Konflik Palestina Vs Israel
Rencana Macron Akui Palestina Dikecam Trump: Apa yang Dia Katakan Tidak Penting
Keputusan presiden Prancis, Emmanuel Macron untuk mengakui negara Palestina mendapat kecaman dari Presiden AS Donald Trump.
TRIBUNNEWS.COM - Pada 25 Juli 2025, Presiden Prancis Emmanuel Macron secara resmi mengatakan akan segera mengakui Negara Palestina, bergabung dengan sekitar 150 dari 193 negara anggota PBB yang telah lebih dulu mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
Langkah Prancis ini menyusul pengakuan dari beberapa negara Eropa lainnya seperti Spanyol, Irlandia, dan Norwegia beberapa waktu sebelumnya.
Namun, keputusan Macron untuk membawa pengakuan ini ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan September mendatang segera memicu reaksi keras, termasuk dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Pada Jumat (25/7/2025), Trump secara terbuka mengecam rencana Macron yang menyatakan Prancis akan mengakui Palestina sebagai negara di Majelis Umum PBB pada September mendatang.
"Apa yang dia katakan tidak penting," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
"Dia orang yang sangat baik. Saya menyukainya, tetapi pernyataan itu tidak berbobot," tambahnya, dikutip dari Al-Arabiya.
Pernyataan Trump merespons unggahan Macron di platform X (dulu Twitter), di mana Presiden Prancis menyampaikan niatnya untuk mengakui Palestina sebagai bentuk dukungan terhadap perdamaian dan kemanusiaan di Gaza.
“Sesuai dengan komitmen historisnya terhadap perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina. Saya akan mengumumkannya dengan sungguh-sungguh di Sidang Umum PBB pada bulan September tahun ini,” tulis Macron, dikutip dari Al Jazeera.
“Kita harus membangun Negara Palestina yang menjamin kelangsungan, menerima demiliterisasi, dan sepenuhnya mengakui Israel. Tidak ada alternatif lain,” tulis Macron.
Dalam suratnya kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Macron menekankan pentingnya gencatan senjata, pembebasan sandera, pengiriman bantuan, dan rekonstruksi Gaza pascaperang.
Konflik antara Palestina dan Israel kembali memanas pada Oktober 2023, dengan eskalasi kekerasan yang signifikan.
Baca juga: Kanada Akan Akui Negara Palestina di PBB jika Israel Dijamin Aman
Sejak saat itu, Israel terus melancarkan serangan brutal di jalur Gaza hingga menewaskan lebih dari 59.600 warga Palestina.
Macron juga mendorong negara-negara mitra untuk mengambil langkah serupa, menyebut "perdamaian itu mungkin" jika semua pihak berkomitmen.
Namun, tanggapan dari Washington sangat berbeda.
Selain Trump, sejumlah senator AS dari Partai Republik mengecam rencana tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.