Minggu, 16 November 2025

Top Rank

10 Tempat dengan Tingkat Radioaktif Paling Tinggi di Dunia

Inilah 10 tempat dengan tingkat radiasi paling tinggi di dunia. Tempat-tempat itu bak kota mati karena penduduk sekitar mengungsi

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
Tangkap layar YouTube BBC Global
RADIASI NUKLIR - Tangkap layar YouTube BBC Global, menampilkan PLTN Mayak di Rusia. Inilah 10 tempat dengan tingkat radiasi paling tinggi di dunia. Tempat-tempat itu bak kota mati karena penduduk sekitar mengungsi 
Ringkasan Berita:
  • Inilah 10 tempat dengan tingkat radiasi paling tinggi di dunia
  • Tempat-tempat itu bak kota mati karena penduduk sekitar mengungsi
  • Radiasi yang berlebihan menimbulkan risiko kesehatan pada manusia dan lingkungan


TRIBUNNEWS.COM -
Radiasi nuklir dapat membahayakan manusia dan lingkungan.

Sejumlah lokasi di dunia tercatat memiliki tingkat radioaktif sangat tinggi akibat kecelakaan reaktor, uji coba senjata, hingga aktivitas industri.

Kondisi ini membuat sebagian wilayah tidak aman untuk ditinggali dan menimbulkan dampak jangka panjang.

Mengutip m2now.com, berikut 10 lokasi dengan tingkat radioaktif paling tinggi di dunia, beserta latar belakang dan risiko yang ditimbulkan.

1. Chernobyl – Ukraina

Pada 26 April 1986, uji coba keselamatan yang dilakukan tengah malam di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernoby, Ukraina, berakhir dengan kegagalan.

Ledakan besar terjadi di PLTN tersebut dan memicu evakuasi kota-kota di sekitar.

Bencana Chernobyl tercatat sebagai salah satu tragedi nuklir terburuk dalam sejarah dan kerap disebut sebagai tempat paling radioaktif di bumi.

Disebut-sebut lebih buruk daripada 400 bom atom yang meledak, dampak radiasinya masih dirasakan hingga kini, baik secara lokal maupun global, karena residu radioaktif masih beredar di atmosfer.

2. Fukushima – Jepang

Tsunami yang menyusul gempa Tohoku pada 11 Maret 2011 menyebabkan kerusakan parah pada PLTN Fukushima Daiichi, memicu kebocoran radiasi besar dan kehancuran nuklir yang dahsyat.

Tiga reaktor utama meledak, melepaskan material radioaktif dalam jumlah besar.

Lebih dari 100.000 orang dievakuasi, dan dampaknya masih dirasakan di berbagai penjuru dunia.

Enam pekerja tewas dalam kehancuran awal, dan hingga kini tercatat 537 kematian yang dikategorikan sebagai “kematian yang berkaitan dengan bencana”.

Baca juga: Pemerintah Klaim Produk Charoen Pokphand yang Disebut Terkontaminasi Radiasi CS-137 Aman Dikonsumsi

Pembacaan radiasi di PLTN Daiichi bahkan pernah mencapai "530 sieverts per jam", angka yang sangat mematikan menurut para ahli.

Sievert (Sv) adalah satuan internasional untuk mengukur efek biologis dari radiasi pengion pada tubuh manusia

3. Mayak – Rusia

Tempat ini dikategorikan sebagai Level 6 dalam Skala Kejadian Nuklir Internasional, sebuah bencana besar yang sangat jarang terjadi.

Mayak, salah satu fasilitas nuklir terbesar di Rusia, menyimpan bahan kimia serta material radioaktif berbahaya.

Pada 29 September 1957, situs pemrosesan plutonium yang digunakan Uni Soviet dalam proyek bom atom meledak.

Beberapa kontainer berisi 70–80 ton limbah radioaktif meledak dan melepaskan awan limbah nuklir ke udara.

Polusi menyebar hingga lebih dari 350 kilometer dari pusat kejadian.

4. Tambang Kimia Siberia – Rusia

Didirikan pada 1953, tambang kimia ini digunakan Uni Soviet selama Perang Dingin untuk menguji program nuklir dan memproduksi senjata.

Setelah beroperasi selama 40 tahun, tambang ini ditutup dan kemudian dijadikan lokasi penyimpanan material radioaktif.

Bahkan jenazah para pekerja diduga masih tersisa di dalamnya.

Radiasi yang dipancarkan menyebar seiring waktu dan mencemari wilayah luas, memengaruhi lebih dari 60.000 orang hingga kini.

5. Situs Uji Semipalatinsk (Polygon) – Kazakstan

Dulunya, Situs Uji Semipalatinsk merupakan kawasan berkembang di timur laut Kazakstan.

Situs yang juga dikenal dengan nama “The Polygon” ini digunakan Uni Soviet untuk uji coba senjata nuklir dari 1949 hingga 1989.

Hingga 1991, pihak berwenang tidak pernah menyebutkan bahaya radioaktivitas di lokasi tersebut dan justru menutup-nutupinya.

Lebih dari 100 uji coba dilakukan secara atmosferik, diledakkan dari udara, menara, maupun permukaan tanah.

Baca juga: Tak Perlu Khawatir, Ini 5 Tahapan Aman Pemeriksaan Kedokteran Nuklir bagi Pasien Kanker

Hal itu membuat wilayah sekitar terpapar material radioaktif sangat berbahaya.

Para ilmuwan memperkirakan 200.000 orang telah terdampak hingga saat ini.

Residu uji coba meninggalkan kawah dan cekungan besar di kawasan tersebut.

6. Hanford – Amerika Serikat

Sebagai bagian dari proyek bom atom AS, Hanford di Washington dikenal sebagai salah satu penghasil plutonium untuk bom nuklir pertama.

Pada masa Perang Dingin, lima kompleks dibangun untuk menampung lebih dari 60.000 senjata nuklir.

Metode pembuangan limbah radioaktif di fasilitas ini dinilai tidak memadai.

Akibatnya, limbah dibiarkan menumpuk hingga akhirnya ditangani pemerintah AS pada 2011.

Pada 2007, limbah radioaktif dari Hanford tercatat mengisi dua pertiga total volume limbah nuklir di Amerika Serikat.

7. Mailuu-Suu – Kirgistan

Mailuu-Suu awalnya merupakan tambang uranium, namun aktivitas penambangan menyebabkan kontaminasi radioaktif parah di wilayah tersebut.

Sebanyak 1,96 juta meter kubik limbah uranium terbuang ke kota-kota sekitar yang saat itu dihuni sekitar 25.000 jiwa.

Wilayah ini dinobatkan sebagai salah satu tempat paling tercemar sekaligus paling radioaktif di dunia.

Gempa bumi, tanah longsor, dan banjir yang sering terjadi memperparah penyebaran uranium. Aliran sungai yang tidak stabil membuat kontaminasi menyebar ke wilayah Asia lainnya.

Upaya intervensi terus dilakukan untuk meredam tingkat radioaktivitasnya.

8. Danau Karachay – Rusia

Terletak di pegunungan Ural, Danau Karachay dikenal sebagai destinasi “wisata gelap” karena tingkat kontaminasinya yang ekstrem.

Ikan-ikan rusak akibat radiasi, satwa liar yang minum dari danau tampak bercahaya kehijauan, dan pepohonan di sekitarnya mati kering akibat udara terkontaminasi.

Danau ini kini telah ditimbun dan dijadikan tempat pembuangan limbah nuklir permanen, namun radiasinya masih menyebar hingga radius sekitar 3.000 kilometer.

Baca juga: Putin Ancam Balasan Jika AS Lanjutkan Uji Coba Nuklir: Kami Siap Tindakan Timbal Balik

9. Sellafield – Inggris Raya

Sebagai lokasi penyimpanan 80 persen limbah nuklir Inggris, Sellafield masih beroperasi hingga sekarang dan menampung lebih dari 130.000 pekerja.

Pada 1947, daerah ini dipilih sebagai lokasi produksi plutonium melalui reaktor Windscale Piles.

Pada 1957, kebakaran besar mematikan Windscale Piles 1, menghancurkan inti reaktor dan melepaskan hingga 750 becquerel material radioaktif ke atmosfer Inggris dan Eropa.

10. Karunagappalli – India

Di Karunagappalli, desa terpencil di Kerala, terdapat “ladang ranjau radioaktif” alami.

Radiasi muncul akibat kandungan monasit dalam tanah yang mengandung torium 8–10 persen.

Daerah sekitarnya turut terdampak.

Tingkat paparannya mencapai sekitar 5 mGy (miliGray) per orang, menjadikannya salah satu tingkat radiasi alami tertinggi di dunia.

Gray (Gy) adalah satuan untuk mengukur energi radiasi yang diserap oleh suatu massa (misalnya tubuh manusia).

Mengenal Radioaktivitas dan Radiasi

Radioaktif adalah sifat suatu unsur atau bahan yang inti atomnya tidak stabil.

Inti atom (disebut juga nuklir) yang tidak stabil itu akan meluruh (decay) dengan memancarkan partikel atau energi agar menjadi lebih stabil.

Radiasi nuklir adalah hasil dari peluruhan radioaktif tersebut.

Mengutip situs resmi International Atomic Energy Agency (IAEA), badan internasional di bawah PBB yang mengawasi penggunaan energi nuklir, radiasi adalah energi yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam bentuk yang dapat digambarkan sebagai gelombang atau partikel.

Kita sebenarnya terpapar radiasi dalam kehidupan sehari-hari. 

Beberapa sumber radiasi yang paling umum antara lain matahari, oven microwave, dan radio yang kita dengarkan di mobil.

Sebagian besar radiasi ini tidak menimbulkan risiko bagi kesehatan.

Namun, beberapa jenis radiasi dapat membahayakan. Secara umum, radiasi memiliki risiko yang lebih rendah pada dosis kecil, tetapi dapat menimbulkan risiko lebih tinggi pada dosis besar.

Tergantung jenis radiasinya, langkah perlindungan perlu dilakukan untuk menjaga tubuh dan lingkungan, sambil tetap memungkinkan kita memanfaatkan manfaat dari berbagai aplikasi radiasi.

Jenis-Jenis Radiasi

Mengutip situs resmi Canadian Nuclear Safety Commission (CNSC), ada 2 jenis dasar radiasi: non-pengion dan pengion.

Radiasi non-pengion adalah energi tingkat rendah yang tidak membawa energi yang cukup untuk melepaskan elektron dari atom, misalnya oven microwave, ponsel, perangkat GPS, stasiun televisi, dan radio AM dan FM.

Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menghasilkan ion.

Ada banyak jenis radiasi pengion, termasuk alfa, beta, neutron, dan elektromagnetik (gamma dan sinar-X).

Radiasi memiliki banyak manfaat, tetapi, seperti halnya aktivitas lain yang mengandung risiko, diperlukan tindakan khusus untuk melindungi manusia dan lingkungan.

Berbagai jenis radiasi memerlukan perlindungan yang berbeda.

Radiasi non-pengion, biasanya memerlukan perlindungan lebih sedikit dibandingkan radiasi pengion yang berenergi lebih tinggi.

Dosis Radiasi

Efek biologis radiasi pengion bergantung pada jenis dan energinya.

Risiko ditentukan oleh dosis radiasi yang diterima jaringan.

Satuan dosis radiasi yang diserap adalah sievert (Sv).

Karena satu sievert sangat besar, dosis radiasi sehari-hari umumnya dinyatakan dalam millisievert (mSv) atau mikrosievert (µSv).

Misalnya, satu kali rontgen dada memberikan sekitar 0,2 mSv.

Pada Tingkat Berapa Radiasi Menjadi Berbahaya?

Dosis sangat besar yang diterima seluruh tubuh dalam waktu singkat dapat menyebabkan kematian dalam hitungan hari.

Banyak pemahaman tentang efek radiasi berasal dari catatan kesehatan para penyintas pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.

Dari kasus tersebut, diketahui bahwa beberapa efek kesehatan tidak muncul kecuali setelah dosis besar.

Namun, risiko kanker meningkat meskipun pada dosis sedang.

Baca juga: Dampak Radiasi Cs-137 Seperti di Cikande untuk Kesehatan Anak, Orang Dewasa hingga Ibu Hamil

Pada dosis yang lebih rendah, sel dan jaringan memiliki kemampuan untuk pulih.

Namun, masih ada ketidakpastian besar mengenai efek radiasi dosis rendah secara keseluruhan.

Secara teori diasumsikan bahwa paparan radiasi dapat menambah risiko kanker. Tetapi hal ini belum terbukti dengan pasti.

Dengan pengetahuan saat ini, belum ada kesimpulan pasti apakah paparan radiasi pada tingkat alami membawa risiko kesehatan, meskipun efeknya sudah terbukti jelas pada tingkat paparan yang lebih tinggi.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved