‘Romantisme Lama’ Washington dan Islamabad Bisa Ganggu Hubungan AS–India
Presiden Donald Trump, yang baru saja membanggakan diri sebagai penengah perdamaian pasca-ketegangan terbaru dengan India.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) disebut tergoda oleh ilusi lama: bahwa Pakistan dapat bertindak sebagai mitra yang dapat diandalkan di Asia Selatan.
Presiden Donald Trump, yang baru saja membanggakan diri sebagai penengah perdamaian pasca-ketegangan terbaru dengan India, kini kembali digoda oleh janji-janji dari para jenderal Pakistan.
Ini adalah skenario klasik, dan jarang berakhir baik bagi Amerika Serikat.
Kunjungan Sharif dan Munir ke Washington
September lalu, dua tokoh utama Pakistan—Perdana Menteri Shahbaz Sharif dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Asim Munir—datang ke Washington untuk bertemu Presiden Trump.
Mereka membicarakan sejumlah agenda, terutama soal ekonomi dan keamanan.
Dalam pertemuan itu, Munir menegaskan potensi besar Pakistan sebagai mitra strategis di tengah ketegangan global, sambil menawarkan peluang investasi di sektor energi dan mineral.
Mengutip One World Outlook, Minggu (26/10/2025), tawaran terbaru Pakistan terdengar menggoda: pembangunan pelabuhan baru senilai miliaran dolar di Pasni, Laut Arab.
Fasilitas itu dilengkapi akses ke tanah jarang dan mineral penting, dan hanya berjarak 70 mil dari pelabuhan Gwadar milik Tiongkok serta seratus mil dari Iran—lokasi strategis bagi AS untuk mengawasi dua pesaing utamanya di kawasan.
Panglima Angkatan Darat Pakistan, Marsekal Lapangan Asim Munir, memberi tahu Trump apa yang ingin didengarnya.
Seusai pertemuan di Gedung Putih, foto-foto viral menunjukkan Munir menyerahkan sekotak logam tanah jarang kepada Trump, sebagai simbol potensi mineral Pakistan yang bisa membantu AS mengurangi ketergantungan pada Tiongkok.
Namun, tak satu pun tawaran Islamabad yang gratis.
Tujuan utama Pakistan adalah menarik Washington menjauh dari kemitraan strategisnya dengan India—hubungan yang menjadi fondasi kebijakan Indo-Pasifik Amerika. Setiap kali Washington terlena oleh nostalgia peran 'istimewa' Pakistan, kepercayaan terhadap satu-satunya mitra demokratis di kawasan itu pun terkikis.
India Waspadai, Tapi Belum Terancam
Bagi India, kenyataan bahwa musuh bebuyutannya kembali menarik perhatian Washington menjadi perhatian strategis tersendiri.
Namun, Ajay Bisaria, mantan Duta Besar India untuk Pakistan, menilai New Delhi belum merasa terancam.
“Mengingat kondisi ekonomi Pakistan yang sulit, mereka terpaksa menyesuaikan kebijakan luar negerinya agar tetap relevan bagi tiga donor utama: AS, Tiongkok, dan Arab Saudi,” kata Bisaria kepada kantor berita DW.
| Trump Kepung Venezuela, Kirim Pesawat Pengebom AS untuk Hantui Langit Caracas |
|
|---|
| Korsel Bocorkan Skenario Rahasia: Trump dan Kim Jong Un Bakal Temu Kangen Pekan Depan |
|
|---|
| Putin Balas Ancaman Trump, Tegaskan: Tak Ada Sanksi yang Bisa Jatuhkan Rusia |
|
|---|
| 10 Negara dengan Aturan Tunjangan Pensiun DPR: AS Minimal Usia 62 Tahun, Beda dari Indonesia |
|
|---|
| Putin Tegaskan Rusia Tak akan Tunduk pada Tekanan AS meski Disanksi Trump, Peringatkan soal Rudal |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.