Konflik Palestina Vs Israel
Seputar Perundingan Rahasia Nan Langka AS-Hamas: Sapaan dan Ancaman Trump Saat Israel Cemburu
Israel mengetahui pembicaraan AS-Hamas ini melalui saluran tidak langsung. Artinya, laporan mengindikasikan kalau Israel tidak diberitahu langsung AS
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Diskusi AS-Hamas ini, yang dipimpin oleh Adam Buehler, utusan Trump untuk urusan tawanan, berlangsung di Qatar tetapi gagal menghasilkan terobosan langsung.
Akan tetapi, sumber-sumber mengindikasikan kalau "para pihak (baik AS maupun Hamas) tetap membiarkan pintu terbuka (peluang negosiasi dan pembicaraan lanjutan."
The Wall Street Journal melaporkan kalau kontak awal antara AS dan Hamas terjadi sebulan lalu di Doha, di mana Buehler meminta pembebasan tawanan Amerika.
Sebagai tanggapan, Hamas membebaskan warga negara Amerika Sagi Dekel Chen pada tanggal 15 Februari.
Meskipun hukum AS melarang negosiasi dengan organisasi teroris yang ditunjuk, dan Amerika Serikat secara resmi menggolongkan Hamas sebagai salah satu organisasi teroris, pengecualian memungkinkan utusan Presiden untuk urusan tawanan untuk terlibat dalam diskusi yang bertujuan untuk mengamankan pembebasan warga negara Amerika.
Israel telah menanggapi dengan keprihatinan atas keterlibatan Washington dengan Hamas.
Pihak Tel Aviv menyiratkan, pembicaraan AS-Hamas tanpa memberitahu Israel secara langsung, menimbulkan pertanyaan tentang implikasi dari pembicaraan ini mengingat keselarasan yang erat antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Trump.
Artinya, ketidaktransparanan AS ke Israel berbanding terbalik dengan keakraban yang ditunjukkan Trump dan Netanyahu.
Baca juga: Analis Militer Israel: Trump Pimpin Koalisi Preman, Netanyahu Potensial Dikadali
Sapaan dan Ancaman Trump ke Hamas Saat Israel Cemburu
Seolah mengerti kegelisahan Israel, setelah bertemu dengan para mantan sandera Israel yang pernah ditawan Hamas, Trump mengeluarkan ultimatumnya kepada Hamas.
Trump mengunggah pesan di platform media sosialnya, Truth Social, pada Kamis malam, yang ditujukan kepada Hamas, menuntut pembebasan segera para tawanan dan pemulangan jenazah orang-orang yang diduga dibunuh oleh kelompok tersebut.
"Shalom Hamas, yang berarti Halo dan Selamat Tinggal — Anda dapat memilih. Bebaskan semua Sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua mayat orang-orang yang telah Anda bunuh, atau semuanya BERAKHIR bagi Anda," tulis Trump.
Trump mengkritik Hamas karena menyimpan mayat orang-orang yang terbunuh, dengan mengatakan, "Hanya orang sakit dan bejat yang menyimpan mayat, sedangkan kalian sakit dan bejat!"
Ia menegaskan kalau Israel akan menerima semua dukungan yang diperlukan untuk "menyelesaikan pekerjaan,".
Trump menyatakan, "Saya akan mengirimkan semua yang dibutuhkan Israel untuk menyelesaikan pekerjaan, tidak ada satu pun anggota Hamas yang akan selamat jika kalian tidak melakukan apa yang saya katakan."
Dalam postingannya, Trump juga menyebutkan pertemuannya dengan mantan sandera yang menurut Trump para mantan sandera itu hidupnya telah hancur.
Konflik Palestina Vs Israel
Eks Kepala Intelijen: 50 Warga Palestina Wajib Mati untuk Gantikan 1 Orang Israel yang Tewas |
---|
Pendiri World Central Kitchen Kunjungi Jalur Gaza dan Israel |
---|
7 Negara Kutuk Israel, Kecam Ide Netanyahu Perluas Pemukiman Yahudi di Tepi Barat |
---|
Gaza Kritis, Dilanda Wabah Penyakit Kulit Mematikan Hingga Ancam Nyawa Jutaan Pengungsi |
---|
Beredar Foto Sniper Israel Bidik Warga Gaza di Lokasi Pembagian Bantuan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.