Langit Amerika Kacau! Shutdown Lumpuhkan Bandara, Ribuan Penerbangan Dibatalkan
Shutdown buat Amerika kacau, bandara lumpuh total, ribuan penerbangan dibatalkan, jutaan penumpang terdampar, ekonomi terancam rugi miliaran dolar.
Ringkasan Berita:
- Penutupan pemerintahan (shutdown) membuat ribuan petugas FAA dan TSA tak digaji, memicu kekurangan staf dan melumpuhkan puluhan bandara di AS.
- Ribuan penerbangan dibatalkan dan jutaan penumpang terdampak, memaksa banyak warga beralih ke perjalanan darat.
- Para ekonom memperingatkan, kekacauan ini bisa menimbulkan kerugian miliaran dolar per hari dan mengguncang stabilitas ekonomi nasional AS.
TRIBUNNEWS.COM - Kekacauan melanda langit Amerika Serikat usai puluhan bandara di seluruh negeri lumpuh, buntut penutupan pemerintahan atau shutdown federal yang berkepanjangan.
Hal ini terjadi karena Kongres dan Gedung Putih gagal mencapai kesepakatan anggaran, sehingga seluruh lembaga federal kehilangan pendanaan.
Termasuk dua lembaga yang paling vital bagi penerbangan yakni Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dan Administrasi Keamanan Transportasi (TSA).
Akibatnya, ribuan petugas pengatur lalu lintas udara dan petugas keamanan bandara tidak menerima gaji.
Sebagian dari mereka masih tetap bekerja karena statusnya dianggap penting bagi keselamatan nasional, namun banyak juga yang absen karena tekanan ekonomi atau memilih untuk berhenti sementara sebagai bentuk protes.
Kekurangan staf inilah yang memicu lumpuhnya sistem penerbangan Amerika.
Di berbagai menara kontrol, jumlah pengatur lalu lintas udara menurun drastis sehingga FAA terpaksa mengurangi jumlah penerbangan yang diizinkan lepas landas setiap jam.
Pengurangan ini bukan hanya berdampak di satu wilayah, tetapi memicu efek domino di seluruh negeri.
Penundaan satu penerbangan di bandara besar seperti Atlanta, Chicago, atau New York dapat menimbulkan keterlambatan berantai ke ratusan penerbangan lain di berbagai kota.
Sementara itu, petugas TSA yang bertugas di pos keamanan bandara menghadapi tekanan besar.
Banyak pos pemeriksaan harus ditutup sementara karena kekurangan staf, membuat antrian penumpang mengular dan menyebabkan puluhan jadwal penerbangan terlewat.
Baca juga: Bos Maskapai Desak Gedung Putih Akhiri Shutdown, Peringatkan Sistem Penerbangan AS di Ambang Krisis
Penerbangan Dibayangi Ketidakpastian
Kondisi tersebut membuat para maskapai seperti Delta, American Airlines, dan United Airlines harus memangkas jadwal.
Imbasnya banyak pelancong yang membatalkan penerbangan atau mengubah rencana perjalanan mereka karena takut menghadapi penundaan panjang atau pembatalan mendadak, sebagaimana dikutip dari APNews.
Adalah Talia Dunyak, seorang pekerja hubungan masyarakat dari Wina, mengaku khawatir karena penerbangannya ke Philadelphia termasuk dalam daftar bandara yang terdampak.
“Saya hanya ingin bertemu keluarga dan menghadiri beberapa pertemuan bisnis. Tapi sekarang, semua bisa berantakan,” ujarnya dengan nada cemas.
Ketakutan seperti Dunyak bukan tanpa alasan. FAA memperkirakan gangguan besar akan meluas ke bandara tersibuk di Amerika, termasuk Atlanta, Dallas, Denver, Orlando, Miami, San Francisco, dan New York.
Di beberapa wilayah, satu kota bahkan memiliki lebih dari satu bandara yang akan terdampak.
Buntut kekacauan ini tak sedikit warga yang akhirnya memilih berkendara darat ketimbang mengambil risiko terjebak di bandara.
Laura Adams, warga Florida, memutuskan membatalkan penerbangan menuju Alabama dan menempuh perjalanan 10 jam menggunakan mobil.
“Kami tidak mau ambil risiko. Rasanya lebih aman berkendara sendiri,” kata Adams.
Hal serupa dilakukan Jennifer Dombrowski, warga AS yang kini tinggal di Prancis.
Demi menghindari potensi kekacauan, ia memilih terbang ke Toronto, Kanada, lalu melanjutkan perjalanan darat ke kampung halamannya di Pennsylvania untuk menjenguk ayahnya yang sakit.
“Saya tidak ingin berurusan dengan bandara AS sekarang. Terlalu rumit dan tidak pasti,” ujarnya.
Mengantisipasi dampak lanjutan dari shutdown, beberapa maskapai besar seperti United Airlines, Delta Air Lines, dan American Airlines mengumumkan kebijakan pengembalian dana penuh bagi penumpang yang batal terbang, bahkan untuk tiket non-refundable.
United Airlines juga berencana memangkas penerbangan rute pendek agar dapat fokus menjaga kelancaran penerbangan utama antar kota besar.
Namun, langkah tersebutdinilai hanya bersifat sementara. Banyak pihak memperingatkan potensi efek domino mulai dari pembatalan massal, kemacetan di darat, hingga kerugian miliaran dolar akibat terganggunya mobilitas nasional.
Ekonomi Terancam Terguncang
Kekacauan di langit Amerika Serikat akibat penutupan pemerintahan atau shutdown kini menimbulkan kekhawatiran besar di sektor ekonomi nasional.
Dengan jutaan warga bersiap melakukan perjalanan liburan akhir tahun, dampak dari kebijakan politik di Washington mulai terasa hingga ke bandara, rantai pasokan, dan dunia usaha.
Para ekonom memperingatkan, jika kondisi ini berlanjut selama beberapa hari ke depan, Amerika Serikat bisa menanggung kerugian mencapai miliaran dolar setiap harinya.
Situasi ini menunjukkan betapa rapuhnya perekonomian Amerika ketika politik berhenti berjalan.
Setiap kebuntuan anggaran di Washington tidak lagi hanya berdampak pada lembaga pemerintahan, tetapi juga langsung menekan aktivitas ekonomi di lapangan.
Dengan lalu lintas udara yang terbatas dan pelayanan publik yang terhenti, stabilitas ekonomi Amerika Serikat menghadapi ujian serius.
Langit yang seharusnya ramai oleh pesawat kini menjadi simbol kekacauan politik dan setiap penundaan di udara berarti kerugian besar di darat.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.