Konflik Rusia Vs Ukraina
Setelah 3 Pemimpin Dunia Bertemu, Apakah Perdamaian di Ukraina Semakin Dekat?
Pertemuan Trump, Zelensky, dan Putin di Alaska memunculkan harapan damai atas perang di Ukraina, tapi analis ragu gencatan senjata tercapai.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Bobby Wiratama
“Mereka tidak mengambil langkah nyata untuk membatasi ekspor material penting ke industri militer Rusia,” ujar Nikolay Mitrokhin dari Universitas Bremen kepada Al Jazeera.
Rusia disebut meningkatkan pembelian chip dan peralatan melalui negara-negara bekas Soviet seperti Kirgistan.
Analis Aleksey Kushch menilai bahwa perubahan sikap Trump terhadap perdamaian Ukraina berakar pada strategi geopolitik AS yang lebih besar.
Washington disebut ingin mengakhiri perang agar bisa fokus menghadapi Tiongkok, bukan Rusia.
“Tiongkok selalu menang jika terjadi konfrontasi antara AS dan Rusia,” ujarnya.
Veteran perang Ukraina, Yuri Bohdanchenko, menambahkan bahwa pola pikir Presiden Putin menjadi penghalang utama perdamaian.
“Putin tidak ingin terlihat lemah. Ia menggunakan perang sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan menekan oposisi,” katanya kepada Al Jazeera.
Dengan berbagai kepentingan global yang saling bertabrakan, para analis menyimpulkan bahwa meski diplomasi terus berjalan, perdamaian di Ukraina masih jauh dari pasti.
Hasil Pertemuan Trump dengan Putin dan Zelensky
Pertemuan Trump dan Putin di Alaska pada Jumat (15/8/2025) kemarin berakhir tanpa kesepakatan konkret.
Akan tetapi, KTT Trump-Putin di Alaska dinilai sebagai kemenangan diplomatik bagi Putin.
Media seperti The Guardian dan AP menyebut KTT Trump-Putin di Alaska ini mengakhiri status Putin sebagai paria internasional sejak invasi ke Ukraina.
Istilah "paria internasional" merujuk pada negara atau aktor global yang terpinggirkan secara diplomatik dan moral oleh komunitas internasional karena tindakan, kebijakan, atau ideologinya dianggap melanggar norma global.
Baca juga: Serangan Drone Ukraina Picu Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd
Contoh negara yang pernah disebut sebagai paria internasional termasuk Korea Utara, Iran, dan Rusia pasca-invasi ke Ukraina.
Istilah ini bukan hanya label, tapi mencerminkan konsekuensi nyata dalam diplomasi, ekonomi, dan keamanan.
Meski Trump mengklaim ada “kemajuan besar,” tidak ada gencatan senjata atau konsesi nyata dari kedua pihak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.