Donki Hote Semprot JA Jepang Sebagai Penyebab Harga Beras Jadi Mahal
Struktur grosir yang tidak menciptakan persaingan pasar adalah penyebab melonjaknya harga pembelian dan penjualan
Editor:
Eko Sutriyanto
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pan Pacific International Holdings (PPIH), yang mengoperasikan toko diskon Donki Hote atau Don Quijote menyemprot tegas JA (Japan Agroculture) sebagai penyebab kenaikan harga beras menjadi mahal di Jepang.
PPIH menyampaikan surat pendapatnya kepada Menteri Pertanian Koizumi Shinjiro pada tanggal 28 Mei kemarin mengenai masalah distribusi beras.
"Presiden Yoshida Naoki dari Donki Hote menunjukkan bahwa hambatan yang tinggi untuk masuk ke transaksi langsung dengan Grup JA (Japan Agriculture) yang bertindak sebagai agen penagihan, dan saluran distribusi beras di Jepang yang rumit yang melibatkan banyak pedagang grosir berkontribusi terhadap kenaikan harga beras dan kekurangan pasokan ke masyarakat," ungkap sumber Tribunnews.com Kamis (29/5/2025).
Surat itu dikirim atas nama Presiden Yoshida Naoki, bos Donki Hote.
Makalah opini tersebut menunjukkan bahwa salah satu masalah dengan distribusi beras adalah bahwa pedagang grosir primer yang berbisnis dengan JA Group (agen pengumpul beras) pada dasarnya ditetapkan sebagai pedagang resmi sehingga mempersulit pendatang baru untuk memasuki pasar.
Yoshida juga mengatakan, mengingat strukturnya berlapis-lapis, dengan hingga lima tingkatan grosir, masing-masing menanggung margin selain biaya perantara.
Baca juga: Cadangan Beras Nasional Tembus 4 Juta Ton, Mentan Terima Kasih ke Petani dan Stakeholders
"Struktur grosir yang tidak menciptakan persaingan pasar adalah penyebab melonjaknya harga pembelian dan penjualan," tulis Yoshida lagi..
Ia kemudian mengusulkan agar pengecer dapat menegosiasikan harga grosir langsung dengan JA dan kemudian meminta pedagang grosir untuk membeli barang tersebut, yang akan membuat biaya perantara terlihat dan menyebabkan pengurangan biaya pembelian.
Untuk mencegah terjadinya pembelian yang bersifat spekulatif, perlu dibuat sistem yang mewajibkan adanya notifikasi tempat penyimpanan beras dan bukti volume penjualan, serta sistem perizinan bagi pedagang.
PPIH telah mengajukan kontrak diskresioner ke pemerintah untuk stok beras pemerintah dan berencana membeli 15.000 ton.
Awalnya akan dirilis di beberapa toko di Tokyo pada Senin minggu depan dengan harga sekitar 2.000 yen untuk 5 kg, kemudian menyusul ke daerah-daerah.
Kemudian jumlah toko yang menjualnya akan ditingkatkan secara bertahap perlahan-lahan.
JA atau Zennoh adalah organisasi yang melakukan kegiatan bisnis melalui partisipasi dan upaya kolektif anggotanya. Mereka secara kolektif membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi pertanian dan memasarkan produk pertanian sesuai dengan Undang-Undang Koperasi Pertanian.
Mereka juga terlibat dalam berbagai kegiatan bisnis, termasuk penyediaan kebutuhan sehari-hari; rekening tabungan, pinjaman, dan layanan kredit lainnya; dan layanan asuransi bersama, termasuk asuransi jiwa, properti, dan mobil.
Mentan Amran: SPHP Masif Digelontorkan, Harga Beras Mulai Berangsur Turun di Sejumlah Provinsi |
![]() |
---|
Lonjakan Harga Beras Guncang Jepang, Inflasi Ancam Kekuasaan PM Ishiba |
![]() |
---|
Menko Airlangga Senyum Saat Pedagang Teriak Jualan Beras Tidak Untung |
![]() |
---|
Harga Beras Naik, DPR Minta Bulog Segera Guyur Stok ke Pasar |
![]() |
---|
Menteri Amran: Harga Beras Baru Naik Sedikit Saja Ribut, Jepang Sudah Rp 100 Ribu Per Kg |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.