Minggu, 7 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Ribuan Warga AS Demo Anti-Trump setelah Pasar Saham Anjlok, Imbas Kenaikan Tarif Timbal Balik

Ribuan warga AS menggelar demonstrasi anti-Trump di sekitar Gedung Putih. Protes ini terjadi setelah Trump menaikkan tarif impor dengan negara lain.

YouTube PBS NewsHour
DEMO ANTI-TRUMP - Tangkapan layar tayangan YouTube PBS NewsHour diambil pada hari Minggu (6/4/2025). Para aktivis yang mengorganisir demontrasi menentang kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, berbicara secara bergantian di atas podium bertuliskan "Hands Off" di Washington pada hari Sabtu (5/4/2025). Protes meluas di seluruh AS dan luar negeri setelah Trump menaikkan tarif impor dengan banyak negara yang menyebabkan pasar saham AS anjlok. 

TRIBUNNEWS.COM - Ribuan pengunjuk rasa berdemonstrasi di Washington dan kota-kota lain di seluruh Amerika Serikat (AS) pada hari Sabtu (5/4/2025).

Mereka menentang sejumlah kebijakan Presiden AS, Donald Trump, termasuk yang terbaru adalah kenaikan tarif timbal balik terhadap banyak negara yang menjadi mitra dagang AS.

Pada 2 April 2025, Trump mengumumkan kenaikan bea masuk universal sebesar 10 persen pada semua barang yang dibawa ke AS, yang memicu kekecewaan dari banyak pemimpin negara.

Dalam protes hari Sabtu, spanduk besar bertuliskan "Angkat Tangan" dikibarkan di panggung luar beberapa blok dari Gedung Putih.

Para pengunjuk rasa juga membawa plakat bertuliskan "Bukan Presiden Saya," "Fasis Telah Tiba," "Hentikan Kejahatan," dan "Keluar dari Jaminan Sosial Kami".

Ribuan orang berbondong-bondong ke Monumen Washington saat protes dimulai di tengah langit mendung dan hujan ringan pada hari Sabtu.

"Sangat mengkhawatirkan melihat apa yang terjadi di negara kita," kata Jane Ellen Somes (66) kepada AFP, seorang pekerja real estate yang menghadiri demonstrasi pada hari Sabtu.

"Semua sistem pengawasan dan keseimbangan yang telah ditetapkan dilanggar sepenuhnya, mulai dari lingkungan hingga hak-hak pribadi," lanjutnya.

Sementara itu, sebuah koalisi yang terdiri dari puluhan kelompok berhaluan kiri di Amerika Serikat, seperti MoveOn dan Women's March, telah mengorganisir demonstrasi "Hands Up" di lebih dari 1.000 kota dan di setiap distrik kongres di AS.

"Trump telah membuat marah banyak orang Amerika dengan merampingkan departemen pemerintah secara agresif, memaksakan nilai-nilai konservatif, dan sangat menekan bahkan negara-negara sahabat mengenai persyaratan perdagangan, yang menyebabkan pasar saham anjlok," kata Indivisible, salah satu organisasi yang mengorganisir protes tersebut.

Organisasi tersebut mengatakan mereka mengirim pesan kepada Trump dan jajarannya akan ketidakpuasan masyarakat.

Baca juga: Tarif Impor Trump, Begini Respons Indonesia dan Negara Asia

"Ini adalah demonstrasi besar-besaran yang mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada Musk, Trump, dan Partai Republik di Kongres," kata Ezra Levin, salah satu pendiri Indivisible.

"Protes ini akan menunjukkan kepada gerakan 'Make America Great Again' bahwa rakyat tidak ingin mereka mengendalikan demokrasi kita, komunitas kita, sekolah kita, teman-teman kita, dan tetangga kita," lanjutnya.

Situs web Indivisible menunjukkan sekitar 150 kelompok aktivis telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam demonstrasi itu. 

Lebih dari 5.000 orang berkumpul beberapa blok dari Gedung Putih pada Sabtu siang waktu setempat di National Mall di Washington.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan