Konflik Palestina Vs Israel
Kushner dan Netanyahu Bahas Fase Kedua Rencana Trump untuk Gaza, 200 Pejuang Hamas Terjebak di Rafah
Isu paling sensitif dalam perundingan adalah nasib sekitar 200 pejuang Hamas yang masih terjebak di terowongan bawah tanah Rafah.
Mesir, Qatar, dan Turki disebut sebagai calon kontributor pasukan, sementara Uni Emirat Arab menyatakan keraguan karena belum ada kerangka kerja yang jelas.
Penasihat presiden Emirat Anwar Gargash menegaskan, “Dalam situasi seperti itu, UEA kemungkinan besar tidak akan berpartisipasi.”
Trump sebelumnya mengklaim sejumlah negara, termasuk Indonesia dan Azerbaijan, telah bersedia menyumbang pasukan penjaga perdamaian.
Namun, diplomat Arab yang dikutip The Times of Israel menyebut banyak negara menolak jika pengerahan pasukan berpotensi memicu bentrokan langsung dengan Hamas.
Netanyahu: Gaza Akan Didemiliterisasi
Dalam pidatonya di Knesset, Netanyahu menegaskan bahwa perang “belum berakhir” dan Israel bertekad menegakkan gencatan senjata “dengan tangan besi.”
Ia menambahkan, “Gaza akan didemiliterisasi, entah dengan cara mudah atau sulit.”
Le Monde melaporkan, militer Israel juga mengonfirmasi bahwa dua militan tewas saat mendekati “Garis Kuning” di Gaza pada Senin (10/11/2025).
Baca juga: Mengerikan! Perang Israel-Hamas Tak Hanya Hancurkan Kota, tapi Ubah Air Gaza Jadi Racun
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Gaza menyebut jumlah korban tewas telah menembus 69.176 jiwa, di tengah keterbatasan akses medis dan logistik.
Gencatan senjata yang didukung AS ini masih jauh dari stabil.
Kendati demikian, Washington berharap, keberhasilan fase kedua rencana Trump dapat membuka jalan bagi rekonstruksi Gaza dan pembentukan pemerintahan pascaperang yang baru.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.