Top Rank
10 CEO dengan Bayaran Termahal di Dunia: Elon Musk Raup Rp390,3 Triliun
Inilah 10 CEO dari perusahaan ternama yang memiliki pendapatan fantastis. CEO Tesla, Elon Musk, berada di urutan pertama
Bonus yang berbasis kinerja adalah hal berbeda. CEO yang tahu bahwa penghargaan mereka bergantung pada hasil kerja cenderung berkinerja lebih baik karena memiliki insentif yang jelas untuk berprestasi.
Kinerja dapat diukur melalui berbagai indikator, seperti pertumbuhan laba atau pendapatan, laba atas ekuitas, atau apresiasi harga saham.
Namun, menentukan ukuran yang benar-benar adil untuk mengaitkan pembayaran dengan kinerja bisa rumit.
3. Opsi Saham (Stock Options)
Banyak perusahaan menggembar-gemborkan opsi saham sebagai cara untuk menyelaraskan kepentingan finansial eksekutif dengan pemegang saham.
Mengutip The Forage, opsi saham adalah kontrak antara dua pihak, seperti perusahaan dan karyawan, yang memberikan hak, tetapi bukan kewajiban, kepada pemilik opsi, untuk membeli atau menjual saham pada harga yang disepakati.
Dengan kata lain, jika seseorang memiliki opsi saham, maka ia memiliki opsi untuk membeli atau menjual saham yang mendasarinya.
Namun, opsi saham juga memiliki kelemahan. Risiko antara eksekutif dan investor bisa sangat tidak seimbang.
Ketika nilai saham naik, eksekutif dapat memperoleh keuntungan besar dari opsi mereka.
Sebaliknya, ketika harga saham turun, investor merugi sementara para eksekutif tidak kehilangan apa pun.
Beberapa perusahaan bahkan mengizinkan eksekutif menukar opsi lama dengan opsi baru pada harga yang lebih rendah ketika saham perusahaan jatuh.
Lebih buruk lagi, tekanan untuk menjaga harga saham tetap tinggi demi keuntungan opsi sering kali membuat eksekutif fokus pada hasil jangka pendek, bukan kepentingan jangka panjang pemegang saham.
Dalam kasus ekstrem, sistem ini bahkan bisa mendorong manipulasi laporan keuangan demi memastikan target sementara tercapai — yang justru melemahkan hubungan antara CEO dan pemegang saham.
Baca juga: Steve Forbes Puji Kepemimpinan Visioner Prabowo dalam Dialog di Forbes Global CEO Conference 2025
4. Kepemilikan Saham Langsung
Berbeda dengan opsi, kepemilikan saham langsung terbukti menjadi pendorong kinerja paling efektif.
Studi akademis menunjukkan bahwa CEO benar-benar menyelaraskan kepentingannya dengan pemegang saham ketika mereka memiliki saham, bukan sekadar opsi.
Idealnya, perusahaan memberikan bonus dalam bentuk uang tunai yang diwajibkan untuk membeli saham perusahaan.
Dengan cara ini, para eksekutif berperilaku lebih seperti pemilik sejati karena mereka turut merasakan keuntungan maupun kerugian yang dialami perusahaan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Top Rank
| 10 Negara yang Siap Membayar Warga Baru untuk Pindah ke Sana: Jepang Tawarkan Akiya |
|---|
| 10 Skandal Terbesar dalam Sejarah PBB: dari Wabah Kolera hingga Penyalahgunaan Hak Veto |
|---|
| 10 Negara yang Jarang Dikunjungi Turis untuk Kedua Kalinya |
|---|
| 10 Negara Pemilik Jalur Kereta Cepat Terpanjang di Dunia: China Teratas dengan Lebih dari 40.000 Km |
|---|
| 10 Negara Produsen Mobil Terbesar di Dunia: China Nomor Satu |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.