Trump Kirim Senjata Rp5,51 Triliun ke Taiwan, Penjualan Militer Perdana di Era Kekuasaan Barunya
AS resmi mengirim senjata Rp5,51 triliun ke Taiwan, penjualan militer pertama sejak Trump kembali berkuasa namun tindakan ini memicu amarah China
Ringkasan Berita:
- AS mengirim paket persenjataan Rp5,51 triliun ke Taiwan, menjadi penjualan militer pertama sejak Trump kembali berkuasa.
- Paket ini fokus pada suku cadang, perawatan pesawat tempur, dan dukungan pemeliharaan jet Taiwan di tengah meningkatnya operasi “zona abu-abu” China.
- China mengecam keras langkah AS, menuduh Washington melanggar prinsip Satu China, mendukung separatis Taiwan, dan memicu ketegangan yang mengancam stabilitas kawasan.
TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi mengirim paket persenjataan senilai 330 juta dolar atau sekitar Rp5,51 triliun kepada Taiwan, Jumat (14/11/2025).
Keputusan tersebut menjadi penjualan militer pertama sejak Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden AS tepatnya sejak 20 Januari 2025 silam.
Mengutip laporan Barrons paket ini disetujui oleh Departemen Luar Negeri AS dan diumumkan melalui Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS (DSCA).
Pejabat Taiwan menyebut paket ini krusial untuk menjaga kelayakan tempur armada udara mereka di tengah meningkatnya aktivitas militer China di sekitar pulau tersebut.
Dimana dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas militer China di sekitar Taiwan meningkat tajam.
Pesawat-pesawat tempur dan kapal-kapal perang Beijing bahkan hampir setiap hari melintas di sekitar wilayah pertahanan Taiwan, sebuah taktik yang disebut operasi “zona abu-abu” karena berada di antara tekanan militer dan konflik terbuka.
Alasan tersebut yang mendorong AS untuk menggencot pengiriman paket senjata lantaran manuver militer China ini sudah dianggap sebagai ancaman stabilitas kawasan yang terus berkembang.
Daftar Paket Persenjataan AS untuk Taiwan
Berbeda dengan paket besar yang biasanya mencakup sistem pertahanan baru, kesepakatan kali ini berfokus pada pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista).
Tak hanya itu paket senjata juga berisi suku cadang non-standar yang mencakup komponen avionik, radar, serta bagian struktural pesawat yang tidak tersedia secara komersial.
Komponen tersebut meliputi modul elektronik, sensor, perangkat kabel, hingga bagian hidrolik yang berfungsi memastikan sistem penerbangan tetap berjalan stabil.
Baca juga: 5 Populer Internasional: Pertahanan Udara Rusia Mulai Bocor - Badai Fung-Wong Menuju Taiwan
Taiwan juga menerima suku cadang perbaikan untuk mengganti komponen vital seperti bagian mesin, roda pesawat, panel kontrol, dan peralatan navigasi yang mengalami kerusakan akibat penggunaan intensif.
Paket itu turut memuat barang-barang habis pakai yang sangat diperlukan dalam operasi militer sehari-hari, seperti pelumas aviasi, perekat industri, sealant, serta komponen kecil yang rutin diganti.
Meski tampak sederhana, material habis pakai tersebut menjadi faktor penting dalam menjaga kesiapan terbang pesawat.
Amerika Serikat juga menyediakan aksesori dan peralatan pendukung berupa perangkat uji avionik, alat inspeksi mesin, dan perlengkapan penanganan di darat untuk mempermudah teknisi Taiwan dalam melaksanakan pemeriksaan mendalam dan perawatan berkala.
Selain komponen fisik, paket ini mencakup layanan dukungan perbaikan dan pengembalian, yang memungkinkan Taiwan mengirimkan komponen pesawat ke AS untuk diperbaiki sebelum dikembalikan dalam kondisi siap pakai.
Dukungan ini sangat krusial bagi bagian-bagian sensitif seperti radar, sistem kendali penerbangan, dan komponen avionik canggih lainnya yang membutuhkan perawatan khusus.
Seluruh komponen tersebut ditujukan untuk memperpanjang usia operasional tiga jenis pesawat utama Taiwan, yaitu jet tempur F-16 Fighting Falcon, pesawat angkut C-130 Hercules, serta jet tempur lokal F-CK-1 Ching-Kuo atau IDF.
Ketiga jenis pesawat ini merupakan tulang punggung pertahanan udara Taiwan, sehingga pemeliharaan menyeluruh diperlukan agar Taiwan tetap mampu merespons ancaman di tengah meningkatnya aktivitas militer China di sekitar wilayahnya.
Meski tidak mencakup senjata baru, paket ini dianggap sangat strategis oleh pemerintah Taiwan karena menjaga kesiapan tempur armada mereka tetap tinggi.
Serta meningkatkan ketahanan pertahanan jangka panjang, dan mengurangi risiko kerusakan sistem yang dapat melemahkan respons militer di tengah tensi geopolitik Asia Timur yang kian memanas.
China Protes Keras
Merespon pengiriman senjata yang dilakukan AS, Pemerintah Tiongkok langsung menyatakan kecaman keras.
Beijing menganggap tindakan Amerika Serikat menyetujui paket militer senilai 330 juta dolar ke Taiwan, sebagai tindakan provokasi serius terhadap kedaulatan China.
Menurut pejabat senior China, penjualan senjata AS ke pulau tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap prinsip “Satu China” dan sejumlah kesepakatan penting antara Washington dan Beijing.
Dari sudut pandang China, Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayahnya dan “soal Taiwan” adalah urusan internal yang tidak boleh diintervensi oleh kekuatan asing.
Penjualan senjata oleh AS dianggap sebagai dukungan terhadap kekuatan separatis Taiwan serta kontribusi terhadap ambisi kemerdekaan pulau itu, sesuatu yang sangat ditentang Beijing.
Selain itu, militer China menilai penjualan senjata tersebut mengancam kedaulatan nasional dan stabilitas keamanan di Selat Taiwan.
Mereka menegaskan bahwa AS telah mengabaikan komitmen politik sebelumnya—termasuk dalam “tiga komunike” China-AS—dan dengan terus mempersenjatai Taiwan, Washington justru memperdalam ketegangan dan mengikis dasar hubungan bilateral.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.