Senin, 3 November 2025

5 Populer Internasional: Israel Persiapkan Perang Lawan Hizbullah - Trump Diberi Gelar Mugunghwa

Rangkuman berita populer internasional dalam 24 jam terakhir, Kamis 30 Oktober 2025.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Telegram Hizbullah Lebanon; Tangkap layar YouTube The White House; YouTube CBS News; Tangkap Layar Youtube SBS News (SBS 뉴스)
BERITA POPULER INTERNASIONAL - Kolase foto: Foto yang diambil dari Telegram Hizbullah Lebanon pada Senin (17/3/2025), memperlihatkan bendera Partai Hizbullah; Presiden AS Donald Trump menanggapi pertanyaan wartawan di Air Force One, 27 Oktober 2025; Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam wawancara eksklusif bersama CBS News pada Selasa (14/10/2025); Presiden Donald Trump (kiri) menerima Gelar Mugunghwa dari Perdana Menteri Korea Selatan, Kim Min-Seok pada Rabu (29/10/2025). Inilah kompilasi berita populer internasional dalam 24 jam terakhir. 

Pidato tersebut, disampaikan Trump bersama Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi dalam kunjungannya ke pangkalan militer tersebut.

Keduanya mendarat di kapal induk bertenaga nuklir USS George Washington, yang menjadi lokasi acara dan disambut meriah oleh para prajurit AS.

Dalam pidatonya, Trump memuji kepemimpinan Takaichi serta menekankan eratnya hubungan antara Jepang dan Amerika Serikat.

Ia juga menyinggung keberhasilan ekonomi selama masa pemerintahannya, sambil mengkritik pemerintahan sebelumnya di bawah Presiden Joe Biden.

“Hari ini merupakan momen bersejarah bagi pasar saham Jepang dan AS. Aliansi AS–Jepang adalah salah satu hal paling indah di dunia,” tegas Trump dari podium dengan latar jet tempur FA-18 di hanggar kapal induk tersebut.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Israel Gempur Gaza setelah Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata dan Rekayasa Penemuan Sandera

Pesawat tempur Israel kembali menggempur Jalur Gaza pada Selasa (28/10/2025) malam.

Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Perdana Menteri (PM), Benjamin Netanyahu memerintahkan “serangan segera dan dahsyat” terhadap kelompok Hamas.

CNN melaporkan, serangan tersebut menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, di Kota Gaza serta Khan Yunis di bagian selatan.

Israel menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat dengan mengatur rekayasa penemuan jenazah sandera.

Kantor Netanyahu menyebut Hamas telah “melanggar secara jelas” perjanjian gencatan senjata.

Hal itu terjadi setelah Hamas mengembalikan potongan tubuh yang bukan milik salah satu dari 13 sandera yang masih hilang.

Netanyahu kemudian menggelar rapat darurat dan menginstruksikan militer untuk membalas serangan yang disebutnya “tidak dapat diterima.”

Seorang pejabat militer Israel mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas menembaki pasukan Israel di sebelah timur “garis kuning” atau zona penarikan pasukan di Gaza.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa Hamas akan “membayar berkali-kali lipat” atas pelanggaran tersebut.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved