Selasa, 28 Oktober 2025

‘Romantisme Lama’ Washington dan Islamabad Bisa Ganggu Hubungan AS–India

Presiden Donald Trump, yang baru saja membanggakan diri sebagai penengah perdamaian pasca-ketegangan terbaru dengan India.

Editor: Wahyu Aji
Dokumentasi website whitehouse.gov
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersama dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan Kepala Angkatan Darat Marsekal Lapangan Asim Muinr di Ruang Oval Gedung Putih di Washington pada Kamis (25/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) disebut tergoda oleh ilusi lama: bahwa Pakistan dapat bertindak sebagai mitra yang dapat diandalkan di Asia Selatan.

Presiden Donald Trump, yang baru saja membanggakan diri sebagai penengah perdamaian pasca-ketegangan terbaru dengan India, kini kembali digoda oleh janji-janji dari para jenderal Pakistan.

Ini adalah skenario klasik, dan jarang berakhir baik bagi Amerika Serikat.

Kunjungan Sharif dan Munir ke Washington

September lalu, dua tokoh utama Pakistan—Perdana Menteri Shahbaz Sharif dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Asim Munir—datang ke Washington untuk bertemu Presiden Trump.

Mereka membicarakan sejumlah agenda, terutama soal ekonomi dan keamanan.

Dalam pertemuan itu, Munir menegaskan potensi besar Pakistan sebagai mitra strategis di tengah ketegangan global, sambil menawarkan peluang investasi di sektor energi dan mineral.

Mengutip One World Outlook, Minggu (26/10/2025), tawaran terbaru Pakistan terdengar menggoda: pembangunan pelabuhan baru senilai miliaran dolar di Pasni, Laut Arab.

Fasilitas itu dilengkapi akses ke tanah jarang dan mineral penting, dan hanya berjarak 70 mil dari pelabuhan Gwadar milik Tiongkok serta seratus mil dari Iran—lokasi strategis bagi AS untuk mengawasi dua pesaing utamanya di kawasan.

Panglima Angkatan Darat Pakistan, Marsekal Lapangan Asim Munir, memberi tahu Trump apa yang ingin didengarnya.

Seusai pertemuan di Gedung Putih, foto-foto viral menunjukkan Munir menyerahkan sekotak logam tanah jarang kepada Trump, sebagai simbol potensi mineral Pakistan yang bisa membantu AS mengurangi ketergantungan pada Tiongkok.

Namun, tak satu pun tawaran Islamabad yang gratis.

Tujuan utama Pakistan adalah menarik Washington menjauh dari kemitraan strategisnya dengan India—hubungan yang menjadi fondasi kebijakan Indo-Pasifik Amerika. Setiap kali Washington terlena oleh nostalgia peran 'istimewa' Pakistan, kepercayaan terhadap satu-satunya mitra demokratis di kawasan itu pun terkikis.

India Waspadai, Tapi Belum Terancam

Bagi India, kenyataan bahwa musuh bebuyutannya kembali menarik perhatian Washington menjadi perhatian strategis tersendiri.

Namun, Ajay Bisaria, mantan Duta Besar India untuk Pakistan, menilai New Delhi belum merasa terancam.

“Mengingat kondisi ekonomi Pakistan yang sulit, mereka terpaksa menyesuaikan kebijakan luar negerinya agar tetap relevan bagi tiga donor utama: AS, Tiongkok, dan Arab Saudi,” kata Bisaria kepada kantor berita DW.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved