Selasa, 19 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Cs Sebut Demo di Gaza Dikoordinir Antek Israel, Klan-Klan Palestina Solid Dukung Perlawanan

Gabungan Faksi-faksi perlawanan Palestina yang terdiri dari Hamas Cs menilai demostrasi tersebut dikoordini oleh 'antek Israel'.

khaberni/tangkap layar
FAKSI PERLAWANAN - Foto file Khaberni yang ditangkap layar Jumat (28/3/2025) menunjukkan perwakilan faksi-faksi milisi perlawanan Palestina saat menggelar konferensi pers bersama. Belakangan, Hamas Cs juga merespons aksi demo di Beit Lahia, Gaza Utara oleh warga Palestina dengan menyebut aksi itu diatur oleh antek-antek Israel. 

Hamas Cs Sebut Demo di Gaza Dikoordinir Antek Israel, Klan-Klan Palestina Solid Dukung Perlawanan
 
 
TRIBUNNEWS.COM - Faksi-faksi gerakan perlawanan Palestina, yang terdiri dari Hamas, Palestine Islamic Jihad (PIJ) serta gerakan lain, Kamis (27/3/2025) mengeluarkan pernyataan bersama.

Seperti diketahui, selain Hamas dan PIJ, ada sederet milisi perlawanan Palestina seperti Front Populer untuk Pembebasan Palestina – Komando Umum (PFLP-GC) Front Pembebasan Palestina, Front Perjuangan Rakyat Palestina, dan gerakan-gerakan lainnya.

Pernyataan ini merespons kabar aksi demo yang dilakukan sekolompok orang di Beit Lahia, Gaza utara yang meneriakkan slogan-slogan anti-Hamas dan menyerukan para milisi perlawanan berhenti melawan pendudukan Israel.

Baca juga: UEA Bujuk Mesir Terima Usulan AS Soal Gaza dengan Imbalan Finansial: Hamas Harus Angkat Kaki

"Faksi-faksi perlawanan Palestina mengonfirmasi kegagalan semua rencana dan proyek pendudukan Israel yang bertujuan melikuidasi perjuangan Palestina, baik melalui penghapusan kehadiran Palestina, pemindahan, atau penggunaan kelaparan sebagai senjata. Pendudukan Israel telah melancarkan perang genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza selama 17 bulan," bunyi awal pernyataan bersama faksi perlawanan Palestina tersebut dilansir Khaberni, dikutip Jumat (28/3/2025).

Laporan menyatakan, faksi-faksi perlawanan Palestina tersebut mengutuk keras apa yang mereka gambarkan sebagai "Sekelompok antek pendudukan Israel yang bersikeras mengungkap rasa malu, kepengecutan, keterlibatan, dan kolaborasi mereka dengan pendudukan terhadap rakyat Palestina dan tujuan mulia mereka."

Faksi-faksi perlawanan Palestina menilai demostrasi tersebut dikoordini oleh 'antek Israel'.

"Mereka (yang dituding Hamas Cs sebagai antek Israel) ngotot menyalahkan pihak perlawanan dan membebaskan pendudukan Israel, dengan mengabaikan fakta kalau mesin pemusnah Zionis beroperasi tanpa henti, bahkan di bidang koordinasi keamanan, dan bahwa pendudukan Israel melihat keberadaan Palestina sendiri sebagai masalah, bukan (cuma) adanya milisi perlawanan," kata laporan Khaberni mengutip pernyataan bersama tersebut.

DEMO ANTI-HAMAS - Ribuan warga Palestina di Beit Lahiya, Gaza utara mengecam Hamas untuk segera keluar dari daerah kantong tersebut dan mengakhiri perang yang tak kunjung selesai, Selasa (25/3/2025).
DEMO ANTI-HAMAS - Ribuan warga Palestina di Beit Lahiya, Gaza utara mengecam Hamas untuk segera keluar dari daerah kantong tersebut dan mengakhiri perang yang tak kunjung selesai, Selasa (25/3/2025). (Telegram Quds News Network)

Kelompok-kelompok perlawanan Palestina menegaskan kalau mereka yang menyerukan agar perlawanan terhadap Israel dihentikan dan menyerah, mengabaikan sejumlah fakta sejarah penting dalam perjuangan Palestina, termasuk:

  • Setelah revolusi 1936 digagalkan oleh sayap militer bersenjata yang berafiliasi dengan keluarga, hasilnya adalah Nakba Palestina 1948.
  • Setelah perlawanan lokal terhenti pada tahun 1949 dan negara-negara Arab dibiarkan memerangi geng-geng Yahudi, hasilnya adalah pendudukan Palestina.
    Setelah PLO menarik diri dari Lebanon pada tahun 1982, hasilnya adalah pembantaian Sabra dan Shatila.
  • Setelah Otoritas Palestina menangkap Kamerad Ahmed Saadat dan rekan-rekannya yang heroik yang melaksanakan pembunuhan terhadap penjahat Rehavam Ze'evi, sebagai imbalan atas janji untuk mencabut pengepungan terhadap Presiden Yasser Arafat, hasilnya adalah pembunuhan Arafat.
  • Setelah Otoritas menarik senjata dari sayap militer di Tepi Barat dan membubarkannya, hasilnya adalah kebrutalan aktivitas permukiman di Tepi Barat.

Mengingat fase sensitif dalam sejarah perjuangan Palestina, faksi-faksi perlawanan Palestina tersebut menekankan kalau perlawanan adalah hak sah rakyat Palestina dengan cara apa pun, khususnya perjuangan bersenjata.

Hak ini diakui dan ditegaskan oleh semua konvensi dan hukum internasional.

Faksi-faksi perlawanan Palestina itu juga menilai kalau pendudukan Zionis Israel-lah yang bertanggung jawab penuh atas segala kerugian, kerusakan, dan cedera yang menimpa rakyat Palestina.

"Dan mereka (Israel) akan memikul tanggung jawab penuh dan membayar harga yang mahal atas kejahatannya," bunyi pernyataan tersebut.

Faksi-faksi tersebut menekankan kalau, "Klan-klan dan keluarga Palestina telah, sedang, dan akan terus menjadi katup pengaman sejati terhadap semua upaya dan proyek pendudukan Israel yang bertujuan mendirikan entitas lokal yang bekerja sama dengannya."

Sebagai latar belakang, selain gerakan politik dan militer seperti Hamas dan lain sebagainya, di Gaza dan Tepi Barat juga ada kelompok-kelompok yang bergerak dalam kesatuan suku, klan, dan keluarga. 

"Faksi-faksi perlawanan juga menganggap mereka yang berada di belakang demostrasi mencurigakan itu bertanggung jawab atas mundurnya Israel baru-baru ini dari negosiasi gencatan senjata.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan