Kamis, 13 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pertahanan Udara Rusia Mulai Bocor, Ukraina Memanfaatkannya

Sejumlah pakar menilai sistem pertahanan udara Rusia mulai bocor. Pasukan Ukraina memanfaatkan celah ini untuk menyerang

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
X/Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina
TENTARA UKRAINA - Foto diambil dari akun media sosial resmi Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada 10 Maret 2025, menampilkan tentara dari Brigade Kholodny Yar ke-93 saat mengoperasikan peluncur granat SPG-9 di lokasi yang tidak disebutkan di Ukraina. Sejumlah pakar menilai sistem pertahanan udara Rusia mulai bocor, pasukan Ukraina memanfaatkan celah ini untuk menyerang 

Foto itu beredar tepat setelah serangan drone besar-besaran Ukraina.

Foto tersebut, dipublikasikan oleh kanal-kanal Telegram pro-Kremlin dan langsung menjadi simbol perubahan arah perang Rusia–Ukraina, dari invasi ke tanah Ukraina menjadi perjuangan mempertahankan wilayah dalam negeri.

“Dari tiga hari untuk merebut Kyiv, menjadi dua orang yang mempertahankan Moskow. Memalukan,” tulis Meaghan Mobbs di akun X miliknya pada 27 Oktober.

Mobbs adalah seorang komentator politik sekaligus putri dari Utusan Khusus AS untuk Ukraina, Letjen Keith Kellogg.

TENTARA RUSIA - Tangkap layar cuitan viral yang memperlihatkan dua tentara Rusia berjaga di Kremlin.
TENTARA RUSIA - Tangkap layar cuitan viral yang memperlihatkan dua tentara Rusia berjaga di Kremlin. Sejumlah pakar menilai sistem pertahanan udara Rusia mulai bocor, pasukan Ukraina memanfaatkan celah ini untuk menyerang. (Tangkap layar X)

Kondisi Pertahanan Udara Rusia

Rusia sering dianggap sebagai kekuatan militer terkuat kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Namun, menurut sejumlah analis Rusia dan pejabat militer senior AS, korupsi, perang yang berlangsung hampir empat tahun, rotasi pasukan yang tak henti-henti, dan serangan berkelanjutan dari Ukraina, telah menggerogoti kekuatan garis depan Moskow.

Sistem pertahanan udara Rusia juga telah mengalami kerusakan signifikan, termasuk pada beberapa sistem tercanggihnya,

Hal itu membuat jaringan pertahanan udara mereka terlalu lemah untuk menahan gempuran drone Ukraina.

“Rusia telah kehilangan banyak sistem pertahanan udara selama dua tahun terakhir, jadi masuk akal jika kini terdapat banyak celah dalam jaringan pertahanan mereka yang memungkinkan serangan berhasil,” ujar Sascha Bruchmann, analis militer di Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) di London, kepada Kyiv Independent.

George Barros, Kepala Tim Rusia dan Intelijen Geospasial (GEOINT) di Institute for the Study of War (ISW), Washington DC, menambahkan bahwa Rusia kini memusatkan sebagian besar pertahanan udaranya di sekitar garis depan Ukraina, sementara sisanya ditempatkan di instalasi strategis yang jauh di pedalaman.

“Setelah Anda melewati area awal di sekitar teater operasi di Ukraina, wilayah Rusia lainnya memiliki banyak celah dan kerentanan,”
ujar Barros kepada Kyiv Independent.

Ukraina kini memanfaatkan celah-celah tersebut hampir setiap minggu, bahkan setiap hari.

Dalam salah satu serangan besar, tepatnya pada bulan April lalu, drone berisi bahan peledak Ukraina menghantam pabrik utama pesawat nirawak Shahed di Yelabuga, Tatarstan, sekitar 1.000 kilometer dari perbatasan Ukraina.

Baca juga: Rusia Gempur dari Donetsk hingga Zaporizhzhia, Ukraina Balas di Krimea dan Bongkar Skandal Suap

Barros menyebut, serangan itu membuktikan bahwa jangkauan jaringan radar jarak jauh Rusia masih terbatas, sehingga kemampuan pasukan pertahanan udaranya untuk mencegat target berkecepatan rendah pun terbatas.

Moskow Dijaga Ketat

Situasi di Moskow berbeda. Ibu kota Rusia dan wilayah sekitarnya tetap menjadi area paling terlindungi, dengan lapisan-lapisan radar dan sistem rudal berteknologi tinggi.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved