangis Tersedu-sedu
Reuni emosional sandera yang dibebaskan Agam Berger dengan orang tuanya di fasilitas IDF di sepanjang perbatasan dengan Gaza pada
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Video yang dirilis The Times of Israel pada Kamis (30/1/2025) menunjukkan reuni emosional sandera yang dibebaskan Agam Berger dengan keluarganya.
Agam Berger dapat memeluk ibu dan ayahnya berkat pembebasan sandera yang berlangsung tegang di Khan Yunis.
Agam dipertemukan dengan orang tuanya di fasilitas IDF, yang terletak di sepanjang perbatasan dengan Gaza setelah kepulangannya ke Israel.
Ibunya, Merav, memeluk Agam yang menangis tersedu-sedu.
"Semuanya akan baik-baik saja, semuanya akan baik-baik saja," kata wanita itu.
“Kami di sini dan kami tidak akan pernah meninggalkanmu lagi — selamanya,” Merav menambahkan.
“Itulah janji seorang ibu.”
Agam juga terlihat tersenyum dan menangis saat melakukan panggilan video dengan kerabat lainnya.
Segera Jalani Perawatan Medis
Setelah dibebaskan, Agam Berger akan segera menjalani perawatan medis.
Kementerian Kesehatan menyatakan tim medis dan tenaga profesional di Rabin Medical Centre "siap memberikan perawatan medis komprehensif, termasuk dukungan psikologis" untuk Berger.
Baca juga: Agam Berger Sudah Kembali ke Israel, IDF Tunggu Sandera Lainnya
"Ini adalah waktu yang sensitif bagi para tawanan yang dipulangkan dan keluarga mereka," papar kementerian, dikutip dari Times of Israel.
Kementerian juga mendesak masyarakat menghormati privasi para sandera yang dibebaskan.
Disambut Sandera Lain yang Sudah Dibebaskan
Para sandera yang telah dibebaskan Liri Albag, Daniella Gilboa, Naama Levy dan Karina Ariev membuat poster persiapan kedatangan teman dan kawan mereka, Agam Berger, di Pusat Medis Rabin.
Keempat wanita muda itu menulis “pahlawan” “ratu” dan “kami telah menunggumu” pada poster yang mereka gunakan untuk menghiasi pintu kamar rumah sakit Berger.
“Agami, senang sekali kamu sudah pulang,” tulis yang lain.
Penangguhan UNRWA Resmi Berlaku
Larangan terhadap badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Israel kini resmi diberlakukan.
Penangguhan UNRWA bakalan sangat berdampak pada upaya penyelamatan nyawa organisasi tersebut di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Pada Kamis (30/1/2025), undang-undang yang disahkan pada Oktober melarang UNRWA beroperasi di tanah Israel, termasuk Yerusalem Timur yang diduduki, serta melarang kontak dengan otoritas Israel.
Juru bicara UNRWA, Juliette Touma, menyampaikan kekhawatirannya tentang dampak larangan ini, Al Jazeera melaporkan.
“Jika larangan ini diterapkan dan kami tidak dapat beroperasi di Gaza, gencatan senjata yang mencakup pengiriman pasokan kemanusiaan bagi mereka yang membutuhkan bisa gagal," kata Touma kepada Al Jazeera.
UNRWA sendiri memberikan dukungan kepada para pengungsi Palestina di seluruh Timur Tengah selama lebih dari 70 tahun.
Organisasi ini sering berselisih dengan pejabat Israel mengenai kegiatannya.
Israel menuduh karyawan UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober, meski tanpa memberikan bukti yang jelas.
Sebelum larangan tersebut mulai berlaku, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, menyatakan bahwa “bantuan kemanusiaan tidak sama dengan UNRWA”.
Dia menyebutkan ada organisasi "alternatif" yang bisa memfasilitasi bantuan ke Jalur Gaza.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.