Minggu, 7 September 2025

Laporan PBB Sebut Anak-anak di Tibet Semakin Jarang Gunakan Bahasa Ibu

Kondisi ini dilaporkan para ahli dari Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Editor: Wahyu Aji
Hasil olah kecerdasan buatan (AI), Kamis (4/9/2025)
ILUSTRASI bendera Tibet - Anak-anak Tibet disebut semakin kehilangan kemampuan berbahasa asli Tibet, bahkan dalam berkomunikasi dengan orang tua dan kakek-nenek mereka. 

Pernyataan itu sejalan dengan laporan Komisi Tinggi PBB untuk HAM, yang menilai sekolah asrama di Tibet memang dirancang untuk menjauhkan anak-anak dari bahasa dan budaya asli mereka.

“Konten pendidikan di sekolah asrama dibangun sepenuhnya di sekitar budaya mayoritas Han. Buku teks hampir seluruhnya mencerminkan pengalaman siswa Han, sementara anak-anak Tibet dipaksa menuntaskan kurikulum wajib dalam bahasa Mandarin tanpa akses pada pembelajaran tradisional,” sebut laporan tersebut.

Kondisi serupa terlihat di Prefektur Ngaba, di mana semua buku teks inti sekolah Tibet diganti dengan edisi Mandarin.

Guru diperintahkan mengajar seluruh mata pelajaran dengan bahasa Mandarin. Hanya pelajaran opsional bahasa Tibet yang masih menggunakan buku teks asli.

Jumlah sekolah asrama di Tibet terus meningkat pesat. Konsentrasinya bahkan jauh lebih tinggi dibanding wilayah lain di Tiongkok.

Bila secara nasional siswa berasrama sekitar 20 persen, di Tibet mayoritas anak-anak harus tinggal di asrama.

Sekolah pedesaan ditutup dan digantikan sekolah kabupaten atau kota, yang hampir seluruhnya menggunakan Mandarin dan berlokasi jauh dari rumah keluarga.

Kemampuan Berbahasa Tibet

Seorang remaja Tibet yang sempat bersekolah di asrama, lalu melarikan diri ke India, menceritakan pengalamannya kepada BBC:

“Aspek paling menantang adalah rasa rindu pada keluarga. Banyak anak lain yang ikut menangis. Yang lebih muda sering terbangun tengah malam, menangis, dan berlari ke gerbang sekolah.”

Dampak hilangnya kemampuan berbahasa Tibet juga terasa di bidang tradisional, seperti pengobatan Tibet.

Di Lhasa Tibetan Medical and Astrological College, instruksi medis terpaksa disampaikan dalam Mandarin karena mahasiswa tak lagi mampu memahami bahasa Tibet.

SUMBER

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan