Selasa, 30 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Serangan Terencana AS-Israel ke Iran Sampul Perang Besar: Skenario Pengepungan China di Multifront

Serangan AS dan Israel ke Iran bertujuan mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Asia, Afrika, dan Amerika Latin dalam mengepung China

tangkap layar/pt
SALVO RUDAL - Peluncuran ratusan rudal oleh Iran dalam membalas serangan Israel. Pada Sabtu (14/6/2025), Iran melancarkan apa yang mereka sebut Operasi Janjji Sejati Ketiga ke Israel. 

"Sudah dapat diduga, PBB hanya menyerukan "penahanan diri secara maksimal" alih-alih mengeluarkan kecaman atas agresi Israel yang melanggar hukum. Iran, seperti gerakan perlawanan dan pemerintah lain di seluruh belahan bumi selatan, memahami keterbatasan ini . Meskipun demikian, Iran menggunakan hukum internasional secara strategis untuk menegaskan legitimasinya, memperkuat aliansi regional, dan membingkai perlawanannya sebagai sesuatu yang sah dan perlu – untuk membangun sistem pendukung global yang populer bagi perlawanan regional, dan secara harfiah membendung perjuangan pembebasan Asia Barat yang sedang berlangsung melawan AS dan proksinya"

Nina kemudian menukil laporan The Cradle yang melansir pernyataan Mohsen Baharvand, mantan wakil menteri di Kementerian Luar Negeri Iran yang menyatakan:

“Meskipun landasan hukum dan politik tatanan internasional yang berlaku saat ini telah menjadi lemah dan goyah serta hukum internasional telah terpinggirkan, namun landasan hukum internasional belum sepenuhnya kehilangan keabsahannya dan aturan-aturannya tetap merupakan aturan-aturan yang mengatur tatanan internasional.”

Banyak Negara Punya Pandangan Sama dengan Iran, Menentang Hegemoni Barat

Nina menjelaskan, banyak pemerintah yang memiliki pandangan yang sama terhadap asimetri hukum ini dan secara terbuka mendukung hak kedaulatan Iran untuk membela diri. 

Rusia dan China, dua kekuatan besar penyimbang dominasi AS, kata Nina, adalah beberapa di antaranya.

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengatakan kepada mitranya dari Iran, Abbas Araghchi: 

“Tiongkok secara tegas mengutuk pelanggaran Israel terhadap kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial Iran … [dan] mendukung Iran dalam menjaga kedaulatan nasionalnya, serta mempertahankan hak dan kepentingannya yang sah.”

Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan pernyataan yang mengutuk tindakan Tel Aviv sebagai "pelanggaran nyata terhadap Piagam PBB dan prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku."

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyebut serangan itu "tidak beralasan" dan "sangat mengkhawatirkan," memperingatkan akan terjadinya destabilisasi yang lebih luas. Venezuela, Kuba, dan negara-negara sekutu lainnya telah mengeluarkan kecaman serupa.

AS Mengepung Tiongkok, Menyerang Mitra-mitranya

"Dengan terungkapnya "tatanan internasional berbasis aturan" sebagai alat pemaksaan Barat, visi multipolar yang dipimpin oleh Tiongkok, Rusia, Iran, dan negara-negara lain kini menghadapi ujian kritis," ulas Nina, mengurai awal dari skenario perang besar yang akan terjadi.

Dia mengatakan, serangan yang diatur AS-Israel terhadap Iran bukanlah hal yang terisolasi atau berdiri sendiri.

"Serangan ini (AS-Israel ke Iran) berupaya mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Asia, Afrika, dan Amerika Latin," katanya. 

Perlu dicatat, Iran memainkan peran strategis dalam blok yang sedang berkembang ini, dengan menjaga hubungan keamanan, militer, dan ekonomi yang kuat dengan Rusia, Tiongkok, Venezuela, Sudan, Yaman, dan pasukan perlawanan di Palestina, Lebanon, dan Irak.

"Mereka adalah garis depan oposisi terhadap hegemoni global AS," katanya.

Serangan ini juga harus dipahami dalam konteks strategis yang lebih luas.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved