Trump Tutup Pintu untuk Pers, Gedung Putih Kini Jadi Wilayah Terlarang bagi Media

“Kami ingin memastikan bahwa akses di Gedung Putih diberikan secara adil kepada media yang menyajikan laporan faktual dan berimbang, bukan kepada mereka yang terus memutarbalikkan narasi,” ujar salah satu staf komunikasi yang dikutip oleh The Washington Times.

Akan tetapi langkah ini memperkuat kesan Trump berupaya mengontrol narasi dan pemberitaan, terutama di tengah meningkatnya kritik terhadap kebijakan pemerintahannya.

Hingga kini, Asosiasi Koresponden Gedung Putih (WHCA) belum memberikan tanggapan resmi.

Sedikitnya 30 organisasi media besar menolak menandatangani kebijakan tersebut, dengan alasan hal itu melanggar prinsip dasar kebebasan pers di Amerika Serikat.

Meski Gedung Putih berdalih langkah ini demi “keseimbangan media”, kenyataannya kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran luas soal independensi pers dan transparansi pemerintahan.

Sejumlah pengamat menilai kebijakan ini berpotensi mengikis transparansi pemerintah dan membatasi publik untuk mendapatkan informasi yang jujur serta akurat.

Dengan Reuters, AP, dan Bloomberg kini hanya memiliki akses terbatas, publik menilai Trump semakin berusaha membangun tembok informasi di balik Gedung Putih.

“Langkah seperti ini bisa menciptakan preseden buruk bagi kebebasan pers di masa depan,” ujar salah satu pengamat media di Washington Post.

(Tribunnews.com / Namira)