Sabtu, 15 November 2025

Trump Kirim Senjata Rp5,51 Triliun ke Taiwan, Penjualan Militer Perdana di Era Kekuasaan Barunya

AS resmi mengirim senjata Rp5,51 triliun ke Taiwan, penjualan militer pertama sejak Trump kembali berkuasa namun tindakan ini memicu amarah China

https://www.whitehouse.gov/
TRUMP DESAK NATO - Foto ini diambil dari https://www.whitehouse.gov/ pada Minggu (14/9/2025) AS resmi mengirim senjata Rp5,51 triliun ke Taiwan, penjualan militer pertama sejak Trump kembali berkuasa namun tindakan ini memicu amarah China 

Dukungan ini sangat krusial bagi bagian-bagian sensitif seperti radar, sistem kendali penerbangan, dan komponen avionik canggih lainnya yang membutuhkan perawatan khusus.

Seluruh komponen tersebut ditujukan untuk memperpanjang usia operasional tiga jenis pesawat utama Taiwan, yaitu jet tempur F-16 Fighting Falcon, pesawat angkut C-130 Hercules, serta jet tempur lokal F-CK-1 Ching-Kuo atau IDF.

Ketiga jenis pesawat ini merupakan tulang punggung pertahanan udara Taiwan, sehingga pemeliharaan menyeluruh diperlukan agar Taiwan tetap mampu merespons ancaman di tengah meningkatnya aktivitas militer China di sekitar wilayahnya.

Meski tidak mencakup senjata baru, paket ini dianggap sangat strategis oleh pemerintah Taiwan karena menjaga kesiapan tempur armada mereka tetap tinggi.

Serta meningkatkan ketahanan pertahanan jangka panjang, dan mengurangi risiko kerusakan sistem yang dapat melemahkan respons militer di tengah tensi geopolitik Asia Timur yang kian memanas.

China Protes Keras

Merespon pengiriman senjata yang dilakukan AS, Pemerintah Tiongkok langsung menyatakan kecaman keras.

Beijing menganggap tindakan Amerika Serikat menyetujui paket militer senilai 330 juta dolar ke Taiwan, sebagai tindakan provokasi serius terhadap kedaulatan China.

Menurut pejabat senior China, penjualan senjata AS ke pulau tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap prinsip “Satu China” dan sejumlah kesepakatan penting antara Washington dan Beijing.

Dari sudut pandang China, Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayahnya dan “soal Taiwan” adalah urusan internal yang tidak boleh diintervensi oleh kekuatan asing.

Penjualan senjata oleh AS dianggap sebagai dukungan terhadap kekuatan separatis Taiwan serta kontribusi terhadap ambisi kemerdekaan pulau itu, sesuatu yang sangat ditentang Beijing.

Selain itu, militer China menilai penjualan senjata tersebut mengancam kedaulatan nasional dan stabilitas keamanan di Selat Taiwan.

Mereka menegaskan bahwa AS telah mengabaikan komitmen politik sebelumnya—termasuk dalam “tiga komunike” China-AS—dan dengan terus mempersenjatai Taiwan, Washington justru memperdalam ketegangan dan mengikis dasar hubungan bilateral.

(Tribunnews.com / Namira)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved