Konflik Rusia Vs Ukraina
Janji Setia Kim Jong Un kepada Putin, Korea Utara Selalu Dukung Rusia
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Putin saling memberikan sikap hangat dalam pertemuan mereka di Beijing, China pada hari Rabu.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
Gelas minum Kim Jong Un juga disingkirkan.
"Setelah negosiasi selesai, staf yang mendampingi kepala DPRK dengan hati-hati menghancurkan semua jejak keberadaan Kim," kata reporter tersebut, merujuk pada Korea Utara.
Para analis menilai, langkah keamanan seperti yang dilakukan staf Kim bertujuan mencegah pihak luar—termasuk negara sahabat—menggali informasi tentang kondisi kesehatannya.
Setelah berbincang-bincang di ruangan itu, Kim dan Putin pergi untuk minum teh dan mengucapkan selamat tinggal yang hangat satu sama lain.
Sementara itu, setahun sebelumnya kedua pemimpin sudah menandatangani pakta pertahanan bersama yang berisi janji untuk saling membantu jika salah satu mendapat serangan militer.
Hubungan Rusia dan Korea Utara

Sebelum perang Ukraina 2022, hubungan Rusia dan Korea Utara terbilang hangat tapi tidak menonjol.
Setelah Uni Soviet runtuh, relasi sempat merenggang karena Moskow lebih fokus ke Barat dan mengurangi bantuannya, namun tetap menjaga hubungan bilateral, seperti dijelaskan AP News.
Memasuki awal 2000-an, hubungan kedua negara perlahan membaik.
Rusia ikut dalam pembicaraan enam pihak soal nuklir Korea Utara, beberapa kali menghapus utang Pyongyang, dan membuka kerja sama ekonomi terbatas, seperti perdagangan batu bara, tenaga kerja, serta proyek rel lintas perbatasan.
Pada 24 Februari 2022, Putin menginstruksikan serangan terhadap Ukraina yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus".
Ketika Rusia mulai kekurangan amunisi akibat sanksi internasional dan kebutuhan perang yang terus meningkat, Moskow beralih mencari dukungan ke Korea Utara—negara yang juga terisolasi secara global.
Melalui skema yang disebut “Food for Arms”, Korea Utara memasok jutaan butir peluru artileri hingga rudal balistik, dengan imbalan pangan dan bahan bakar dari Rusia, menurut laporan The Guardian.
Bahkan, pasokan senjata dari Pyongyang diperkirakan telah memenuhi sekitar 70 persen kebutuhan artileri Rusia di medan tempur Ukraina.
Laporan tersebut berdasarkan citra satelit dan laporan intelijen Amerika Serikat (AS), Korea Selatan dan Jepang yang melaporkan pergerakan ratusan kontainer dari pelabuhan Rajin di Korea Utara ke pelabuhan Rusia seperti Vostochny dan Dunai sejak akhir 2023.
Namun, Rusia dan Korea Utara sama-sama membantah tuduhan transfer senjata.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.