Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gencatan Senjata Alot, Israel Minta Waktu 2 Minggu untuk Rampungkan Kesepakatan dengan Hamas

Israel minta waktu untuk rampungkan negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan Hamas selama dua minggu

khaberni/tangkap layar
LAMBAIKAN TANGAN - Israel minta waktu untuk rampungkan negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan Hamas selama dua minggu lantaran kesepakatan mengalami jalan buntu, meski sejumlah kemajuan telah dicapai. 

Namun, Hamas menolak opsi ini, menyebutnya sebagai bentuk penyerahan sepihak.

Hamas  dengan tegas menolak syarat yang dibawa Israel ke meja negosiasi itu. Hamas, yang diyakini masih menyandera puluhan warga Israel dan asing, menyebut kehadiran Israel sebagai bentuk pendudukan yang tidak bisa ditoleransi.

Dengan Hamas dan Israel masih bersikeras pada posisi masing-masing, tercapainya gencatan senjata jangka panjang tampaknya masih jauh dari harapan.

Tekanan internasional terus meningkat, namun tanpa kompromi dari kedua belah pihak, konflik yang telah merenggut puluhan ribu nyawa ini masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Sementara perundingan berjalan lambat, kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Kekurangan bahan bakar, obat-obatan, dan air bersih telah mengancam nyawa ribuan pasien rumah sakit, termasuk bayi prematur dan pasien dialisis.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut situasi ini sebagai "kondisi kesehatan yang kaku" akibat pengepungan yang terus berlangsung.

RS di Gaza Krisis

Di tengah macetnya usulan gencatan senjata, kini sejumlah rumah sakit besar di wilayah konflik itu tengah menghadapi ancaman krisis bahan baku.

Ancaman krisis bahan bakar yang dirasakan layanan kesehatan di Gaza termasuk Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Khan Younis terjadi akibat pengepungan ketat oleh Israel.  

Sejak Israel mengintensifkan serangan bom ke berbagai wilayah di Gaza, sistem kelistrikan di wilayah itu mulai runtuh.

Alhasil fasilitas kesehatan dan rumah sakit sepenuhnya bergantung pada generator diesel untuk menjalankan operasi.

Ini berdampak langsung pada layanan darurat lainnya, termasuk unit perawatan intensif neonatal yang menampung ratusan bayi prematur yang dirawat di inkubator.

Jika aliran listrik terputus total, para dokter memperkirakan puluhan bayi akan kehilangan nyawa hanya dalam hitungan jam.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 600 fasilitas kesehatan di Gaza telah terdampak sejak konflik meningkat pada Oktober 2023.

Hanya 19 dari 36 rumah sakit yang beroperasi sebagian, dan 94 persen fasilitas medis rusak atau hancur. Kondisi inilah yang membuat korban jiwa akan meningkat drastis, terutama di kalangan pasien kritis seperti bayi prematur.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan