Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Kirim Negosiator Ekonomi ke AS setelah Sesumbar Kebal Sanksi
Rusia mengirim negosiator ekonomi Kirill Dmitriev ke AS setelah Presiden Rusia Putin sesumbar Rusia kebal sanksi, menyusul sanksi minyak dari Trump.
Pada gilirannya, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan masih banyak yang bisa mereka lakukan untuk memperkuat kemampuan rudal jarak jauh Ukraina.
"Saya pikir masih banyak yang bisa kita lakukan terkait kapabilitas, khususnya ... kapabilitas jarak jauh dan, tentu saja, pekerjaan vital bagi koalisi yang bersedia terkait jaminan keamanan yang diperlukan," kata Keir Starmer.
-
Sekjen NATO Bahas Isu Pengiriman Rudal Tomahawk
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan ia telah membahas isu pengiriman rudal Tomahawk ke Ukraina dengan Presiden AS Donald Trump.
Ia mengatakan itu tersebut masih dalam peninjauan.
"Khususnya, Tomahawk, tentu saja, presiden dan saya membahasnya. Isu ini masih dalam peninjauan oleh presiden dan sekali lagi, keputusan berada di tangan AS," kata Mark Rutte.
-
Eropa Ingin Dukung Ukraina Pakai Aset Rusia, Belgia Skeptis
Sekutu Eropa menyatakan aset Rusia yang dibekukan perlu segera digunakan.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan ada kejelasan selama pertemuan di London mengenai kemajuan dalam penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk mendanai pinjaman guna mendukung Ukraina.
Menurutnya, gagasan tersebut harus segera direalisasikan.
Sehari sebelumnya, para pemimpin Uni Eropa tidak menyetujui rencana penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk mendanai pinjaman besar ke Kyiv, karena kekhawatiran yang diajukan oleh Belgia, tempat penyimpanan ratusan miliar dolar cadangan devisa Rusia.
Sementara itu, Rusia telah menjanjikan "respons yang menyakitkan" jika aset tersebut disita.
-
Rusia Bersikeras soal Konsensus Wilayah
Negosiator Rusia, Kirill Dmitriev, mengatakan ia yakin Rusia, Amerika Serikat, dan Ukraina hampir mencapai solusi diplomatik untuk mengakhiri perang.
Ia tidak memberikan detail apa pun tentang apa yang akan dicapai.
Sebelumnya dikabarkan negara-negara Eropa sedang bekerja sama dengan Ukraina dalam proposal baru untuk gencatan senjata dalam perang di sepanjang garis pertempuran saat ini, lapor Reuters.
"Ini langkah besar Presiden Zelenskyy untuk mengakui bahwa ini tentang garis pertempuran," kata Dmitriev, merujuk pada posisi militer Rusia yang mencaplok sebagian wilayah Ukraina.
"Anda tahu, posisinya sebelumnya adalah bahwa Rusia harus pergi sepenuhnya – jadi sebenarnya, saya pikir kita cukup dekat dengan solusi diplomatik yang dapat dicapai," lanjutnya.
-
Kremlin: Ukraina dan Barat Adalah Dalang di Balik Gagalnya Negosiasi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.