Konflik Palestina Vs Israel
Demi Perdamaian di Gaza, Trump Kirim Tim Tambahan ke Mesir untuk Mendamaikan Hamas-Israel
Presiden AS, Donald Trump mengirim tim tambahan untuk melakukan negosiasi di Mesir demi tercapainya perdamaian di Gaza.
"Kami akan melakukan segala kemungkinan. Kami memiliki banyak kekuatan, dan kami akan melakukan segala kemungkinan untuk memastikan semua orang mematuhi kesepakatan itu," tutupnya.
Hamas Meminta Jaminan ke Trump
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, telah mengajukan tuntutan tegas kepada Trump.
Tuntutan itu termasuk penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, sebagai prasyarat untuk mencapai kesepakatan damai.
Seorang pejabat senior Hamas menyatakan kelompok tersebut berencana melepaskan tawanan Israel secara bertahap.
Namun, tahap pelepasan tersebut harus dikaitkan langsung dengan penarikan militer Israel dari Gaza.
Hamas menekankan, pembebasan tawanan terakhir harus bertepatan dengan penarikan final pasukan pendudukan Israel.
Juru runding utama Hamas, Khalil al-Hayya, mengungkapkan ketidakpercayaan kelompoknya terhadap Israel.
"Kami tidak memercayai pihak pendudukan, bahkan sedetik pun," ujarnya, menurut laporan Al Qahera News, dikutip dari Al Jazeera.
Oleh karena itu, Hamas menuntut "jaminan nyata" perang akan berakhir secara permanen dan tidak akan dimulai kembali, mengingat Israel dituduh melanggar dua kesepakatan gencatan senjata sebelumnya.
Baca juga: 6 Tahanan Palestina yang Terkenal Jadi Pusat Negosiasi Hamas-Israel, Ada Tahanan Paling Berbahaya
Secara paralel, payung faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas, mengeluarkan pernyataan bersama yang menegaskan sikap perlawanan dan menekankan, "tidak seorang pun berhak menyerahkan senjata rakyat Palestina".
Pernyataan ini jelas merujuk pada tuntutan utama dalam rencana 20 poin Trump yang mencakup perlucutan senjata kelompok perlawanan tersebut.
Sementara perundingan berlangsung, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merilis pernyataan untuk menandai ulang tahun kedua serangan 7 Oktober 2023.
Netanyahu menyebut konflik dua tahun terakhir sebagai "perang untuk eksistensi dan masa depan Israel", tanpa menyinggung secara langsung perundingan gencatan senjata.
Netanyahu menegaskan, Israel akan "terus bertindak untuk mencapai semua tujuan perang: pengembalian semua sandera, eliminasi kekuasaan Hamas, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menimbulkan ancaman bagi Israel".
Sikap ini kontras dengan tuntutan Hamas untuk penghentian total operasi militer.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.