Konflik Palestina Vs Israel
Tak Cuma Prabowo, Mikrofon Presiden Turki juga Mati saat Pidato di KTT PBB, Ini Penyebabnya
Hal yang terjadi terhadap Prabowo juga dialami oleh Presiden Turki ketika mikrofon yang digunakan saat berpidato di KTT PBB tiba-tiba mati.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Mikrofon saat Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mati ketika mereka tengah berpidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) soal solusi dua negara atau two state solution di New York, Amerika Serikat (AS), Senin (22/9/2025) waktu setempat.
Adapun momen itu dialami terlebih dahulu oleh Prabowo ketika tengah berpidato.
Sebelum mikrofon yang digunakan Prabowo mendadak mati, dirinya sempat menyebut bahwa Indonesia siap mengirimka pasukan penjaga perdamaian ke Gaza demi terelaisasinya perdamaian antara Palestina dan Israel.
"Kita siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kita siap menyediakan pasukan penjaga perdamaian...," kata Prabowo.
Barulah setelah itu, mikrofon Prabowo mendadak mati. Namun, dirinya tetap berbicara di mimbar. Hanya saja, tidak diketahui apa yang disampaikan oleh Prabowo tersebut.
Lalu, tampak seorang perempuan berjalan ke arah sebelah kiri Prabowo. Tak berselan lama, mikrofon pun kembali hidup dan terdengar suara Prabowo berbicara.
Baca juga: Pidato Prabowo di KTT PBB: Pengakuan Palestina adalah Langkah yang Benar!
Ternyata, momen tersebut merupakan akhir dari pidato Prabowo yang menyatakan agar perdamaian di Palestina segera terjadi.
“Damai, damai sekarang! Damai, segera! Kita butuh perdamaian. Terima kasih banyak,” kata Prabowo.
Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Hartyo Harkomoyo pun menjelaskan bahwa momen mikrofon mati tersebut karena Prabowo berpidato melebihi waktu yang telah ditentukan.
Adapun aturannya bahwa tiap pemimpin negara atau perwakilannya hanya diberikan waktu lima menit untuk berpidato.
"Berkaitan dengan pidato pertemuan di atas, terdapat rule of procedure bahwa setiap negara mendapat kesempatan lima menit," katanya pada Selasa (23/9/2025).
Sosok yang akrab disapa Yoyok itu mengatakan jika pidato lebih dari lima menit, maka mikrofon akan otomatis dimatikan dalam video live streaming atau siaran langsung yang ditayangkan di situs resmi maupun kanal YouTube PBB.
"Jadi suara yang tidak terdengar di video/streaming dikarenakan pidato yang lebih dari waktu yang ditentukan," kata Yoyok.
Hal yang sama juga dialami oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di mana mikrofonnya mati ketika masih berpidato.
Sebelum mikrofon mati, Erdoga menegaskan kebijakan pencaplokan dan aneksasi yang dilakukan Israel terhadap Palestina adalah upaya untuk menghambat terwujudnya solusi dua negara.
"Tujuan dilakukannya pencaplokan dan aneksasi sudah jelas yaitu untuk menghambat terwujudnya solusi dua negara, untuk tidak memberikan pengakuan kepada Palestina, mengasingkan warga Palestina, dan untuk mengimplementasikan ekspansi mereka (Israel) yang membuat terjadinya ketidakstabilan di kawasan..."
Setelah itu, mikrofon yang digunakan Erdogan mati. Hal itu diketahui ketika penerjemah meminta maaf karena tidak mendengar apa yang disampaikan oleh Erdogan.
"Maaf, saya tidak bisa mendengar Presiden. Saya tidak mendengar suaranya. Saya meminta maaf. Suaranya hilang," kata penerjemah.
Senada dengan penjelasan Yoyok, Kementerian Komunikasi Turki juga mengatakan bahwa matinya mikrofon Erdogan karena dirinya berpidato lebih dari lima menit.
"Waktu yang dialokasikan untuk pidato para kepala negara dan kepala pemerintahan adalah lima menit, dan tiga menit bagi pembicara lainnya," tulis Kementerian Komunikasi Turki di akun X resminya.
"Pidato Presiden kami, Yang Mulia Recep Tayyip Erdogan, juga dibatasi hingga lima menit dalam acara ini. Oleh karena itu, tidak mungkin Presiden kami dicegah untuk melanjutkan pidatonya atau dilakukan interupsi," sambungnya.
Kementerian Komunikasi Turki juga menjelaskan bahwa hal yang sama juga dialami oleh Presiden Prabowo Subianto.
"Pidato Yang Mulia Presiden melebihi waktu yang dialokasikan karena terkadang diinterupsi oleh tepuk tangan; sesuai dengan pengaturan teknis, mikrofon secara otomatis dimatikan pada akhir menit kelima.
"Presiden kami menyelesaikan pidatonya segera setelah itu. Demikian pula, mikrofon dimatikan dengan cara prosedural yang sama selama pidato Presiden Indonesia," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.