Rabu, 29 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1343: Perusahaan Minyak Rusia Jual Aset Luar Negeri usai Kena Sanksi AS

Terbaru, perusahaan minyak raksasa Rusia, Lukoil, mengumumkan akan menjual seluruh asetnya di luar negeri akibat sanksi AS.

Laman Resmi Lukoil
LUKOIL RUSIA. Foto dari laman resmi Lukoil, Selasa (28/10/2025), Perusahaan minyak raksasa Rusia, Lukoil, mengumumkan akan menjual seluruh asetnya di luar negeri akibat sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat. 
Ringkasan Berita:
  • Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung hingga hari ke-1.343 pada Selasa (28/10/2025).
  • Konflik ini bermula dari ketegangan sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991 dan memuncak saat Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
  • PBB melaporkan Rusia menggunakan drone untuk menyerang warga sipil, sementara pertempuran sengit terus terjadi di Pokrovsk.
  • AS menjatuhkan sanksi baru yang memaksa Lukoil menjual aset luar negeri, dan Norwegia waspada terhadap uji coba rudal nuklir Rusia.

TRIBUNNEWS.COM - Perang antara Rusia dan Ukraina kini telah memasuki hari ke-1.343 pada Selasa (28/10/2025).

Konflik tersebut bermula dari ketegangan panjang yang berakar sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991.

Sejak Ukraina memproklamasikan kemerdekaannya, hubungan dengan Moskow sering diwarnai perebutan pengaruh politik dan saling curiga.

Ketegangan mencapai titik baru pada 2014 ketika Revolusi Euromaidan menggulingkan pemerintahan pro-Rusia di Kyiv.

Tak lama setelah itu, Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dan memberikan dukungan terhadap kelompok separatis di wilayah Donbas.

Situasi memuncak pada Februari 2022, saat Moskow melancarkan invasi besar-besaran yang mengubah konflik lokal menjadi perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Terbaru, perusahaan minyak raksasa Rusia, Lukoil, mengumumkan akan menjual seluruh asetnya di luar negeri akibat sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat.

Perang Rusia-Ukraina kini dipandang bukan sekadar perebutan wilayah, tetapi juga pertarungan narasi, legitimasi politik, dan arah masa depan tatanan dunia.

Dunia pun menyadari bahwa akar konflik masih sangat dalam, dan jalan menuju perdamaian tampaknya masih jauh dari harapan.

Berikut adalah rincian lengkap peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina hari ke-1.343:

PBB Sebut Rusia Gunakan Drone untuk Serang Warga Sipil Ukraina

Baca juga: Rusia Beringas ke Ukraina Seusai Ditekan AS, Kiev Mandi Serangan Ratusan Drone dalam Semalam

Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB untuk Ukraina menemukan bahwa Rusia telah menggunakan pesawat tanpa awak untuk mengejar dan menjatuhkan bom pada warga sipil di dekat garis depan Ukraina, The Guardian melaporkan.

Serangan ini menyebabkan ribuan orang meninggalkan rumah mereka dan dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dalam laporan resminya, komisi mengatakan warga sipil dikejar dari jarak jauh menggunakan drone berkamera, kemudian diserang saat mencari perlindungan.

Temuan itu berdasarkan wawancara dengan 226 orang, termasuk korban, saksi, pekerja bantuan, dan pejabat lokal, serta ratusan video daring yang telah diverifikasi.

Serangan terjadi di tiga wilayah Ukraina selatan, di sekitar garis depan dan seberang sungai Dnipro dari pasukan Rusia, selama lebih dari satu tahun.

PBB: Serangan Drone Rusia di Ukraina Termasuk Kejahatan terhadap Kemanusiaan

Laporan setebal 17 halaman yang akan disampaikan kepada Majelis Umum PBB minggu ini menyebut serangan Rusia merupakan bagian dari kebijakan terkoordinasi untuk mengusir warga sipil.

Seorang perempuan dari Kherson menceritakan dirinya dikejar drone saat memarkir mobil, kemudian diserang dan terluka di garasi rumahnya.

Hari itu juga, dua drone lain menyerang rumahnya hingga ia terpaksa mengungsi.

Rusia membantah menargetkan warga sipil, namun bukti di lapangan menunjukkan ribuan korban sipil tewas akibat serangan Moskow.

The Guardian sebelumnya melaporkan adanya praktik “safari” yang dilakukan operator drone Rusia terhadap warga sipil.

Ukraina juga diketahui menyerang target infrastruktur di Rusia dan wilayah pendudukan, tetapi dalam skala lebih kecil dan dengan alasan target tersebut berperan dalam mendukung perang.

Pertempuran di Pokrovsk Makin Sengit, Rusia Susupkan 200 Tentara

Staf Umum Ukraina melaporkan sekitar 200 tentara Rusia menyusup ke kota Pokrovsk dalam kelompok kecil.

Pasukan Ukraina memperkuat posisi mereka di tengah upaya Rusia menduduki kota itu selama hampir setahun tanpa hasil signifikan.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya berusaha maju di sekitar stasiun kereta api Pokrovsk.

Sementara itu, proyek pemetaan sumber terbuka Ukraina, Deep State, memperbarui peta wilayah dengan mempersempit area barat daya kota yang masih di bawah kendali Ukraina.

Kini sekitar seperlima wilayah kota dikategorikan sebagai “memerlukan klarifikasi” karena situasi yang terus berubah.

ISW Sebut Klaim Kemenangan Rusia di Pokrovsk Dilebih-lebihkan

Institut Studi Perang (ISW) menilai klaim Kepala Staf Angkatan Darat Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, tentang keberhasilan mengepung pasukan Ukraina di Pokrovsk kemungkinan besar tidak akurat.

Gerasimov mengklaim pasukan Rusia telah mengepung 5.500 tentara Ukraina dan memblokir 31 batalyon di Pokrovsk dan Myrnohrad.

ISW menyebut kemajuan pasukan Rusia di dua kota tersebut bersifat taktis dan tidak menandakan keruntuhan pertahanan Ukraina.

Baca juga: Alasan Trump Tak Beri Tomahawk ke Ukraina, Butuh Latihan Khusus dan Lama

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan pertempuran di Pokrovsk masih berlangsung sengit, terutama di jalan menuju kota.

“Logistik sulit, tapi kita harus terus menghancurkan penjajah,” kata Zelenskyy dalam pernyataannya pada Minggu.

Lukoil Jual Aset Luar Negeri Usai Kena Sanksi AS

Perusahaan minyak raksasa Rusia, Lukoil, mengumumkan akan menjual seluruh asetnya di luar negeri akibat sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat.

Proses penawaran telah dimulai, kata perusahaan tersebut dalam pernyataan resminya.

Lukoil dan Rosneft sebelumnya masuk dalam daftar sanksi yang membekukan aset mereka di AS dan melarang entitas Amerika melakukan bisnis dengan mereka.

Kedua perusahaan menyumbang sekitar 55 persen dari total produksi minyak Rusia.

Baca juga: Alasan Trump Tak Beri Tomahawk ke Ukraina, Butuh Latihan Khusus dan Lama

Washington memberi waktu satu bulan bagi perusahaan yang masih bekerja sama dengan entitas Rusia untuk memutus hubungan atau menghadapi sanksi sekunder, termasuk pemblokiran akses ke bank, perusahaan pengiriman, dan asuransi.

Norwegia Waspadai Radiasi Usai Rusia Uji Rudal Nuklir

Pemerintah Norwegia tengah memantau potensi kontaminasi radioaktif setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik.

Rudal tersebut diklaim menggunakan inti radioaktif untuk menghasilkan tenaga dorong, berbeda dari bahan bakar roket biasa.

Namun, sistem ini berisiko menyebabkan aliran radiasi berbahaya jika material nuklir terpapar udara.

Pada 2019, kecelakaan uji coba rudal Burevestnik menewaskan lima ilmuwan di Rusia.

Otoritas Keselamatan Radiasi dan Nuklir Norwegia menyebut belum ada peningkatan kadar radiasi yang terdeteksi sejauh ini, menurut laporan Barents Observer.

Presiden AS Donald Trump menilai uji coba tersebut “tidak tepat”.

Kenya Minta Rusia Bebaskan Warga yang Direkrut Jadi Tentara Bayaran

Menteri Luar Negeri Kenya, Musalia Mudavadi, mengatakan sejumlah warga Kenya telah dipancing oleh perekrut “korup dan kejam” untuk bertempur bagi Rusia di Ukraina.

Beberapa di antara mereka kini ditahan di kamp militer di seluruh Rusia.
Kementerian Luar Negeri Kenya mengaku telah mengadakan pertemuan penting dengan pejabat Rusia bulan lalu untuk membahas pembebasan dan repatriasi mereka.

Baca juga: Menteri Pertahanan Inggris: Negara NATO Bisa Kerahkan Pasukan ke Ukraina

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui menyatakan dukungan penuh terhadap perang Rusia di Ukraina saat bertemu Vladimir Putin di Kremlin.

Menurut penilaian Korea Selatan, Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara ke Rusia serta pasokan artileri dan rudal balistik untuk membantu Moskow.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved