Rabu, 29 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Peringatan Keras Trump ke Hamas: jika Tidak Mau Melucuti Senjata, Kami Bertindak

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan peringatan keras kepada kelompok militan Palestina, Hamas soal pelucutan senjata.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Bobby Wiratama
Facebook The White House
PRESIDEN AS TRUMP - Gambar diunduh dari Facebook The White House, Selasa (7/10/2025), memperlihatkan Presiden AS Donald Trump dalam unggahan pada 1 Oktober 2025. Trump memberikan peringatan keras kepada Hamas bahwa AS akan bertindak bila kelompok tersebut tidak segera melucuti senjata mereka. 
Ringkasan Berita:
  • Donald Trump memberi peringatan keras kepada Hamas.
  • Peringatan keras Trump ke Hamas ini meminta kelompok tersebut untuk segera melucuti senjata.
  • Bila tidak melucuti senjata, AS yang akan bertindak.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan peringatan keras kepada kelompok militan Palestina, Hamas.

Peringatan keras Donald Trump ini menyusul kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh AS.

Donald Trump memperingatkan bahwa jika Hamas tidak menunaikan janji untuk melucuti senjata, Washington akan mengambil tindakan tegas.

Bahkan, kata Trump, "mungkin dengan kekerasan" untuk melucuti kemampuan militer mereka.

Pernyataan itu disampaikan Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (14/10/2025), ketika ia ditanya mengenai jaminan bahwa Hamas akan benar-benar meletakkan senjata.

"Kami telah memberi tahu mereka bahwa kami ingin mereka melucuti senjata, dan mereka akan melucuti senjata."

"Dan jika mereka tidak melucuti senjata, kami akan melucuti mereka, dan itu akan terjadi dengan cepat dan mungkin dengan kekerasan," kata Trump, dikutip dari The Times of Israel.

"Mereka akan melucuti senjata," tegas Trump.

Trump mengklaim bahwa ia telah berkomunikasi dengan Hamas — walaupun kemudian mengklarifikasi bahwa pesan tersebut disampaikan melalui "orang-orangnya", merujuk pada utusan khusus AS, Steve Witkoff, dan menantunya, Jared Kushner.

Witkoff dan Kushner sebelumnya bertemu dengan negosiator tinggi Hamas untuk memastikan Washington akan meminta pertanggungjawaban Israel atas ketentuan rencana AS untuk mengakhiri perang di Gaza.

Ancaman untuk melucuti senjata ini muncul meskipun gencatan senjata yang ditengahi AS telah berlaku dan sebagian besar sandera yang masih hidup telah dibebaskan.

Baca juga: Jebakan Mic Bocor Ala Amerika, Prabowo Korban Terbaru? Terjadi di Era Trump, Biden hingga Reagen

Namun, Trump menyoroti bahwa "tugas belum selesai" karena Hamas belum mengembalikan sisa jasad para sandera yang meninggal sesuai janji dalam kesepakatan.

"SEMUA DUA PULUH SANDERA KEMBALI dan merasa sebaik yang diharapkan. Beban besar telah terangkat, tetapi tugas BELUM SELESAI. YANG MENINGGAL BELUM DIKEMBALIKAN, SEPERTI YANG DIJANJIKAN!" tulis Trump di akun Truth Social-nya.

Meskipun batas waktu pengembalian jasad sandera telah terlewati, perjanjian gencatan senjata memberikan kelonggaran waktu bagi Hamas untuk menemukan jasad sandera yang tersisa.

Netanyahu juga Beri Ancaman

Tak hanya Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengeluarkan ancaman serupa.

Netanyahu sebelumnya menyatakan harapan untuk mencapai fase perdamaian berikutnya dalam kesepakatan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Namun, ia secara tegas menggarisbawahi satu syarat mutlak yang harus dipenuhi Hamas, yakni pelucutan senjata dan demiliterisasi total.

Tanpa hal tersebut, Netanyahu memperingatkan, "semua kekacauan akan pecah".

Syarat yang digaungkan kembali oleh Netanyahu ini sejalan dengan kondisi yang ditetapkan Trump, mediator utama dalam kesepakatan damai tersebut.

"Pertama, Hamas harus menyerahkan senjatanya," kata Netanyahu dalam wawancara eksklusif dengan CBS Mornings.

"Dan kedua, Anda ingin memastikan bahwa tidak ada pabrik senjata di dalam Gaza. Tidak ada penyelundupan senjata ke Gaza. Itulah demiliterisasi," tegasnya.

Sementara Israel optimistis, kelompok militan Hamas menolak mentah-mentah persyaratan untuk menyerahkan persenjataannya.

Bantuan Bakal Dihentikan

Hamas kembali mengembalikan empat jenazah sandera lainnya pada Selasa (14/10/2025).

Baca juga: Trump Tak Yakin Masuk Surga Gara-gara Gencatan Senjata Israel-Hamas

Pengembalian empat jenazah ini dilakukan Hamas setelah Israel menuduh kelompok tersebut tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata.

Selain menuduh, Israel bahkan mengancam Hamas akan menghentikan bantuan ke Gaza.

Perselisihan mengenai jenazah 28 sandera menjadi krisis pertama dalam proses perdamaian.

Di antara para sandera yang meninggal dan jenazahnya belum dikembalikan adalah dua warga negara Amerika, Itay Chen dan Omer Neutra.

Dikutip Axios, Hamas berjanji untuk memulangkan ke-28 orang tersebut berdasarkan kesepakatan, tetapi menekankan selama negosiasi bahwa mereka tidak mengetahui lokasi pasti banyak dari mereka.

Kelompok tersebut mengatakan beberapa orang terjebak di bawah reruntuhan, dan mungkin butuh waktu berbulan-bulan untuk menemukan semuanya.

Pada hari Senin, Hamas memberi Israel empat jenazah melalui Palang Merah, lebih sedikit dari yang diperkirakan pejabat Israel.

Ketika terungkap bahwa Hamas tidak bermaksud mengembalikan jenazah tambahan pada hari Selasa, Israel mengklaim bahwa hal itu merupakan pelanggaran perjanjian dan mengancam akan menunda penerapan aspek penting lainnya dari kesepakatan tersebut.

Netanyahu juga menyetujui keputusan untuk memblokir pembukaan kembali penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, dan mengurangi separuh jumlah truk bantuan yang memasuki Gaza jika lebih banyak jenazah tidak dikembalikan.

Pihak Israel menekankan, melalui mediator Qatar dan Mesir, bahwa mereka melihat pengembalian jenazah sebagai bagian penting dari perjanjian.

Israel menuntut upaya maksimal dari Hamas untuk menemukan para jenazah.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan Hamas tampaknya baru menyadari betapa seriusnya Israel menanggapi masalah ini pada hari Selasa.

Pejabat tersebut mengklaim bahwa para pejabat Hamas kini menyadari bahwa Israel tahu lebih banyak daripada yang mereka duga tentang jumlah dan lokasi jenazah yang ditahan Hamas.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved