Hadapi AS, Tiongkok Tak Punya Pilihan Selain Merangkul Swasta
'sistem sosialis khas Tiongkok' ala Presiden Xi Jinping, yang selama ini mengendalikan serta mengarahkan pertumbuhan modal
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pidato Presiden Tiongkok Xi Jinping saat bertemu sejumlah pemimpin perusahaan teknologi swasta Tiongkok pada Senin 17 Februari 2025, dinilai merupakan sinyal kuat bahwa kemerosotan ekonomi Tiongkok memaksa pemerintah untuk berhenti bersikap keras terhadap sektor swasta.
Dikutip dari The Singapore Post, Selasa, 25 Maret 2025, hal ini menandai keruntuhan 'sistem sosialis khas Tiongkok' ala Presiden Xi Jinping, yang selama ini mengendalikan serta mengarahkan pertumbuhan modal dari sektor swasta.
Dalam pertemuan itu, salah satu yang menarik perhatian adalah kehadiran pendiri Alibaba, Jack Ma.
Taipan bisnis terkaya di Tiongkok itu menghilang dari pandangan publik selama beberapa bulan setelah pidatonya di bulan Oktober 2020 di Shanghai, di mana ia secara terbuka mengkritik regulator dan sistem keuangan Tiongkok.
Di antara para pemimpin bisnis lain yang hadir dalam pertemuan adalah CEO produsen kendaraan listrik BYD, CEO Tencent yang memiliki WeChat, ketua pengembang baterai CATL, serta perwakilan produsen ponsel Huawei dan Xiaomi.
Mereka adalah yang terbaik di sektor teknologi Tiongkok, sektor yang beberapa tahun lalu ditentang Presiden Xi, yang berujung peningkatan kontrol pemerintah terhadap mereka.
Presiden Xi menggambarkan sektor tersebut sebagai sektor tak terkendali dan mengganggu karena telah mengalami ekspansi besar, meski ada kontrol ketat negara terhadap sektor industri lain.
"Sekarang dengan Amerika Serikat yang berusaha memutus akses Tiongkok terhadap teknologi terkini, Presiden Xi tampaknya telah melihat titik terang," demikian ditulis dalam editorial The Singapore Post.
Janji Xi Jinping
Masih dalam pertemuan tersebut, Presiden Xi berjanji kepada perwakilan sektor swasta bahwa pemerintah akan 'dengan tulus melindungi hak hukum bisnis swasta dan pengusaha menurut hukum'.
"Ini adalah waktu yang tepat bagi mayoritas bisnis swasta dan pengusaha untuk menunjukkan bakat mereka;" juga setuju untuk membiarkan mereka "menjadi kaya terlebih dahulu, dan kemudian memajukan kesejahteraan umum," ujar Xi.
Pemerintah Tiongkok tidak punya pilihan lain selain mendukung raksasa teknologi sektor swasta jika ingin bersaing dengan AS.
Pengalaman Tiongkok, pada kenyataannya, merupakan suatu pelajaran.
Bahwa, ketika menyangkut bidang teknologi mutakhir, di mana inovasi diperlukan, kendali sektor negara dalam masyarakat komunis tidak dapat menggantikan angin segar yang berasal dari sektor swasta.
Berpijak pada model komunis garis keras Mao Zedong, Presiden Xi telah membalikkan kebijakan yang dipelopori Deng Xiaoping pada akhir tahun 1970-an untuk melepaskan kekuatan perusahaan bebas guna mengantar era pertumbuhan dua digit di Tiongkok.
Sekarang di bawah kendali yang diperkenalkan Presiden Xi, tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah anjlok.
Belasan Anggota DPR Partai Demokrat AS Tulis Surat ke Donald Trump, Desak Pengakuan Negara Palestina |
![]() |
---|
Larangan Penjualan Nvidia di China Dicabut, Donald Trump Bantu Saingannya dalam Perlombaan AI? |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Terima Medali Kehormatan dari Komando Khusus AS, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Prabowo Terima Medali Kehormatan Dari Jenderal Komando Operasi Khusus AS di Istana |
![]() |
---|
11 WN China di Jaksel Menyamar Jadi Polisi Wuhan, Diserahkan ke Imigrasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.