Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Iran Vs Israel

Pentagon Klaim Program Nuklir Iran Mundur hingga Dua Tahun Pascaserangan Amerika Serikat

Juru Bicara Departemen Pertahanan AS, Sean Parnell, menyatakan bahwa penilaian resmi dari kerusakan akibat serangan tersebut mendekati durasi 2 tahun

Maxar Technologies/NDTV
FORDOW PASCA DIBOM AS - Pemandangan fasilitas nuklir Iran di Fordow pasca dibom Amerika Serikat berdasar citra satelit Maxar Technologies, Sabtu, 21 Juni 2025. Juru Bicara Departemen Pertahanan AS, Sean Parnell, menyatakan bahwa penilaian resmi dari kerusakan akibat serangan tersebut mendekati durasi dua tahun. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa serangan militer AS pada 10 hari yang lalu telah merusak program nuklir Iran hingga dua tahun.

Juru Bicara Departemen Pertahanan AS, Sean Parnell, menyatakan bahwa penilaian resmi dari kerusakan akibat serangan tersebut mendekati durasi dua tahun.

Baca juga: Pentagon: Pengeboman AS Buat Program Nuklir Iran Mundur 2 Tahun

Parnell tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya.

“Kami telah merusak program mereka selama satu hingga dua tahun, setidaknya penilaian intelijen di dalam Departemen (Pertahanan) menilai demikian,” kata Parnell dalam briefingnya kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (3/7/2025).

Baca juga: Menlu Iran: Fasilitas Nuklir Fordow Rusak Parah setelah Dibom AS

Pada 22 Juni lalu, pembom militer AS melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran.

Dalam operasi tersebut, AS meluncurkan lebih dari selusin bom penghancur bunker seberat 30.000 pon (13.600 kg) dan lebih dari dua lusin rudal jelajah Tomahawk.

Intensitas serangan ini bertujuan untuk melumpuhkan infrastruktur nuklir Teheran.

Penilaian intelijen AS mengenai dampak serangan ini terus dipantau ketat.

Pasalnya, tak lama setelah serangan Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa program nuklir Iran telah "telah hancur total” akibat serangan AS.

Namun, intelijen AS umumnya membutuhkan waktu berminggu-minggu atau lebih untuk menyimpulkan bahwa program nuklir Iran memang telah hancur total.

“Semua intelijen yang kami lihat telah membuat kami yakin bahwa fasilitas-fasilitas Iran, terutama yang dimaksud, telah dihancurkan sepenuhnya,” tambah Parnell.

Pada akhir pekan lalu, Kepala Badan Energi Atom (IAEA) PBB, Rafael Grossi, mengatakan kalau Iran kemungkinan dapat memproduksi uranium yang diperkaya dalam beberapa bulan ke depan.

Pernyataan Grossi ini menimbulkan keraguan tentang seberapa efektif serangan AS dalam melumpuhkan program nuklir Teheran.

Selain itu, beberapa pakar memperingatkan kemungkinan Iran telah memindahkan cadangan uranium yang diperkaya—yang diyakini mendekati kadar yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir—dari situs Fordow yang terkubur sangat dalam, sebelum serangan AS.

Cadangan ini diduga kini disembunyikan.

Baca juga: Seperti Ucapan Trump, Menlu Araghchi Sebut Fasilitas Nuklir Fordow Iran Rusak Parah usai Diserang AS

Namun, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pekan lalu menegaskan tidak ada laporan intelijen yang ia terima yang menunjukkan Iran memindahkan uranium yang diperkaya untuk melindunginya dari serangan AS.

Sebagai informasi, penilaian awal dari Badan Intelijen Pertahanan AS pada minggu lalu menyiratkan bahwa serangan AS terhadap tiga situs nuklir Iran mungkin hanya menunda program nuklir Iran selama beberapa bulan.

Namun, para pejabat pemerintahan Trump mengklaim kalau penilaian tersebut memiliki tidak dapat dipercaya dan bahwa bukti baru dari intelijen menunjukkan bahwa serangan tersebut menimbulkan kerugian besar bagi program nuklir Iran.

Dari pihak Iran, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengonfirmasi kerusakan parah di situs nuklir Fordow.

"Tidak ada yang tahu persis apa yang terjadi di Fordow. Meskipun demikian, apa yang kami ketahui sejauh ini adalah bahwa fasilitas-fasilitas tersebut telah rusak parah dan berat," ujar Araqchi dalam wawancara dengan CBS News pada Selasa. (Grace Sanny Vania)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan