Rabu, 3 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Klaim Tentara Israel Laksanakan Misi Rahasia Eksekusi Tokoh Bertopeng Hamas

Netanyahu mengatakan tentara 'Israel' sedang melaksanakan keputusan yang diambil oleh kabinet keamanan untuk mengeksekusi Abu Obeida

AFP Emmanuel Dunand/X
SALING KECAM - Baru-baru ini, Hamas lewat juru bicaranya, Abu Obeida, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, saling mengancam satu sama lain. Hamas menyebut Israel biadab, sedangkan Netanyahu mendesak Hamas agar menyerah. 

Netanyahu Klaim Tentara Israel Laksanakan Misi Rahasia Eksekusi Tokoh Bertopeng Hamas

TRIBUNNEWS.COM - Israel mengeluarkan pernyataan seputar pelaksanaan operasi yang menargetkan seorang tokoh utama gerakan pembebasan Palestina, Hamas, Abu Obaida.

Perdana Menteri 'Israel' Benjamin Netanyahu pada Minggu (31/8/2025) mengatakan kalau tentara Israel tengah melaksanakan keputusan operasi penyerangan yang diambil oleh kabinet keamanan.

Meski begitu, Netanyahu tidak memberikan informasi lebih lanjut terkait operasi rahasia tersebut.

Baca juga: Petempur Brigade Qassam Coba Culik Tentara Israel dalam Serangan ke Pos  Brigade Kfir di Khan Younis

Berbicara dalam sebuah pertemuan pemerintah, Netanyahu mengklaim bahwa militer “menyerang juru bicara Hamas Abu Obaida” dan bahwa mereka “menunggu hasilnya.”

Netanyahu menduga Hamas belum memberikan tanggapan atas serangan yang membidik sosok juru bicara Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas yang terkenal dengan topeng wajah menggunakan kain keffiyeh tersebut.

Netanyahu mengklaim hal ini bisa jadi karena “tidak ada pihak yang bisa mengklarifikasi masalah ini.”

Hamas mengeluarkan pernyataan pada Sabtu malam yang menyerukan kepada publik untuk tidak mendengarkan informasi yang salah dan menyebut rumor tersebut sebagai bagian dari upaya perang psikologis yang lebih luas yang dimaksudkan untuk mengacaukan moral internal dan menciptakan kebingungan di Gaza.

BALAS ANCAMAN ISRAEL - Abu Obeida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam membalas ancaman Israel yang mengultimatum untuk menyetujui tawaran AS soal perpanjangan gencatan senjata. Qassam menyatakan Israel berisiko membunuh sandera mereka sendiri yang ada di tangan Hamas.
BALAS ANCAMAN ISRAEL - Abu Obeida, juru bicara militer Brigade Al-Qassam membalas ancaman Israel yang mengultimatum untuk menyetujui tawaran AS soal perpanjangan gencatan senjata. Qassam menyatakan Israel berisiko membunuh sandera mereka sendiri yang ada di tangan Hamas. (Foto: rekaman video)

Hamas: Bagian dari Propaganda dan Psy War Israel

Meski Hamas belum mengeluarkan pernyataan resmi, pasukan keamanan kelompok perlawanan Palestina Hamas telah memperingatkan publik terhadap klaim Israel tersebut.

Menurut kelompok perlawanan, rumor-rumor ini merupakan bagian dari kampanye 'Israel' yang disengaja yang dirancang untuk melayani tujuan intelijen dan psikologis.

Perlawanan tersebut memperingatkan bahwa misinformasi tersebut merupakan bagian dari upaya perang psikologis yang lebih luas yang bertujuan untuk mengacaukan moral internal dan menciptakan kebingungan di Gaza.

"Menurut kelompok perlawanan, rumor-rumor ini merupakan bagian dari kampanye 'Israel' yang disengaja yang dirancang untuk melayani tujuan intelijen dan psikologis," kata laporan RNTV.

Pernyataan tersebut menekankan, media Israel dikontrol ketat oleh militer (IDF) dan badan intelijen Israel.

Kontrol ketat ini membuat tidak ada informasi apapun yang dipublikasikan tanpa persetujuan keamanan sebelumnya.

Insiden-insiden sebelumnya telah menunjukkan kalau Israel sering menyebarkan laporan palsu tentang para pemimpin yang menjadi target untuk memanipulasi perilaku mereka, mengumpulkan intelijen, dan mempersiapkan potensi operasi.

Perlawanan tersebut memperingatkan, misinformasi tersebut merupakan bagian dari upaya perang psikologis yang lebih luas yang dilakukan Israel dengan tujuan untuk mengacaukan moral internal dan menciptakan kebingungan di Gaza.

Warga Gaza diimbau untuk tidak menyebarkan berita bohong tersebut, karena berita bohong tersebut bertujuan untuk melemahkan kepercayaan masyarakat dan merusak persatuan Palestina.

Juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Obeida
Juru bicara sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, Abu Obeida (X/Twitter)

Seputar Abu Obaida

Abu Obaida adalah juru bicara militer Brigade Izz ad-Din al-Qassam, sayap bersenjata Hamas di Gaza.

Selama hampir dua dekade, namanya identik dengan pernyataan dan pengumuman militer brigade militer Hamas tersebut selama konfrontasi dengan Israel.

Berikut beberapa hal seputar Abu Obaida dikutip dari sejumlah sumber:

Nama Perang, Penampilan

Dikenal dengan nama samaran “Abu Obaida,” yang diyakini terinspirasi oleh sahabatnya Abu Obaida ibn al-Jarrah, ia selalu muncul dengan wajah tertutup dan keffiyeh merah, menjaga identitasnya tetap pribadi sebagai bagian dari strategi media yang disengaja.

Awal Kemunculan Sebagai Juru Bicara Brigade Al Qassam

Abu Obaida memulai aktivitas medianya di awal tahun 2000-an, mengambil peran sebagai juru bicara resmi setelah penarikan pasukan Israel dari Gaza pada tahun 2005. 

Penampilan besar pertamanya adalah pada tahun 2006, ketika ia mengumumkan penangkapan tentara Israel Gilad Shalit, yang memperkuat posisinya sebagai tokoh media utama Brigade Qassam.

Peran dan Tanggung Jawab

Ia bertanggung jawab menyampaikan pernyataan militer brigade, seringkali melalui rekaman video selama eskalasi.

Gaya komunikasinya ringkas dan lugas, berfokus pada masalah militer tanpa menyinggung isu politik atau pribadi.

Abu Obaida secara konsisten mempertahankan perannya sebagai juru bicara militer saja, muncul pada saat-saat penting untuk memastikan pernyataannya menjadi bagian utama liputan media selama konflik di Gaza.

Rangkuman Pernyataan Penting (2023–2025)

Dalam beberapa tahun terakhir, Abu Obaida semakin terlihat, tercatat telah tampil di 27 media sejak 7 Oktober 2023, termasuk pernyataan di televisi dan pesan audio atau video. Pernyataan penting yang disampaikan antara lain:

4 November 2023:

Mengumumkan penghancuran 24 kendaraan militer 'Israel', menyebutnya sebagai "perang yang tidak seimbang, tetapi akan dikenang dalam sejarah."

8 Juni 2025:

Mengomentari pengepungan tentara Israel Metan Tsangawker, menyatakan Israel “tidak akan mampu menyelamatkannya hidup-hidup.”

29 Agustus 2025:

Memperingatkan bahaya pendudukan Gaza, dengan mengatakan: “Rencana Israel akan menjadi kutukan bagi kepemimpinannya, perlawanan dalam keadaan siaga, dan tawanan Israel akan bersama tentara di zona pertempuran yang sama.”

 

 

(oln/rntv/*)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan