Selasa, 26 Agustus 2025

Konflik Iran Vs Israel

Iran dan Israel Tak Lagi Saling Luncurkan Rudal, tapi Perang Siber Makin Memanas, Kata Pakar

Pakar keamanan menyebutkan bahwa perang Iran dan Israel belum sepenuhnya mereda, masih ada perang siber yang semakin memanas.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Pexels
PERANG SIBER - Ilustrasi serangan siber yang diunduh dari Pexels pada 6 Juli 2025. Pakar keamanan menyebutkan bahwa perang Iran dan Israel belum sepenuhnya mereda, masih ada perang siber yang semakin memanas. 

Iran disebut memiliki jaringan kelompok peretas (hacktivist) yang sangat aktif, terutama sejak konflik terbaru dengan Israel kembali memanas.

Mengutip Euro News, Ron Meyran, Wakil Presiden Bidang Intelijen Ancaman Siber di perusahaan keamanan siber AS, Radware, menyampaikan dalam laporannya bahwa setidaknya 60 dari 100 kelompok hacktivist yang muncul sejak dimulainya Perang 12 Hari adalah pro-Iran dan berasal dari kawasan Timur Tengah atau Asia.

Kelompok-kelompok ini diketahui meluncurkan hingga 30 serangan DDoS (Distributed Denial of Service) per hari terhadap berbagai situs di Israel, yang mengakibatkan gangguan serius terhadap lalu lintas internet normal, menurut temuan Radware.

Bahkan, beberapa di antaranya mengancam akan menyerang situs-situs di Inggris dan Amerika Serikat apabila para pemimpin negara tersebut memutuskan untuk "bergabung dalam perang melawan Iran."

Laporan Radware juga menyoroti keberadaan sejumlah besar kelompok peretas yang disponsori negara Iran, yang sebelumnya telah menargetkan infrastruktur Israel.

Kelompok-kelompok yang dimaksud antara lain MuddyWater, APT35 (juga dikenal sebagai OilRig atau Charming Kitten), dan APT39 (Remix Kitten).

Dengan dukungan dari Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), kelompok-kelompok ini terlibat dalam berbagai operasi dunia maya seperti serangan terhadap infrastruktur penting Israel, penyebaran malware, dan spionase siber dan pencurian data sensitif
 
Menurut laporan Microsoft tahun 2024, lonjakan aktivitas siber yang berasal dari Iran mulai terlihat sejak konflik antara Israel dan Hamas di Gaza pada tahun 2023.

Sejak saat itu, operasi siber tidak hanya meningkat secara kuantitas, tetapi juga dalam tingkat koordinasi, kompleksitas, dan dampaknya terhadap target-target asing. 

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan