Cuaca Ekstrem Melanda Prancis, Menara Eiffel Ditutup Sementara Akibat Gelombang Panas
Cuaca panas ekstrem kembali melanda sebagian besar wilayah Eropa, dengan Prancis menjadi salah satu negara yang paling terdampak.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Sri Juliati
Di Inggris, suhu telah menembus angka 90°F (sekitar 32°C), memicu kekhawatiran karena mayoritas rumah di sana belum dilengkapi dengan sistem pendingin udara.
Jerman juga diperkirakan mengalami lonjakan suhu baru sebelum serangkaian front dingin bergerak masuk dari barat.
Menurut Samantha Burgess dari Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa, suhu yang tercatat pada akhir Juni hingga awal Juli ini lebih mirip suhu puncak musim panas di bulan Agustus.
“Gelombang panas Juni–Juli saat ini membuat jutaan warga Eropa terpapar tekanan panas tinggi,” ujarnya.
Para ilmuwan iklim menegaskan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia telah mempercepat frekuensi, intensitas, dan durasi gelombang panas.
Eropa kini menjadi benua yang memanas dua kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global.
Sementara itu, kebakaran hutan telah dilaporkan di beberapa negara. Di Prancis, hampir 400 hektar lahan terbakar di Aude, wilayah barat daya negara tersebut.
Di Turki, lebih dari 50.000 orang dievakuasi akibat kebakaran besar di Provinsi Izmir dan Manisa.
Dengan meningkatnya intensitas cuaca ekstrem, para ahli kembali menyerukan perlunya langkah tegas dan terkoordinasi untuk memperlambat laju perubahan iklim serta memperkuat sistem adaptasi dan mitigasi di kawasan Eropa dan dunia.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Menara Eiffel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.