Jumat, 5 September 2025

Trump Sindir Xi Jinping: Beijing bak Kacang Lupa Kulit, Abaikan Jasa AS pada Perang Dunia II

Trump sindir Xi Jinping, sebut China kacang lupa kulit tak menghargai jasa AS dalam membantu Tiongkok lawan pendudukan Kepang selama Perang Dunia II

White House
PROFIL DONALD TRUMP - Foto ini diambil dari laman resmi White House pada Sabtu (28/6/2025) yang menampilkan Presiden Donald Trump. Trump sindir Xi Jinping, sebut China kacang lupa kulit tak menghargai jasa AS dalam membantu Tiongkok lawan pendudukan Kepang selama Perang Dunia II 

Termasuk Profesor Rana Mitter dari Harvard Kennedy School yang mengklaim bahwa hubungan kedua negara saat itu saling membutuhkan.

“Tanpa perlawanan berkelanjutan dari China, Amerika akan menghadapi masalah jauh lebih besar di Asia-Pasifik. Sebaliknya, tanpa bantuan keuangan dan militer Amerika, China akan sulit bertahan sampai akhir perang,” katanya.

Namun, sejumlah media Barat seperti The Washington Post menilai bahwa China kini berusaha menghapus peran Amerika dalam catatan sejarah kemenangan Perang Dunia II.

Hal ini terlihat pada Selasa (3/9/2025), ketika Presiden Xi Jinping menjamu Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing menjelang parade militer terbesar, di mana Xi lebih menekankan pada hubungan China–Rusia ketimbang menyebut kontribusi Amerika Serikat.

Trump Tuding XI, Putin, Kim Bersekongkol

Selain melayangkan sindiran, dalam kesempatan tersebut Trump juga menuduh Beijing bersekongkol dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk melawan Amerika Serikat.

Tuduhan ini ia lontarkan, bersamaan dengan parade militer terbesar Tiongkok yang dihadiri 26 kepala negara, termasuk Putin dan Kim.

Trump menuding Xi Jinping, Vladimir Putin, dan Kim Jong Un bersekongkol karena ia melihat adanya kedekatan politik yang ditunjukkan dalam parade militer besar di Beijing.

Dalam acara itu, Xi duduk berdampingan dengan Putin dan Kim, sebuah simbol yang menurut banyak pengamat bisa dimaknai sebagai upaya membangun poros anti-Barat.

Bagi Trump, momen tersebut semakin mencurigakan karena berlangsung di tengah memanasnya hubungan antara Washington dan Beijing dan Moskow.

Ia menilai kebersamaan ketiga pemimpin itu bukan sekadar seremoni, melainkan langkah strategis yang bisa melemahkan pengaruh Amerika Serikat di dunia.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan