Konflik Palestina Vs Israel
Tutup Kuping dari Kritik, Netanyahu Nekat Tampil di PBB Tolak Palestina Merdeka
Meski menghadapi gelombang kecaman global atas agresi Gaza, Netanyahu nekat berangkat menuju New York untuk hadiri Sidang PBB pada Kamis (25/9/2025).
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan berangkat menuju New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada pada Kamis (25/9/2025).
Kehadirannya di Sidang Majelis Umum PBB dipastikan akan menjadi panggung panas, setelah ia berjanji mengecam para pemimpin Barat yang mengakui kemerdekaan Palestina, sebuah langkah yang ia sebut sebagai “kapitulasi memalukan”.
Ia menekankan bahwa keputusannya untuk berbicara lantang di forum PBB bertujuan meluruskan pandangan dunia sekaligus menegaskan bahwa kebijakan internasional yang berpihak pada Palestina sama sekali tidak mengikat Israel.
Menurutnya sejumlah negara Barat, termasuk Inggris, Prancis, Kanada, dan Portugal, telah salah langkah karena mendukung kemerdekaan Palestina di tengah konflik yang masih berlangsung di Gaza.
"Di Majelis Umum PBB, saya akan menyampaikan kebenaran kami — kebenaran tentang warga negara Israel, kebenaran tentang tentara IDF kami, dan kebenaran tentang negara kami," ujar Netanyahu , di landasan Bandara Ben Gurion.
“Saya akan mengecam para pemimpin yang, alih-alih mengecam para pembunuh, pemerkosa, dan pembakar anak, justru ingin memberi mereka sebuah negara di jantung Tanah Israel. Ini tidak akan terjadi." imbuhnya, dikutip dari The Times Of Israel.
Adapun langkah keras Netanyahu ini muncul di tengah kecaman global atas agresi Israel di Jalur Gaza yang menelan ribuan korban sipil.
Meski menghadapi gelombang kecaman global atas agresi militer Israel di Jalur Gaza, Netanyahu tetap memilih berangkat, menyampaikan pidato di Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 26 September 2025
Sikap nekat ini mencerminkan strategi politiknya: menunjukkan ketegasan di hadapan dunia, menjaga citra kepemimpinan di dalam negeri, serta memastikan pesan Israel tidak tenggelam di tengah tekanan internasional.
Baca juga: Takut Ditangkap, Netanyahu Terbang ke New York Lewat Jalur Memutar, Hindari Prancis dan Spanyol
Bagi Netanyahu, mundur dari panggung PBB hanya akan dianggap sebagai tanda kelemahan, sementara tampil dengan sikap menentang adalah cara untuk mempertahankan legitimasi pemerintahannya.
Pesawat Netanyahu Putar Haluan
Sebelum Netanyahu mendarat di New York, Pesawat resmi pemimpin Zionis itu memilih jalur udara tak lazim dalam penerbangan menuju Amerika Serikat, untuk menghadiri Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Data penerbangan menunjukkan pesawat yang dikenal dengan nama Wings of Zion sengaja menghindari sebagian besar wilayah udara Eropa, di tengah kekhawatiran akan risiko penangkapan dirinya oleh negara-negara anggota Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
ICC diketahui pada November 2024 telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza.
Tuduhan tersebut mencakup operasi militer Israel yang menewaskan ribuan warga sipil Palestina. Meski Israel membantah keras dakwaan itu, langkah ICC tetap menimbulkan tekanan besar di ranah internasional.
Buntut penangkapan tersebut, pesawat Netanyahu putar haluan,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.