Sabtu, 1 November 2025

Trump Dijamu Serba Emas di Korea Selatan: dari Mahkota Raja hingga Brownies Berlapis Emas

Trump dijamu serba emas di Korsel, menerima mahkota replika Dinasti Silla dan medali Grand Order of Mugunghwa sebagai simbol perdamaian

Editor: Nuryanti
Truth Social/@realDonaldTrump
TRUMP DI GEDUNG PUTIH - Foto diambil dari akun Trump di Truth Social, Selasa (24/6/2025). Trump dijamu serba emas di Korsel, menerima mahkota replika Dinasti Silla dan medali Grand Order of Mugunghwa sebagai simbol perdamaian 
Ringkasan Berita:
  • Trump dijamu serba emas di Korea Selatan, termasuk mahkota replika Dinasti Silla dan medali kehormatan tertinggi Grand Order of Mugunghwa
  • Trump juga turut mendapat jamuan kenegaraan bertema emas, seperti brownie berlapis emas dan teh soba bertuliskan “Peace”, mencerminkan harapan hubungan damai antara AS-Korsel
  • Di balik kemewahan, muncul gelombang protes di Seoul dan AS menolak gaya kepemimpinan Trump yang dianggap otoriter dan “berbau monarki”, memicu perdebatan publik global.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat sambutan megah penuh simbolisme saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan (Korsel), Rabu (29/10/2025).

Dalam acara yang digelar di Gyeongju kota bersejarah dan bekas ibu kota Dinasti Silla, Trump dijamu dalam nuansa serba emas.

Mulai dari replika mahkota emas kerajaan Silla, peninggalan dinasti yang berkuasa di Korea sejak tahun 57 Sebelum Masehi hingga 935 Masehi.

Mahkota ini merupakan versi tiruan dari “Cheonmachong” artefak kerajaan kuno yang ditemukan di Gyeongju, dengan cabang-cabang emas menjulang tinggi dan hiasan berbentuk daun yang elegan.

Kantor Kepresidenan Seoul menjelaskan, pemberian mahkota emas bukan sekedar simbol kekuasaan, melainkan lambang perdamaian, koeksistensi, dan kemakmuran bersama di Semenanjung Korea.

Menurut pernyataan resmi, pemberian ini  juga mencerminkan harapan agar hubungan bilateral AS–Korsel tetap stabil dan sejahtera di tengah dinamika geopolitik Asia Timur.

Hadiah Kehormatan dan Sentuhan Emas Khas Trump

Selain mahkota, mengutip dari CNA Presiden Trump juga dianugerahi Grand Order of Mugunghwa.

Yakni penghargaan tertinggi di Korea Selatan, yang biasanya hanya diberikan kepada kepala negara atau tokoh yang berkontribusi besar bagi perdamaian kawasan.

Medali berdesain daun laurel itu disebut melambangkan kemakmuran dan optimisme atas “perdamaian yang akan dibawa Trump ke Semenanjung Korea.”

Baca juga: Diplomasi Tertunda, Trump Batal Sambangi Pimpinan Teringgi Korut Kim Jong Un

Tidak hanya itu, Presiden Lee juga mengenakan dasi berwarna emas sebagai simbol “masa depan emas” hubungan Seoul–Washington.

Bahkan, pada jamuan makan siang kenegaraan, pemerintah Korea Selatan menyajikan hidangan penutup bertema emas.

Berupa brownies yang dilapisi lembaran emas tipis, dihiasi buah-buahan musiman, dan disajikan bersama teh soba hangat.

Pada piring saji turut terukir kata “Peace” simbol harapan perdamaian di Semenanjung Korea.

Menurut keterangan Kantor Kepresidenan Korea Selatan, dessert bertema emas ini dipilih secara khusus untuk mencerminkan dua hal, simbol kemakmuran dan perdamaian, sekaligus menyesuaikan dengan selera pribadi Donald Trump yang dikenal menyukai dekorasi dan perhiasan berlapis emas.

“Kami ingin jamuan ini menjadi refleksi dari hubungan yang hangat dan masa depan yang damai. Emas melambangkan kemakmuran, dan kata ‘Peace’ menunjukkan komitmen kami terhadap stabilitas kawasan,” ujar juru bicara Kepresidenan Seoul.

Momen ini menandai salah satu upacara penyambutan paling mewah selama kunjungan kenegaraan Trump di Asia.

Di Balik Gemerlap, Ada Gelombang Protes di AS dan Korsel

Namun di balik kemilau emas tersebut, ketegangan di Semenanjung Korea masih membayangi, menyusul uji coba rudal terbaru Korea Utara dan mandeknya dialog lintas batas.

Di Korea Selatan, ratusan warga membawa spanduk bertuliskan “Tolak Trump” dan karikatur bergambar sang presiden dengan mahkota di kepalanya.

Aksi itu berlangsung di sekitar area Gwanghwamun Square, hanya beberapa kilometer dari lokasi pertemuan Trump dengan Presiden Lee Jae Myung.

Para pengunjuk rasa menuding Trump telah menekan pemerintah Korea Selatan untuk menginvestasikan dana sebesar 350 miliar dolar AS ke Amerika Serikat. Mereka menilai langkah itu tidak adil dan hanya menguntungkan pihak Washington.

“Trump datang bukan membawa perdamaian, melainkan kesepakatan yang menekan rakyat Korea Selatan,” ujar Park Ji-eun, salah satu koordinator aksi di Seoul.

Sementara itu, di Amerika Serikat, protes dengan tema “No Kings in America” merebak di berbagai kota besar, termasuk New York, Chicago, dan Los Angeles.

Para demonstran menilai Trump telah mengikis nilai-nilai demokrasi dan menampilkan diri sebagai sosok pemimpin otoriter.

Sejumlah peserta aksi bahkan mengenakan jubah kerajaan dan membawa replika mahkota sebagai bentuk sindiran terhadap citra Trump yang kerap dipenuhi simbol kemewahan dan kekuasaan.

Menanggapi hal ini, Trump justru mengejek para demonstran di media sosial.

Ia membagikan gambar buatan AI yang menampilkan dirinya mengenakan mahkota dan mengendarai jet bertuliskan “Raja Trump”.

Tindakan itu langsung memicu kontroversi baru di kalangan publik dan pengamat politik.

Sebagian menilai langkah tersebut sebagai bentuk humor politik khas Trump, sementara lainnya menganggapnya sebagai bukti arogansi dan minimnya sensitivitas politik.

(Tribunnews.com / Namira)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved