Konflik Palestina Vs Israel
Gencatan Senjata Israel-Hamas Hancur, Netanyahu Luncurkan Serangan Udara Besar-besaran ke Jalur Gaza
Israel kembali menggempur Gaza dan menewaskan puluhan warga sipil, di tengah gencatan senjata rapuh yang ditengahi AS.
Ringkasan Berita:
- Gencatan senjata Israel–Hamas kembali terguncang setelah serangan udara besar-besaran Israel di Gaza pada Rabu (29/10/2025) menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk puluhan anak.
- Israel mengklaim operasi itu sebagai respons atas pelanggaran Hamas, namun kelompok itu membantah tuduhan tersebut.
- Presiden AS Donald Trump menilai gencatan senjata masih bertahan, sementara mediator Qatar menuduh Israel memperumit upaya perdamaian.
TRIBUNNEWS.COM – Gencatan senjata antara Israel dan Hamas kembali terguncang.
Pemerintahan Perdana Menteri (PM), Benjamin Netanyahu memerintahkan militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Jalur Gaza pada Rabu (29/10/2025).
Menurut laporan Al Jazeera, serangan Israel menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk 46 anak-anak, hanya dalam waktu 24 jam.
Serangan tersebut menghantam berbagai wilayah di Gaza.
Rafah dan Gaza Tengah tak lepas dari eskalasi yang menyebabkan puluhan rumah rata dengan tanah.
Tim Pertahanan Sipil Palestina dilaporkan menggali reruntuhan dengan peralatan seadanya untuk mencari korban selamat.
Beberapa tenda pengungsi juga menjadi sasaran.
Pembenaran Israel
Militer Israel menyatakan operasi itu dilakukan setelah mereka menuduh Hamas melanggar gencatan senjata dengan menyerahkan jenazah sandera yang salah kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Analis forensik Israel mengidentifikasi jenazah tersebut sebagai Ofir Tzarfati, tentara yang tewas pada serangan Hamas 7 Oktober 2023.
Insiden ini memicu kemarahan sejumlah menteri sayap kanan di pemerintahan Benjamin Netanyahu, yang menolak penghentian perang.
Baca juga: IZI Kirim Bantuan 189,7 Ton Untuk Gaza Melalui Mesir
Netanyahu kemudian memerintahkan “serangan dahsyat” ke Gaza.
Hamas membantah tuduhan itu.
Kelompok militan Gaza itu menuduh Israel “mencari-cari alasan palsu” untuk melanjutkan agresi.
Brigade Qassam, sayap militer Hamas, menyebut bahwa mereka justru telah menemukan dua jenazah sandera lain yang siap diserahkan.
Isi Gencatan Senjata
Perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar mulai berlaku sejak 10 Oktober 2025 kemarin.
Dalam kesepakatan itu, Hamas menyerahkan 20 sandera hidup dan 15 jenazah, sementara Israel membuka sebagian akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Pasokan bantuan hanya mencapai puluhan truk per hari—jauh di bawah 600 truk yang dijanjikan.
Israel juga menolak masuknya tenda dan rumah mobil ke Gaza, membatasi bantuan bagi warga sipil.
Respons Dunia Internasional
Gulf News melaporkan, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menyatakan bahwa “gencatan senjata tidak dalam bahaya”, meski Israel kembali melanggar perjanjian tersebut.
Sementara itu, mediator dari Qatar menuduh Israel telah merusak implementasi kesepakatan dan memperumit penyerahan jenazah tawanan.
Deutsche Welle (DW) mencatat, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga mengebom kawasan Beit Lahiya di Gaza utara.
Tel Aviv berdalih aksi mereka untuk menargetkan “infrastruktur militan”.
Serangan itu menewaskan sedikitnya dua warga Palestina.
Baca juga: Trump Pasang Badan untuk Israel, Sebut Serangan ke Gaza Tak Ganggu Gencatan Senjata
Kondisi Warga Gaza
Warga sipil menjadi korban terbesar dalam konflik yang berkepanjangan ini.
Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal, dan fasilitas kesehatan di Gaza lumpuh akibat serangan tanpa henti.
Pesawat tempur Israel masih melintas di langit Gaza pada Rabu malam, sementara warga diliputi ketakutan akan pecahnya perang penuh kembali.
Seperti dikutip dari Al Jazeera, tidak ada tempat yang benar-benar aman di Gaza dan gencatan senjata kini berada di ujung tanduk.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 68.643 orang tewas dan lebih dari 170 ribu luka-luka sejak perang dimulai pada Oktober 2023.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Konflik Palestina Vs Israel
| Israel Persiapkan Perang Skala Besar Lawan Kelompok Hizbullah di Lebanon |
|---|
| Israel Gempur Gaza setelah Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata dan Rekayasa Penemuan Sandera |
|---|
| Bukan Milik 13 Tawanan, Israel Ancam Hamas Gegara Salah Serahkan Jasad |
|---|
| Israel Pasang Garis Merah, Tolak Campur Tangan Militer Turki di Gaza |
|---|
| Agresi Israel di Timur Tengah Belum Reda Meski Gencatan Senjata Diteken di Gaza |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.