10 Negara dengan Tingkat Kejahatan Tertinggi di Dunia Tahun 2025, Tak Aman Bepergian ke Venezuela
Berikut 10 negara yang memiliki tingkat kejahatan tertinggi di dunia pada tahun 2025, Venezuela memiliki indeks kejahatan terbesar.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
Perampokan bersenjata juga sering terjadi, terutama di Georgetown.
Selain itu, wisatawan sering menjadi korban pembobolan hotel, perampokan, dan penyerangan.
10. Peru
Peru adalah salah satu produsen kokain terbesar di dunia.
Kejahatan terorganisasi di Peru sangat dipengaruhi oleh perdagangan ini, sehingga menjadikannya salah satu yang teratas di Amerika Latin.
Negara ini mengalami aktivitas signifikan dari organisasi perdagangan narkoba, khususnya di wilayah penghasil koka seperti VRAEM (Lembah sungai ApurÃmac, Ene, dan Mantaro), tempat kekerasan dan kriminalitas merajalela.
Geng seperti Tren de Aragua terlibat dalam pemerasan, perdagangan narkoba, dan pembunuhan kontrak, khususnya di wilayah perkotaan seperti Lima, tempat lebih dari 700 pembunuhan tercatat pada tahun 2022, banyak di antaranya terkait dengan kejahatan terorganisasi.
Cara untuk Mengurangi Kejahatan
Diberitakan The Guardian, kejahatan dengan kekerasan sudah mengakar kuat di beberapa negara berkembang, khususnya di Amerika Latin.
Para ahli menawarkan solusi berikut ini untuk menurunkan angka kejahatan yang tinggi:
1. Anggap kekerasan sebagai masalah kesehatan masyarakat
Kita perlu menggunakan kampanye dan teknologi untuk menjangkau setiap anak dan keluarga di negara-negara ini.
Kita perlu mengembangkan alat-alat tersebut untuk memastikan bahwa setiap orang merasa penting dan diperhatikan melalui intervensi pengasuhan anak, intervensi keluarga, kampanye kesejahteraan, dan pendidikan anak usia dini.
2. Ciptakan program yang tepat sasaran
Jika tujuannya adalah untuk mengurangi pembunuhan, maka pemilihan program harus dilakukan di area rawan dan difokuskan pada kelompok populasi yang paling mungkin melakukan tindak pidana kekerasan.
Faktor risiko yang menyebabkan mereka terlibat dalam tindak pidana juga perlu didiagnosis dengan jelas dan dilengkapi dengan rencana perawatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat.
3. Fokus pada pencegahan
Jumlah penghuni penjara membludak, kejahatan tinggi, dan kekerasan merupakan budaya di Afrika Selatan.
Fokusnya harus pada pencegahan kondisi yang mendorong orang melakukan tindak kekerasan atau kriminal.
Untuk melakukan ini, kita memerlukan pendekatan yang sistematis, terpadu, dan terkoordinasi yang menggabungkan tanggung jawab berbagai aktor negara dan non-negara.
4. Hindari kebijakan yang represif
Banyak negara telah mendekati masalah kekerasan dari sudut pandang kejahatan dan keamanan, memfokuskan tindakan mereka hanya pada penegakan hukum.
Contoh yang tidak menguntungkan dari hal ini adalah taktik 'mano dura' di Amerika Tengah.
Sementara keadilan dan polisi memiliki peran penting untuk dimainkan, tindakan represif saja akan menjadi kontraproduktif jika tidak dikombinasikan dengan intervensi pembangunan yang melihat pada pendorong kekerasan, dan menangani hal-hal seperti keterampilan dan pendidikan kaum muda, ketidaksetaraan sosial-ekonomi, dan akses ke layanan umum.
5. Pahami bahwa kekerasan kini menjadi virtual
Dunia maya adalah ranah baru bagi kekerasan.
Hal ini mencakup penggunaan media sosial untuk memproyeksikan kekerasan (video yang memperlihatkan pembunuhan, penyiksaan, ancaman), untuk merekrut calon anggota kelompok ekstremis (kampanye pemasaran yang cerdas secara digital, situs obrolan daring), untuk menjual produk (deep web), dan juga untuk bentuk intimidasi dan pemaksaan yang lebih biasa tetapi tidak kalah pentingnya (perundungan).
Kekerasan kini menjadi virtual, dan kita perlu menangani semua ini dengan lebih baik.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.