Senin, 15 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ultimatum Tegas AS untuk Israel: Angkat Kaki dari Lebanon Paling Lambat 18 Februari

Amerika Serikat (AS) menyampaikan ultimatum kepada Israel agar angkat kaki dari Lebanon tanggal 18 Februari 2025.

Penulis: Febri Prasetyo
X/Lebarmyofficial
TENTARA LEBANON - Foto yang diunggah akun X @LebarmyOfficial tanggal 9 Februari 2025 memperlihatkan pengerahan tentara Lebanon di kota-kota di Lebanon selatan. Tentara Israel diwajibkan mundur dari Lebanon paling lambar 18 Februari 2025. 

TRIBUNNEWS.COMAmerika Serikat (AS) menyampaikan ultimatum kepada Israel agar angkat kaki dari Lebanon paling lambat tanggal 18 Februari 2025.

AS berkata gencatan senjata Israel-Hizbullah di Lebanon tidak akan diperpanjang hingga melebihi tanggal tersebut. Oleh karena itu, AS meminta Pasukan Pertahanan Israel (IDF) supaya segera pergi.

Menurut media Central Edition, AS puas dengan kemajuan yang didapat oleh tentara Lebanon yang dikerahkan ke Lebanon selatan.

Menurut kesepakatan gencatan senjata, hanya tentara Lebanon yang diizinkan berada di Lebanon selatan, dekat dengan perbatasan Israel.

Gencatan senjata yang ditengahi oleh AS itu diberlakukan selama 60 hari sejak disepakati tanggal 26 November 2024.

Dikutip dari Al Arabiya, seharusnya gencatan berakhir tanggal 26 Januari kemarin. Namun, AS mengumumkan adanya perpanjangan gencatan demi memastikan Hizbullah “tidak mengancam rakyat Lebanon”.

Hizbullah diwajibkan menarik mundur pejuangnya setidaknya 20 mil dari perbatasan dengan Israel, yakni di utara Sungai Litani.

Pekan lalu utusan AS bernama Morgan Ortagus berkunjung ke Kota Beirut, Lebanon. Ortagus mengatakan AS tetap berkomitmen mengenai batas terakhir penarikan pasukan Israel, yakni 18 Februari.

SERANGAN UDARA - Tangkapan layar Khaberni, Jumat (7/2/2025) yang menunjukkan ledakan dari serangan udara Israel di wilayah pedalaman Lebanon, di lembah antara kota Bfaroueh dan Aazze dalam dua gelombang terpisah, Kamis. Ini menjadi serangan udara pertama di pedalaman Lebanon sejak gencatan senjata Israel-Hizbullah.
SERANGAN UDARA - Tangkapan layar Khaberni, Jumat (7/2/2025) yang menunjukkan ledakan dari serangan udara Israel di wilayah pedalaman Lebanon, di lembah antara kota Bfaroueh dan Aazze dalam dua gelombang terpisah, Kamis. Ini menjadi serangan udara pertama di pedalaman Lebanon sejak gencatan senjata Israel-Hizbullah. (Khaberni/tangkap layar)

Pada hari Senin, (10/2/2025), muncul laporan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya memperpanjang gencatan senjata.

Akan tetapi, narasumber dari Gedung Putih berujar Israel belum secara formal meminta perpanjangan itu.

“Penarikan mundur Israel tetap sesuai dengan jadwal, dan mereka tidak meminta perpanjangan,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Brain Hughes.

Sementara itu, para pejabat Lebanon telah memperingatkan Israel. Kata mereka, jika Israel tak menarik mundur pasukannya sesuai dengan jadwal, mereka akan mengambil tindakan yang bakal menguntungkan Hizbullah.

Baca juga: Blokade Politik Berakhir, Lebanon Miliki Pemerintahan Baru

AS juga tegas untuk meminta jadwal itu dipatuhi karena takut akan ada pertikaian baru antara Hizbullah dan israel.

Narasumber yang dekat dengan intelijen AS menyebut jumlah pengerahan tentara Lebanon di perbatasan telah meningkat drastis dalam beberapa minggu belakangan.

Sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701, Tentara Lebanon akan mendapat bantuan dari negara-negara Arab dalam beberapa minggu mendatangan. Bantuan itu di antaranya truk.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan