Minggu, 9 November 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Trump Sesumbar jadi Penengah Ulung Usai Mediasi Konflik Thailand-Kamboja di KTT ASEAN Malaysia

Donald Trump memuji dirinya sebagai penengah ulung setelah menengahi perdamaian Thailand-Kamboja di sela KTT ASEAN di Malaysia.

|
Facebook The White House
GEBRAKAN TRUMP - Gambar diambil dari Facebook The White House pada Jumat (4/7/2025), memperlihatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam kunjungannya ke Iowa pada Kamis (3/7/2025). Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencuri perhatian di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/10/2025). 

Trump dijadwalkan melanjutkan lawatan ke Asia dengan menghadiri KTT APEC di Korea Selatan.

Dirinya dijadwalkan akan bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk membahas perdagangan dan isu Taiwan.

Konflik Thailand-Kamboja 2025

Konflik perbatasan mematikan antara Thailand dan Kamboja pada Juli lalu menewaskan puluhan orang, sebagian besar warga sipil.

Ratusan ribu orang lainnya terpaksa mengungsi dari wilayah sepanjang 817 kilometer yang telah lama disengketakan.

Garis perbatasan tersebut awalnya dipetakan lebih dari seabad lalu oleh bekas penguasa kolonial Kamboja, Prancis, dan kerap menjadi sumber ketegangan kedua negara.

Selama lima hari pertempuran, Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk menyerang sasaran militer Kamboja.

Sebagai sekutu perjanjian Amerika Serikat, militer Thailand memiliki hubungan erat dengan Washington.

Di sisi lain, Kamboja—yang baru saja menyelesaikan latihan militer tahunan ketujuh bersama sekutu dekatnya, China—membalas dengan menembakkan roket dan artileri ke wilayah Thailand.

Kedua pihak saling menuduh sebagai pemicu perang.

Baca juga: Trump Naikkan Tarif Impor Kanada 10 Persen Gara-gara Iklan TV Anti-Tarif

Situasi semakin memanas hingga Presiden AS Donald Trump turun tangan.

Ia melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan pelaksana tugas perdana menteri Thailand saat itu, Phumtham Wechayachai.

Dalam pembicaraan itu, Trump memperingatkan bahwa AS tidak akan menjalin kesepakatan dagang dengan kedua negara jika pertempuran berlanjut.

Sebelumnya, Trump juga sempat mengancam akan memberlakukan tarif sebesar 36 persen terhadap ekspor kedua negara ke AS, sampai akhirnya menetapkan tarif 19 persen.

Tak lama setelah intervensi tersebut, Trump mengumumkan di platform Truth Social miliknya bahwa Thailand dan Kamboja telah sepakat melakukan gencatan senjata.

Lalu, pada 28 Juli, kedua pihak menandatangani deklarasi gencatan senjata di Kuala Lumpur yang difasilitasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Perdana Menteri Hun Manet bahkan menyebut Trump layak dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian atas perannya dalam menghentikan konflik itu.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved