Selasa, 16 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Setuju Bebaskan 10 Sandera, tapi Israel Harus Mundur dari Gaza

Hamas mengisyaratkan persetujuan membebaskan 10 sandera dengan syarat Israel menarik pasukan dari Jalur Gaza dan gencatan senjata permanen.

Telegram Brigade Al-Qassam
PEMBEBASAN SANDERA ISRAEL - Foto ini diambil pada Jumat (31/1/2025) dari publikasi resmi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Kamis (30/1/2025), menunjukkan tentara wanita Israel, Agam Berger, yang dibebaskan anggota Brigade Al-Qassam melambaikan tangan kepada warga Palestina dalam pertukaran tahanan ketiga di Jalur Gaza pada Kamis (30/1/2025). Pada 9 Juli, Hamas dikabarkan setuju untuk membebaskan 10 sandera dengan syarat. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Taher al-Nunu, mengisyaratkan persetujuan gerakannya untuk membebaskan 10 sandera yang ditahan di Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya pada Rabu malam, pemimpin Hamas terus melanjutkan upaya untuk melanjutkan putaran perundingan dengan Israel melalui mediator.

"Kesepakatan yang diharapkan tercapai akan memastikan aliran bantuan kemanusiaan yang mendesak dan meringankan penderitaan rakyat Palestina yang semakin parah," kata Hamas dalam pernyataannya pada Rabu (9/7/2025).

Ia mengatakan putaran negosiasi saat ini menghadapi tantangan yang signifikan.

"Kami akan terus bekerja secara serius dan positif dengan para mediator untuk mengatasi hambatan, meskipun negosiasi sulit dilakukan karena kerasnya pendudukan," lanjutnya. 

Menurut pernyataan Taher al-Nunu, ada dua isu mendasar yang sedang dibahas dalam putaran perundingan antara Hamas dan Israel.

Pertama, masuknya dan mengalirnya bantuan ke Jalur Gaza, tanpa campur tangan Israel atau penerapan mekanisme yang merendahkan martabat rakyat Palestina.

Kedua, penarikan Israel pada tahap pertama harus dilakukan dengan cara yang tidak memengaruhi kehidupan dan masa depan warga Palestina, membuka jalan bagi negosiasi tahap kedua, dan jaminan untuk melanjutkan negosiasi tersebut.

Hamas menekankan isu-isu inti masih dalam negosiasi, terutama memastikan aliran bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan di Jalur Gaza, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza dan memastikan gencatan senjata yang permanen dan komprehensif.

Kepada Al Jazeera, Taher al-Nunu menekankan pentingnya jaminan internasional, terutama dari sekutu Israel, Amerika Serikat.

"Amerika Serikat memiliki pengaruh nyata untuk menekan Israel agar mengakhiri perang," katanya.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya Trump Mendukung Hamas, Cegah Israel Serang Gaza Selamanya

"Jika ada kemauan politik dan jaminan nyata dari Amerika Serikat, kami yakin kami akan mencapai akhir perang ini," lanjutnya.

Ketika ditanya tentang persyaratan yang ditetapkan Hamas untuk menyetujui perjanjian, Taher al-Nunu mengatakan Hamas menuntut penghentian serangan dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Ia menegaskan Hamas menekankan tuntutan ini sejak awal.

"Kita berbicara tentang perjanjian 60 hari yang diselingi dengan negosiasi mengenai gencatan senjata lengkap dan penarikan pasukan secara menyeluruh dari Jalur Gaza," katanya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan