Konflik Palestina Vs Israel
Ultimatum Tegas AS untuk Israel: Angkat Kaki dari Lebanon Paling Lambat 18 Februari
Amerika Serikat (AS) menyampaikan ultimatum kepada Israel agar angkat kaki dari Lebanon tanggal 18 Februari 2025.
Penulis:
Febri Prasetyo
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) menyampaikan ultimatum kepada Israel agar angkat kaki dari Lebanon paling lambat tanggal 18 Februari 2025.
AS berkata gencatan senjata Israel-Hizbullah di Lebanon tidak akan diperpanjang hingga melebihi tanggal tersebut. Oleh karena itu, AS meminta Pasukan Pertahanan Israel (IDF) supaya segera pergi.
Menurut media Central Edition, AS puas dengan kemajuan yang didapat oleh tentara Lebanon yang dikerahkan ke Lebanon selatan.
Menurut kesepakatan gencatan senjata, hanya tentara Lebanon yang diizinkan berada di Lebanon selatan, dekat dengan perbatasan Israel.
Gencatan senjata yang ditengahi oleh AS itu diberlakukan selama 60 hari sejak disepakati tanggal 26 November 2024.
Dikutip dari Al Arabiya, seharusnya gencatan berakhir tanggal 26 Januari kemarin. Namun, AS mengumumkan adanya perpanjangan gencatan demi memastikan Hizbullah “tidak mengancam rakyat Lebanon”.
Hizbullah diwajibkan menarik mundur pejuangnya setidaknya 20 mil dari perbatasan dengan Israel, yakni di utara Sungai Litani.
Pekan lalu utusan AS bernama Morgan Ortagus berkunjung ke Kota Beirut, Lebanon. Ortagus mengatakan AS tetap berkomitmen mengenai batas terakhir penarikan pasukan Israel, yakni 18 Februari.

Pada hari Senin, (10/2/2025), muncul laporan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya memperpanjang gencatan senjata.
Akan tetapi, narasumber dari Gedung Putih berujar Israel belum secara formal meminta perpanjangan itu.
“Penarikan mundur Israel tetap sesuai dengan jadwal, dan mereka tidak meminta perpanjangan,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Brain Hughes.
Sementara itu, para pejabat Lebanon telah memperingatkan Israel. Kata mereka, jika Israel tak menarik mundur pasukannya sesuai dengan jadwal, mereka akan mengambil tindakan yang bakal menguntungkan Hizbullah.
Baca juga: Blokade Politik Berakhir, Lebanon Miliki Pemerintahan Baru
AS juga tegas untuk meminta jadwal itu dipatuhi karena takut akan ada pertikaian baru antara Hizbullah dan israel.
Narasumber yang dekat dengan intelijen AS menyebut jumlah pengerahan tentara Lebanon di perbatasan telah meningkat drastis dalam beberapa minggu belakangan.
Sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701, Tentara Lebanon akan mendapat bantuan dari negara-negara Arab dalam beberapa minggu mendatangan. Bantuan itu di antaranya truk.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.