Rabu, 12 November 2025

Imbas Topan Kalmaegi dan Fung-Wong, Harga Sembako hingga BBM di Filipina Diprediksi Melonjak Tajam

Hal ini terjadi mengingat dua bencana tersebut hadir mendekati musim liburan natal di mana harga-harga bahan pangan sendiri dipastikan akan melonjak

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat
ILUSTRASI SEMBAKO - Ilustrasi sembako murah di Pasar Sembako Murah Dinas Perdagangan Kota Palembang, di bawah Jembatan Kembar Musi II, Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Gandus, Palembang, Kamis (30/11/2023). Untuk paket sembako Bulog (beras 5kg + 1 liter migor) seharga Rp 67.000. Minyak goreng curah seharga Rp 13.500 daging sapi 97.000, daging kerbau Rp 80.000. (Sriwijaya Post/Syahrul Hidayat) 
Ringkasan Berita:
  • Dua topan besar yakni Kalmaegi dan Fung-Wong menyebabkan gangguan distribusi pangan di Filipina menjelang Natal
  • Pemerintah Filipina melalui Menteri Perdagangan Cristina Roque memberlakukan pembekuan harga selama 60 hari untuk kebutuhan pokok
  • Pengusaha ritel menilai kebijakan pemerintah Filipina ini sulit diterapkan sepenuhnya karena keputusan harga tetap bergantung pada produsen.

TRIBUNNEWS.COM - Kehadiran Topan Kalmaegi dan Badai Super Fung-Wong yang mendera Filipina secara berturut-turut diprediksi akan mencekik kebutuhan pokok warga dari negara yang berjuluk Mutiara Laut dari Orien tersebut.

Hal ini terjadi mengingat dua bencana tersebut hadir mendekati musim liburan natal di mana harga-harga bahan pangan sendiri dipastikan akan melonjak pada periode tersebut di tiap tahunnya meskipun ada bencana atau tidak.

Dikutip dari Inquirers, harga bahan pangan untuk perayaan natal atau yang akrab disebut sebagai "Noche Buena" oleh warga lokal ini diperkirakan akan mengalami kenaikan lebih tajam untuk tahun ini akibat adanya dua topan yang melanda Filipina tersebut.

Kemungkinan buruk ini diprediksi oleh Steven Cua, Presiden Asosiasi Supermarket Terpadu Filipina, pada Senin (11/11/2025).

Cua memberi peringatan kepada warga Filipina untuk bersiap merogoh kocek lebih dalam guna memenuhi kebutuhan perayaan natal di tahun ini.

Hal ini terjadi karena menurut Cua permintaan Noche Buena untuk tahun ini akan berbenturan dengan operasi distribusi bantuan untuk korban Kalmaegi dan Fung-Wong.

Cua, yang juga anggota Dewan Koordinasi Harga Nasional di bawah Departemen Perdagangan dan Industri (DTI), menjelaskan bahwa tiga topan dan gempa bumi yang melanda Filipina belakangan ini menjadi faktor utama yang memengaruhi distribusi pangan jelang liburan 

Karena faktor tersebut,  harga produk Noche Buena pada tahun ini diprediksi akan lebih tinggi daripada tahun-tahun seelumnya.

Namun demikian, ia menegaskan bahwa dampak topan terhadap harga produk Noche Buena dapat dimitigasi bila pemerintah melakukan impor bahan baku.

"Kami bergantung pada bahan baku impor, sehingga kondisi lokal akibat topan atau gempa tidak terlalu berdampak signifikan," ujarnya,

Cua juga mengatakan bahwa pihak pengusaha retail di Filipina akan berusaha sekeras mungkin untuk menekan potensi kenaikan harga tersebut.

"Bagi saya, bencana alam bukan alasan untuk menaikkan harga, kecuali mungkin untuk produk segar yang langsung terkena dampaknya." sambung Cua.

Baca juga: Badai Super Fung-Wong Mereda, DPR Filipina Masuk Normal Lagi Selasa 11 November

Sementara itu dari pihak pemerintah Filipina, Menteri Perdagangan Cristina Roque menyatakan pihaknya terus berupaya memastikan ketersediaan barang liburan dengan harga terjangkau

Salah satu langkah mitigasi yang dilakukan Roque adalah kebijakan pembekuan harga selama 60 hari untuk kebutuhan pokok akibat status darurat bencana nasional.

"Dengan pembekuan harga yang berlaku untuk kebutuhan pokok serta penyesuaian harga dalam panduan terbaru, DTI terus menjalankan arahan presiden untuk memastikan kebutuhan dasar, komoditas utama, dan barang liburan tetap terjangkau bagi keluarga Filipina," papar Roque.

Menanggapi hal tersebut, Cua mengingatkan bahwa kebijakan yang dilakukan Roque ini berpotensi tak akan sepenuhnya terlaksana di lapangan.

Cua sendiri menilai daftar harga yang diterbitkan DTI hanyalah "panduan".

Ia menilai keputusan kenaikan harga pada akhirnya tetap akan berada di tangan produsen sepenuhnya.

Berdasarkan panduan harga "noche buena" yang dirilis DTI pada Minggu (10/11/2025), 95 dari 256 item pangan yang biasa disajikan saat Natal telah mengalami kenaikan harga tahun ini.

Lebih dari 129 item lainnya diketahui masih memertahankan harga yang sama dari 2024, sementara enam item lainnya justru lebih murah setelah DTI berkoordinasi dengan produsen.

Kenaikan harga pada 95 unit stok (SKUs) disebabkan oleh mahalnya biaya bahan baku, kemasan, dan tenaga kerja.

Harga BBM dan Tagihan Listrik Ikut Melambung

ANTRE ISI BBM - Kendaraan bermotor roda dua   tampak antre dengan tertib di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Swasta Jl Raya Gubeng Surabaya, Jumat (7/11/2025). Banyaknya masyarakat yang beralih ke SPBU swasta ini diantaranya terpicu kabar menurunnya kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU non swasta. (SURYA/HABIBUR ROHMAN)
ANTRE ISI BBM - Kendaraan bermotor roda dua tampak antre dengan tertib di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Swasta Jl Raya Gubeng Surabaya, Jumat (7/11/2025). Banyaknya masyarakat yang beralih ke SPBU swasta ini diantaranya terpicu kabar menurunnya kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU non swasta. (SURYA/HABIBUR ROHMAN) (Surya/Habibur Rohman)

Tak hanya di retail, kekhawatiran terkait kenaikan harga juga dirasakan di sektor krusial lainnya seperti bahan bakar minyak (BBM)

Hal ini bisa dilihat dari kenaikan harga bahan bakar di Filipina pada Selasa ini (11/11/2025).

Pada Selasa ini harga bensin terpantau naik dengan rataan sekitar 50 sen peso  atau Rp 141,50 per liter dari harga sebelumnya.

Sementara itu solar meningkat 1 peso (Rp 283) per liter dari harga sebelumnya.

Kenaikan ini merupakan penyesuaian harga keenam yang terjadi secara berturut-turut untuk bensin dan ketiga untuk solar.

Adapun menurut Presiden Jetti Petroleum, Leo Bellas kenaikan BBM ini sendiri terjadi karena faktor global yang lebih memberikan pengaruh besar pada distribusi minyak.

"Harga solar global tetap tinggi pasca-sanksi Barat terhadap Rusia yang merupakan eksportir utama solar," jelas Leo Bellas, 

Selain BBM dan Sembako, tagihan listrik bagi 8 juta pelanggan Manila Electric Co. (Meralco) juga diperkirakan ikut naik.

Hal ini bisa terlihat dalam data tagihan listrik per November yang naik 15 sen peso (Rp 42,45) per kWh menjadi 13,4702 peso (Rp 3.812,07) per kWh

Sebelumnya pada Oktober, data tagihan listrik berada di angka yang lebih rendah yakni 13,3182 peso (Rp 3.769,05) per kWh.

Kenaikan ini disebabkan oleh penyesuaian biaya transmisi dan skema Feed-in Tariff Allowance (Fit-All) untuk energi terbarukan.

Konsumen dengan penggunaan 200–500 kWh akan membayar tambahan sekitar 30–76 peso (Rp 8.490–Rp 21.508) per tagihan.

Meski demikian, biaya distribusi Meralco tetap tidak berubah sejak Agustus 2022.

Perusahaan juga membebaskan penyesuaian harga minyak tanah di wilayah terdampak Topan "Uwan" (Fung-wong), meliputi Pangasinan, Nueva Ecija, Bicol, provinsi Panay, Negros Occidental, dan Cebu.

(Tribunnews.com/Bobby)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved