Krisis Korea
Presiden Baru Korea Selatan Mau Perkuat Hubungan dengan AS-Jepang, Lanjutkan Dialog dengan Korut
Janji ini ia sampaikan dalam pidato pelantikannya di Majelis Nasional Seoul sebagai Presiden baru terpilih untuk masa jabatan lima tahun ke depan.
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom
Presiden Baru Korsel Lee Jae Myung Perkuat Hubungan dengan AS-Jepang, Lanjutkan Dialog dengan Korut
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) yang baru terpilih, Lee Jae Myung, berjanji akan memulai kembali perundingan dengan Korea Utara yang sempat terhenti.
Ia juga mengatakan bahwa Korsel akan memperkuat kemitraan trilateral dengan Amerika Serikat dan Jepang.
Janji ini ia sampaikan dalam pidato pelantikannya di Majelis Nasional Seoul sebagai Presiden baru terpilih untuk masa jabatan lima tahun ke depan.
Dalam pidato itu, Lee mengatakan bahwa pemerintahannya akan menghadapi potensi agresi dari Korea Utara dengan ‘’penangkalan yang tangguh’’, dan didukung oleh aliansi militer Korsel-Amerika Serikat.
Meski begitu, ia juga menyatakan kalau Korsel akan mengedepankan upaya diplomasi ketimbang konfrontasi dengan Korea Utara.
“(Korea Selatan) akan membuka jalur komunikasi dengan Korea Utara dan menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea melalui pembicaraan dan kerja sama,” kata Lee, seperti dikutip dari AP News pada Rabu (4/6/2025).
Presiden Lee menambahkan bahwa Korsel akan melakukan diplomasi pragmatis dengan negara-negara tetangga serta akan memperkuat kerja sama trilateral Seoul-Washington-Tokyo.
“Melalui diplomasi pragmatis yang didasarkan pada kepentingan nasional, kami akan mengubah krisis yang ditimbulkan oleh perubahan besar dalam lanskap ekonomi dan keamanan global menjadi peluang untuk memaksimalkan kepentingan nasional kami,’’ ujar Lee.
Meski Lee sebelumnya dituding oleh para kritikus lebih dekat dengan Tiongkok dan Korea Utara ketimbang AS dan Jepang, namun baru-baru ini Lee berulang kali menegaskan komitmen aliansi Korsel-Amerika Serikat-Jepang sebagai fondasi kebijakan luar negerinya.
Tantangan eksternal terberat yang menanti Lee adalah kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan program militer nuklir Korea Utara yang semakin maju.
Namun, para ahli berpendapat bahwa siapa pun Presidennya, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk membuat kemajuan besar yang menguntungkan Korsel dalam masalah-masalah tersebut.
Selain isu luar negeri, Lee juga menyatakan bahwa prioritas utama kebijakannya adalah merevitalisasi atau menghidupkan kembali ekonomi domestik yang melambat.
Ia juga menyebutkan kalau pemerintahnya akan segera membuat gugus tugas darurat untuk melawan ancaman resesi.
Lee juga menjanjikan pengeluaran pemerintah yang lebih agresif untuk membantu memacu aktivitas ekonomi.
Krisis Korea
Korea Selatan Gelar Pilpres Imbas Pemakzulan Yoon Suk Yeol dan Kontroversi Darurat Militer |
---|
Kisruh di TPS Pilpres Korsel: Pria Serang Petugas, Wanita Robek Surat Suara |
---|
Pilpres Korsel Digelar Besok, Ini Kandidat Terkuat yang Bakal Jadi Presiden pasca Pemakzulan |
---|
Profil Kim Moon Soo, Perjalanan Mengejutkan Aktivis Buruh Pabrik ke Panggung Politik |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.