Konflik Palestina Vs Israel
Bukan Rusia atau China, Rudal Houthi Nyaris Tembak Jatuh Jet Siluman Canggih F-35 Lightning II AS
Nyaris ditembaknya F-35 di Yaman menyembulkan fakta menarik kalau kelompok Houthi bisa mengancam jet tempur paling canggih di dunia milik AS.
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Bukan Rusia atau China, Rudal Houthi Nyaris Tembak Jatuh Jet Siluman Canggih F-35 Lightning II Amerika
TRIBUNNEWS.COM - Satu di antara cerita mencolok dalam agresi militer Amerika Serikat (AS) dalam tajuk Operasi Rough Rider terhadap gerakan Houthi di Yaman adalah hampir ditembak jatuhnya pesawat canggih AS, Lockheed Martin F-35 Lightning II.
Satu jet tempur siluman paling canggih di dunia tersebut dilaporkan terpaksa melakukan manuver mengelak untuk menghindari rudal permukaan-ke-udara yang diluncurkan oleh pasukan Houthi di Yaman.
Baca juga: Rusia Klaim Sistem Pertahanan Udara BUK-M3 Viking Mampu Hancurkan Jet F-35 dan F-22 Raptor
"Insiden tersebut, yang terjadi selama operasi pengeboman yang dimulai pada tanggal 15 Maret 2025, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, menandai contoh pertama yang terdokumentasi di mana F-35 menghadapi ancaman langsung dari pertahanan udara Houthi," tulis ulasan situs militer BM, dikutip Rabu (14/5/2025).
Seorang pejabat AS, dilansir situs lain militer, The War Zone, mengonfirmasikan adanya kejadian mengagetkan Pentagon tersebut dengan menyatakan, " Mereka (rudal Houthi) cukup dekat sehingga jet itu harus bermanuver."
Pengungkapan ini, yang sebagian didukung oleh laporan sebelumnya dari The New York Times, menggarisbawahi kecanggihan tak terduga dari kemampuan antipesawat Houthi dan menimbulkan pertanyaan kritis tentang kerentanan teknologi militer AS yang canggih dalam peperangan asimetris.
Peperangan asimetris atau asymmetric warfare adalah bentuk konflik di mana dua pihak yang bertikai memiliki kekuatan militer, sumber daya, atau strategi yang tidak seimbang.
Dalam hal ini, AS tentu saja merupakan pihak yang superior.
Peristiwa tersebut, yang berlangsung dengan latar belakang operasi militer yang telah mengalami kerugian signifikan, menyoroti tantangan yang terus berkembang yang dihadapi oleh angkatan udara AS di Timur Tengah.
Operasi Rough Rider, sebuah operasi udara berskala besar yang menargetkan wilayah-wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman, diluncurkan untuk melemahkan infrastruktur militer kelompok tersebut dan mengekang serangannya terhadap jalur perdanganan internasional di Laut Merah regional dan meredam serangan kelompok tersebut terhadap Israel.
Baca juga: Operasi Rough Rider AS Tak Berefek, Houthi Bombardir Tel Aviv dan 2 Kapal Perusak di Laut Merah
Operasi tersebut melibatkan berbagai aset AS, termasuk F-35, F-16 Fighting Falcons, dan pesawat nirawak MQ-9 Reaper, yang terakhir mengalami kerugian besar.
Menurut The New York Times, pasukan Houthi menjatuhkan tujuh pesawat nirawak MQ-9, yang masing-masing bernilai sekitar $30 juta, dalam 30 hari pertama operasi.
Kehilangan aset ini sangat menghambat kemampuan Komando Pusat AS (CENTCOM) untuk melakukan pengawasan dan serangan presisi.
Laporan yang sama mencatat bahwa pertahanan udara Houthi hampir mengenai beberapa F-16 dan sebuah F-35, sehingga meningkatkan risiko jatuhnya korban di pihak Amerika.
"Insiden dengan F-35, meski tidak mengakibatkan jatuhnya pesawat, telah membawa perhatian baru pada dinamika teknologi dan taktis konflik, khususnya kemampuan Houthi untuk menantang beberapa platform militer tercanggih di gudang senjata AS," tulis ulasan BM.
Konflik Palestina Vs Israel
Kedubes Mesir di Menteng Jakarta Pusat Jadi Sasaran Demonstrasi Massa Pro Palestina |
---|
Prancis Kirim Bantuan ke Gaza via Udara, Macron Serukan Akses Penuh, Bantuan Airdrop Saja Tak Cukup |
---|
12 Ton Bantuan Pangan ke Gaza Diberikan Spanyol Lewat Jalur Udara |
---|
Keberanian Slovenia Mengembargo Senjata dengan Israel, Jadi Negara Pertama di Uni Eropa |
---|
Sandera Israel Kurus Kering, Ikut Kelaparan Akibat Blokade Israel di Gaza |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.