Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
PM Jepang Sanjung Trump, Sebut Pemimpin AS Layak Dapat Hadiah Nobel Perdamaian
PM Jepang Sanae Takaichi puji Donald Trump, sebut pemimpin AS itu layak raih Hadiah Nobel Perdamaian saat pertemuan kenegaraan di Tokyo.
Dalam berbagai pidato publik, Trump kerap menyinggung upayanya yang diklaim telah mengakhiri konflik dan membuka jalur diplomasi baru di sejumlah kawasan dunia, terutama di Timur Tengah dan Afrika.
Trump menegaskan bahwa di bawah kepemimpinannya, Amerika Serikat memainkan peran penting dalam memediasi gencatan senjata di Gaza dan mendorong rekonsiliasi antara negara-negara yang sebelumnya berseteru, termasuk Rwanda dan Republik Demokratik Kongo.
Namun, sejumlah analis hubungan internasional menilai klaim Trump tidak sejalan dengan rekam jejak kebijakan luar negerinya.
Menurut laporan terbaru, Komite Nobel Norwegia diperkirakan tidak akan memasukkan Trump dalam daftar kandidat utama penerima Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini.
Prediksi itu diperkuat oleh data dari Newsweek yang menunjukkan peluang kemenangan Trump anjlok tajam di pasar taruhan internasional dari 4,9 persen menjadi hanya 2,7 persen.
Penurunan signifikan ini mencerminkan turunnya kepercayaan publik dan para pengamat internasional terhadap klaim Trump, sebagai sosok yang mampu membawa perdamaian global.
Adapun penurunan peluang Trump tak lepas dari kebijakannya yang kerap memicu ketegangan di berbagai kawasan dunia.
Menurut Reuters, selama masa pemerintahannya, Trump beberapa kali mengambil keputusan kontroversial yang melemahkan solidaritas global, misalnya menarik Amerika Serikat dari Paris Agreement tentang perubahan iklim dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tengah krisis pandemi.
Langkah tersebut dianggap mengikis kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan global.
Selain itu, dukungan terbuka Trump terhadap operasi militer Israel di Gaza juga menjadi sorotan tajam.
Sikapnya yang condong membela kebijakan keras Tel Aviv dianggap menghambat proses perdamaian di Timur Tengah dan bertentangan dengan semangat kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh Nobel.
Di sisi lain, kebijakan “America First” yang menjadi ciri khas pemerintahan Trump juga menuai kritik internasional.
Pendekatan itu dinilai menempatkan kepentingan nasional Amerika di atas kerja sama global, yang pada akhirnya memperlebar jurang ketegangan geopolitik di berbagai kawasan.
“Nilai Nobel Perdamaian berakar pada kerja sama lintas bangsa, solidaritas global, dan penghapusan kekerasan bersenjata. Namun kebijakan Trump justru lebih banyak menimbulkan polarisasi,” ujar Dr. Hiroshi Tanaka, pakar hubungan internasional dari Universitas Tokyo.
Dengan berbagai catatan kontroversial tersebut, banyak pihak menilai bahwa ambisi Trump meraih Hadiah Nobel Perdamaian kini semakin jauh dari kenyataan.
Meski dukungan politik dari sejumlah pemimpin dunia masih ada, langkah-langkah kebijakan yang bertolak belakang dengan prinsip perdamaian membuat mimpi Trump untuk berdiri sejajar dengan Barack Obama dan Jimmy Carter sebagai penerima Nobel Perdamaian tampak semakin memudar.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.