Konflik Palestina Vs Israel
Menantu Trump, Jared Kushner Bandingkan Gaza dengan Ledakan Nuklir tapi Bantah Terjadi Genosida
Dalam wawancara dengan CBS, Jared Kushner menggambarkan Gaza seperti lokasi ledakan nuklir tapi menolak menyebutnya genosida.
Ringkasan Berita:
- Jared Kushner, utusan AS untuk Timur Tengah sekaligus menantu Presiden Trump, memicu kontroversi setelah menyamakan kehancuran Gaza dengan lokasi ledakan nuklir namun menolak menyebutnya genosida.
- Dalam wawancara dengan CBS, ia dan Steve Witkoff membela Israel dan menolak tudingan konflik kepentingan dengan negara Teluk.
- Kushner juga mengungkap Trump sempat meminta Netanyahu meminta maaf ke Qatar demi mendorong gencatan senjata.
TRIBUNNEWS.COM – Pernyataan Utusan Amerika Serikat untuk Timur Tengah, sekaligus penasihat senior Presiden Donald Trump, Jared Kushner menuai kontroversi.
Menantu Trump tersebut membandingkan kehancuran di Gaza dengan lokasi ledakan nuklir, tetapi enggan menyebutnya sebagai genosida.
Al Mayadeen melaporkan, ucapan Kushner lantas memicu perdebatan.
Dalam wawancara bersama Steve Witkoff di program "60 Minutes" CBS, Kushner menggambarkan kondisi Gaza yang porak-poranda akibat serangan Israel.
“Rasanya hampir seperti bom nuklir yang diledakkan di daerah itu,” ujarnya, dikutip dari CBS News.
Kushner mengatakan ia menyaksikan warga Palestina kembali ke reruntuhan rumah mereka dan mendirikan tenda di lahan hancur.
“Mereka benar-benar tidak punya tempat lain untuk pergi,” katanya.
Akan tetapi, ketika ditanya apakah situasi itu termasuk genosida, ia menolak tegas, “Tidak, tidak.”
Witkoff, yang juga menjabat sebagai utusan khusus AS untuk Timur Tengah, mendukung pernyataan tersebut.
Dirinya menambahkan, “Sama sekali tidak… Ada perang yang sedang terjadi.”
Isu Konflik Kepentingan
Baca juga: 42 Orang Tewas di Gaza, Israel-Hamas Saling Tuduh Langgar Gencatan Senjata
CBS News juga menyoroti potensi konflik kepentingan karena hubungan bisnis Kushner dan Witkoff dengan negara-negara Teluk, termasuk Qatar.
Kushner menepis tudingan itu.
Menantu Trump tersebut mengatakan bahwa jaringan global mereka justru membantu proses diplomasi.
“Kalau bukan karena hubungan yang kami miliki, kesepakatan pembebasan sandera tidak akan terjadi,” ujarnya.
Witkoff menambahkan bahwa serangan Israel terhadap Qatar bulan lalu sempat “menghancurkan kepercayaan” dan membuat negosiasi semakin sulit
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.