Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Kirim Negosiator Ekonomi ke AS setelah Sesumbar Kebal Sanksi
Rusia mengirim negosiator ekonomi Kirill Dmitriev ke AS setelah Presiden Rusia Putin sesumbar Rusia kebal sanksi, menyusul sanksi minyak dari Trump.
Ringkasan Berita:
- Rusia mengirim Kirill Dmitriev untuk bernegosiasi dengan AS setelah Presiden AS Trump menjatuhkan sanksi minyak.
- Presiden Rusia Putin menyebut langkah Trump "tidak bersahabat".
- Trump yakin sanksi minyak itu akan merugikan ekonomi Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Negosiator ekonomi terkemuka Rusia, Kirill Dmitriev, tiba di Washington untuk berunding dengan pemerintah Amerika Serikat (AS).
Kunjungan itu terjadi dua hari setelah Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Moskow, Rosneft dan Lukoil serta 34 anak perusahaan mereka.
Utusan Rusia itu hanya menyebutkan kunjungannya untuk membahas masa depan AS-Rusia dan posisi Rusia dalam negosiasi perang Ukraina.
"Tiba di AS untuk melanjutkan dialog AS-Rusia – kunjungan yang direncanakan beberapa waktu lalu berdasarkan undangan dari pihak AS," kata Kirill Dmitriev di X, Jumat (24/10/2025).
Dmitriev juga mengatakan ia tidak yakin sanksi AS yang baru-baru ini dijatuhkan kepada perusahaan minyak Rusia akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Rusia.
"Harga minyak dunia akan naik dan Rusia akan menjual lebih sedikit galon minyak, tetapi dengan harga yang lebih tinggi," katanya, lapor CNN.
Selain itu, Dmitriev mengatakan pertemuan antara Donald Trump dan Putin akan terjadi, tetapi mungkin di kemudian hari.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut keputusan Trump sebagai langkah yang tidak bersahabat dan yakin ekonomi Rusia tidak akan terdampak secara signifikan.
Trump menanggapi reaksi Putin dengan mengatakan, "Saya senang dia merasa seperti itu. Itu bagus. Saya akan memberi tahu Anda enam bulan dari sekarang."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan keraguannya terhadap potensi dampak ekonomi setelah AS menjatuhkan sanksi minyak kepada Rusia.
"Kita lihat saja nanti. Kita lihat apa yang terjadi dalam enam bulan. Kita lihat apa yang kita miliki sekarang. Kita lihat apa yang terjadi setahun yang lalu, dua tahun yang lalu. Kita lihat apa yang terjadi dalam enam bulan dan setahun lagi," kata Dmitry Peskov, dikutip dari Russia Today.
Baca juga: Putin Balas Ancaman Trump, Tegaskan: Tak Ada Sanksi yang Bisa Jatuhkan Rusia
Setelah membatalkan pertemuannya dengan Putin, Trump menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan raksasa minyak Rusia untuk menguras dompet Moskow dalam upaya memaksanya mengakhiri perang di Ukraina.
Rusia berulang kali menyatakan negaranya telah kebal terhadap sanksi AS dan negara lain sejak awal invasinya.
Sebelumnya, Trump membatalkan rencana pertemuannya dengan Putin di Budapest, Hongaria, dengan mengatakan ia tidak ingin pertemuan yang sia-sia karena menurutnya, Putin tidak menunjukkan keseriusan untuk mengakhiri perang.
Kabar Terbaru Perang Rusia dan Ukraina
Perang Rusia dengan Ukraina memasuki hari ke-1.340 pada Sabtu (25/10/2025), memperpanjang perang sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.