Kamis, 13 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pertahanan Udara Rusia Mulai Bocor, Ukraina Memanfaatkannya

Sejumlah pakar menilai sistem pertahanan udara Rusia mulai bocor. Pasukan Ukraina memanfaatkan celah ini untuk menyerang

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
X/Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina
TENTARA UKRAINA - Foto diambil dari akun media sosial resmi Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada 10 Maret 2025, menampilkan tentara dari Brigade Kholodny Yar ke-93 saat mengoperasikan peluncur granat SPG-9 di lokasi yang tidak disebutkan di Ukraina. Sejumlah pakar menilai sistem pertahanan udara Rusia mulai bocor, pasukan Ukraina memanfaatkan celah ini untuk menyerang 

“Pertahanan udara Rusia terkonsentrasi sangat tinggi di sekitar Moskow. Sulit bagi pesawat tanpa awak kami untuk mencapai pusat kota,” kata Oleksii, wakil komandan Ukraina yang memimpin empat unit pertahanan udara di sisi utara Kyiv.

Ia juga mengomentari foto dua tentara Rusia di depan Kremlin:

“Gambar dua tentara yang berdiri dengan senjata terpasang di pikap di depan Kremlin tidak masuk akal secara taktis. Kremlin, mausoleum, dan kru antipesawat bergerak bukanlah tempat yang tepat untuk menembak jatuh drone,” katanya.

“Kita tidak akan menembak di atas landmark budaya kita sendiri,” lanjut Oleksii.

“Tujuan mereka jelas, yakni meyakinkan rakyat Rusia bahwa simbol-simbol suci mereka, seperti Kremlin dan Lapangan Merah, dilindungi. Saya pikir ini lebih tentang membentuk narasi daripada pertahanan nyata.”

Rekap Perang Rusia-Ukraina

Invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022 lalu.

Mengutip Global Conflict Tracker, hingga kini, Rusia masih menduduki sekitar 20 persen wilayah Ukraina setelah berhasil merebut lebih dari empat ribu kilometer persegi wilayah pada tahun 2024.

Rusia terus menggempur kota-kota di Ukraina, sementara Ukraina mempertahankan serangan drone terhadap kapal dan kendaraan militer Rusia.

Sejak Januari 2022, Ukraina telah menerima sekitar 407 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan, termasuk lebih dari 118 miliar dolar AS dari Amerika Serikat.

Pertempuran dan serangan udara telah menyebabkan lebih dari 40.000 korban sipil, sementara 3,7 juta orang mengungsi di dalam negeri dan 6,9 juta orang melarikan diri ke luar Ukraina.

Sekitar 12,7 juta orang kini membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Saat Amerika Serikat berupaya menegosiasikan akhir dari perang di Ukraina, pendekatan pemerintahan Donald Trump justru memperburuk ketegangan antara Kyiv dan Washington, serta memperlemah hubungan dengan sekutu-sekutu NATO.

Amerika Serikat menekan Ukraina untuk membuat sejumlah konsesi, termasuk mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia.

Baca juga: Ukraina Bongkar Skema Suap Energi Bernilai 100 Juta Dolar AS, Zelensky Desak Hukuman Pidana

Presiden Donald Trump bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Anchorage, Alaska, pada 15 Agustus, dengan tujuan resmi untuk mencapai gencatan senjata dalam perang di Ukraina.

Namun, tidak ada kemajuan konkret yang diumumkan.

Trump mengatakan, “tidak ada kesepakatan sampai benar-benar ada kesepakatan.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved