Konflik Rusia Vs Ukraina
Setelah 3 Pemimpin Dunia Bertemu, Apakah Perdamaian di Ukraina Semakin Dekat?
Pertemuan Trump, Zelensky, dan Putin di Alaska memunculkan harapan damai atas perang di Ukraina, tapi analis ragu gencatan senjata tercapai.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Bobby Wiratama
Seorang pejabat Rusia menyatakan bahwa Putin tidak memberi apa pun, tetapi tetap mendapatkan semua yang diinginkan.
Ukraina merasa kecewa dan dikhianati atas sambutan hangat Amerika terhadap Putin.
Warga Kyiv melihat pertemuan itu sebagai sinyal bahwa kepentingan Ukraina tidak lagi menjadi prioritas.
Analis memperingatkan bahwa hasil KTT bisa meningkatkan tekanan pada Ukraina untuk menerima syarat yang menguntungkan Rusia.
Trump bahkan menyerahkan tanggung jawab negosiasi kepada Zelensky dan negara-negara Eropa.
Pasca KTT Alaska, Trump bertemu Zelensky di Gedung Putih pada Senin (18/8/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Trump menyatakan komitmen untuk memberikan “perlindungan yang sangat baik” kepada Ukraina.
Namun, belum ada keputusan konkret terkait jaminan keamanan atau pengerahan pasukan Barat.
Zelensky menolak usulan Trump yang mendorong Ukraina menyerahkan wilayah Donbas sebagai syarat perdamaian.
Ia menegaskan bahwa penghentian pertempuran adalah syarat mutlak sebelum pembicaraan damai bisa dimulai.
Meski pertemuan berlangsung dalam suasana lebih hangat dibanding sebelumnya, Zelensky tetap bersikukuh menolak konsesi wilayah.
Trump, yang sebelumnya sempat menghentikan bantuan militer dan menyebut Zelensky “tidak tahu berterima kasih,” kini menunjukkan sikap lebih konstruktif.
Akar Konflik Rusia-Ukraina
Baca juga: Langit Ukraina Memerah, Rusia Lancarkan Serangan Rudal & Drone Targetkan Infrastruktur Energi
Pertikaian kedua negara bukanlah konflik yang muncul secara tiba-tiba, melainkan hasil dari ketegangan historis yang terus membara sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Saat Ukraina mendeklarasikan kemerdekaannya, hubungan antara Moskow dan Kyiv mulai dipenuhi kecurigaan dan perebutan pengaruh.
Ketegangan meningkat tajam pada 2014, ketika Revolusi Euromaidan menggulingkan pemerintahan pro-Rusia di Ukraina.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.