Jurnalis di Belantara Disinformasi dan Misinformasi: Jaga Etika, Edukatif, Disiplin Verifikasi Data
Peran Etika Jurnalistik Kian Vital di tengah maraknya disinformasi serta misinformasi. Menuju jurnalisme berkualitas.
Laporan Jurnalis Tribunnews.com, Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Peran jurnalis dianggap menjadi garda terdepan dalam menjaga kebenaran publik, di tengah pusaran arus disinformasi dan misinformasi yang kian deras.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disinformasi adalah penyampaian informasi yang salah (dengan sengaja) untuk membingungkan orang lain.
Sementara misinformasi adalah informasi tidak benar atau tidak akurat yang disebarkan tanpa bermaksud mengelabui penerima.
Gempuran misinformasi dan disinformasi ini tercatat menyebar cepat di media sosial.
Menurut data yang dihimpun Tribunnews.com dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) per 25 Agustus hingga 21 Oktober 2025, mencatat bahwa pemerintah telah menangani 3.943 konten disinformasi, fitnah, dan kebencian (DFK).
Konten-konten DFK tersebut tersebar di berbagai platform digital, termasuk Facebook, YouTube, X, TikTok, dan Telegram.
Sementara itu, 1.674 isu hoaks telah diidentifikasi sepanjang satu tahun terakhir, yakni Oktober 2024–Oktober 2025.
Jurnalis pun dituntut tak hanya cermat menulis, tetapi juga tangguh memverifikasi setiap fakta.
Tujuan besar jurnalisme bukan sekadar memberitakan peristiwa, melainkan memastikan publik memperoleh informasi yang benar, utuh, dan dapat dipercaya.
Semangat ini pula yang dihidupi oleh jurnalis, bahkan pers mahasiswa (persma) di berbagai kampus Indonesia.
Seperti halnya pengalaman yang dibagikan Aqill Adhitya (23) Pemimpin Redaksi dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Pabelan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), kepada Tribunnews.com, saat dikonfirmasi Senin (10/11/2025).
Mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam ini menyebut jurnalis di LPM Pabelan UMS sangat berhati-hati dalam memproduksi dan membagikan suatu produk jurnalistik, terlebih dengan menyandang status 'mahasiswa'.
"Kami menyandang status mahasiswa, hal itu tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi kami yang liputan di lapangan," ujar Aqill.
Aqill mengatakan, walaupun demikian, usaha LPM Pabelan UMS untuk menjaga produk jurnalistik berkualitas terus 'membara', pun ketika terjun langsung ke lapangan untuk meliput berita, membaur dengan jurnalis dari media arus utama.
| Akun Medsos Jian Ayune Anak Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Hilang usai sang Ayah Ditangkap KPK |
|
|---|
| Polemik Gelar Pahlawan Nasional Soeharto, Ini 10 Dosa Besar Presiden ke-2 RI Menurut KontraS |
|
|---|
| Trump Ancam Cabut Kewarganegaraan Zohran Mamdani, Tuduhan Komunis Jadi Senjata Politik |
|
|---|
| Badai Super Fung-Wong Mereda, DPR Filipina Masuk Normal Lagi Selasa 11 November |
|
|---|
| Bukan Imbas Kekerasan, Siswi SD di Palembang yang Matanya Lebam Diduga Idap Pertusis |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.