5 Populer Internasional: Tank Israel Tembaki Pasukan UNIFIL - Hamas Ingin Tentukan Nasib Sendiri
Rangkuman berita populer internasional dalam 24 jam terakhir, di antaranya tank Israel yang menembaki pasukan perdamaian UNIFIL.
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah peristiwa mewarnai dunia internasional dalam 24 jam terakhir.
Tank Israel menembaki pasukan perdamaian UNIFIL di perbatasan Lebanon selatan.
Sementara itu, Hamas tak ingin pasukan stabilisasi internasional ada di Gaza, ingin menentukan nasib sendiri.
Berikut berita populer internasional selengkapnya.
1. Tank Israel Menggila, Tembaki Pasukan Perdamaian UNIFIL di Perbatasan Lebanon Selatan
Ketegangan di perbatasan Lebanon–Israel kembali meningkat setelah Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) melaporkan adanya serangan terbaru yang dilakukan pasukan Israel.
Insiden itu menyasar personel penjaga perdamaian UNIFIL di wilayah Lebanon pada Minggu (16/11/2025).
Dalam pernyataan resminya, UNIFIL mengungkapkan bahwa pasukan Israel melepaskan tembakan dari tank Merkava yang ditempatkan di dalam wilayah Lebanon.
Peluru senapan mesin berat dilaporkan mendarat sekitar 5 meter dari posisi personel penjaga perdamaian.
Meski tidak ada korban jiwa, insiden ini memaksa UNIFIL mundur dari lokasi setelah tank tersebut kembali ke posisi Israel sekitar 30 menit kemudian.
Insiden ini langsung memicu kekhawatiran baru, mengingat UNIFIL berada di wilayah tersebut untuk menjaga stabilitas dan memantau pelaksanaan gencatan senjata.
Militer Israel mengklaim tembakan itu merupakan "kesalahan identifikasi" yang dipicu oleh kondisi cuaca buruk.
Dalam pernyataan tersebut, Israel menyebut bahwa para prajuritnya mengira patroli UNIFIL sebagai “orang yang mencurigakan” di dekat garis perbatasan, sehingga tentara Israel memutuskan melepaskan tembakan peringatan.
Baca juga: Wamenlu Iran: Serangan AS-Israel Hancurkan Fasilitas, tapi Program Nuklir Masih Utuh
Israel Dituding Langgar Gencatan Senjata
Namun, penjelasan itu tidak meredakan kekhawatiran internasional, terutama karena insiden serupa telah terjadi berulang kali sepanjang tahun.
Dalam laporan resmi PBB, disebut bahwa antara 21 Oktober 2024 dan 20 Februari 2025, terdapat setidaknya 39 insiden di mana posisi atau aset UNIFIL terdampak secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas militer Israel.
Selain itu, menurut laporan The National, UNIFIL mencatat lebih dari 1.000 aktivitas darat Israel sejak gencatan senjata, termasuk tank Israel yang menyeberang perbatasan ke wilayah UNIFIL.
2. Hamas Ogah Pasukan Stabilisasi Internasional Ada di Gaza, Minta Tentukan Nasib Sendiri
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, secara tegas menolak draf resolusi yang diajukan Amerika Serikat (AS) kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Dalam draf tersebut, AS mengusulkan pembentukan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) di Jalur Gaza.
Menanggapi adanya draf tersebut, Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menyebut proposal itu sama sekali tidak "mendukung stabilitas situasi di Gaza".
Dalam sebuah pernyataan, Qassem mengecam draf resolusi tersebut.
Ia menegaskan bahwa yang dibutuhkan adalah resolusi DK PBB yang secara eksplisit menghalangi Israel untuk "melanggar Gaza, Tepi Barat, atau Yerusalem".
"Kami menginginkan resolusi Dewan Keamanan yang melindungi hak rakyat kami untuk menentukan nasib sendiri dan mencegah terjadinya perang di Jalur Gaza," ujar Qassem, Minggu (16/11/2025), dikutip dari The Jerusalem Post.
Draf resolusi AS tersebut menguraikan rencana pengerahan ISF dengan mandat yang mencakup pengamanan perbatasan, penghancuran infrastruktur militer, dan demiliterisasi Jalur Gaza.
Proposal tersebut juga menyertakan rencana untuk melatih sebuah kepolisian Palestina yang akan bergabung dengan pasukan multinasional itu.
Selain itu, draf tersebut mensyaratkan bahwa keputusan terkait ISF akan diambil bersama dengan Mesir dan Israel sebagai anggota pasukan.
Lebih lanjut, proposal tersebut mengikat penarikan Israel dari Jalur Gaza pada pengerahan penuh ISF di seluruh wilayah, kecuali untuk zona perimeter tempat AS direncanakan akan tetap berada di sana untuk jangka waktu yang lebih lama.
Baca juga: Daftar 20 Militer Terkuat di Dunia Versi Global Firepower 2025: Tentara Indonesia Ungguli Israel
Penolakan keras dari Hamas ini semakin memperumit upaya diplomatik internasional untuk mencapai solusi jangka panjang bagi konflik berkepanjangan di kawasan tersebut.
Tuntutan Hamas berpusat pada kedaulatan dan pencegahan intervensi militer Israel di masa depan di wilayah-wilayah Palestina.
3. Afsel Usut Pesawat Misterius Bermuatan 153 Warga Palestina, Aktivis Tuding Israel Pakai LSM Bayangan
Ketegangan diplomatik meningkat setelah sejumlah aktivis Afrika Selatan (Afsel) menuduh Israel menggunakan organisasi kemanusiaan bayangan untuk memaksa warga Palestina keluar dari Gaza.
Tuduhan ini muncul menyusul insiden kedatangan pesawat carteran misterius yang membawa 153 warga Palestina di Bandara Internasional OR Tambo Afsel pada Kamis lalu (13/11/2025).
Menurut laporan media lokal, pesawat yang membawa rombongan warga Palestina itu mendarat tanpa sepengetahuan pemerintah Afrika Selatan.
Para penumpang juga tidak membawa dokumen resmi apa pun sehingga proses pemeriksaan tidak dapat segera dilakukan. Hal itu membuat ratusan penumpang tertahan selama hampir 12 jam tanpa kejelasan.
Insiden ini sontak mencuri perhatian hingga aktivis lokal dan pejabat pemerintah mulai menelusuri asal-usul penerbangan tersebut.
Namun, saat ditelusuri lebih jauh sejumlah kejanggalan mulai muncul ke permukaan.
Menurut aktivis, banyak pengungsi bahkan tidak memahami kemana mereka sebenarnya dibawa.
“Ini tampak seperti operasi pemindahan paksa yang disamarkan sebagai evakuasi,” ujar Na'eem Jeenah, aktivis dan cendekiawan asal Johannesburg, sebagaimana dikutip dari Middle East Eye.
Boarding pass mereka menunjukkan tujuan berbeda-beda seperti India, Malaysia, bahkan Indonesia, sehingga kedatangan mereka di Johannesburg tampak bukan bagian dari rencana perjalanan yang sebenarnya.
4. Dubai Airshow 2025 Dimulai, Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui
Pertunjukan udara Dubai Airshow 2025 resmi digelar mulai hari ini, Senin (17/11/2025) hingga Jumat (21/11/2025) di Dubai World Central (DWC), Dubai, Uni Emirat Arab.
Dilansir Gulf News, acara ini mempertemukan lebih dari 1.500 peserta pameran, 200+ pesawat yang dipamerkan secara statis maupun terbang, 12 jalur konferensi, dan lebih dari 450 visioner global yang berbagi wawasan dan ide.
Diselenggarakan setiap dua tahun, Dubai Airshow mempertemukan raksasa industri kedirgantaraan, perusahaan pertahanan, maskapai penerbangan, dan para inovator baru.
Pameran ini telah berkembang menjadi salah satu pertunjukan penerbangan terbesar di dunia.
Mengutip Simple Flying, Gulf News, dan Arabian Business, berikut 5 hal yang perlu diketahui mengenai pameran tersebut.
1. Peserta
Dubai Airshow 2025 dibuka di Dubai World Central di bawah naungan Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden, Perdana Menteri UEA, dan Penguasa Dubai.
Edisi tahun ini menjadi yang terbesar dan paling berfokus pada inovasi dalam sejarah penyelenggaraannya.
Dengan mempertemukan para pemimpin global di sektor penerbangan, pertahanan, antariksa, dan teknologi mobilitas canggih, pameran ini memperkuat ambisi UEA untuk mempertahankan posisinya sebagai pusat teknologi generasi mendatang.
Sheikh Mohammed menegaskan bahwa Dubai Airshow mencerminkan visi UEA yang berwawasan ke depan serta investasi berkelanjutan dalam inovasi penerbangan, antariksa, dan pertahanan.
5. Geger Tamu Hotel di Istanbul Dievakuasi, Ibu dan Dua Anak Tewas Diduga Keracunan, 8 Orang Ditangkap
Sebuah hotel di kawasan Fatih, Kota Istanbul, Turki, dievakuasi setelah seorang ibu berdarah Jerman-Turki dan dua anaknya meninggal akibat dugaan keracunan.
Media lokal BirGun melaporkan seluruh tamu dipindahkan ke hotel lain pada Sabtu (15/11/2025).
Menurut laporan DW, keluarga asal Hamburg itu jatuh sakit setelah menyantap makanan kaki lima di kawasan Ortakoy pada Rabu (12/11/2025) malam.
Kedua anak berusia 3 dan 6 tahun sempat dirawat karena mual dan muntah, namun kondisi mereka memburuk hingga akhirnya meninggal pada Kamis. Sang ibu menyusul sehari kemudian.
Kantor berita Anadolu menyebut jasad ketiganya dimakamkan di Afyonkarahisar pada Sabtu.
Ayah keluarga tersebut masih dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Kepala kesehatan wilayah Istanbul, Abdullah Emre Guner, mengonfirmasi kondisi sang ayah melalui unggahan di X pada Jumat malam.
Sumber dugaan keracunan belum dipastikan.
Harian Sabah melaporkan keluarga itu mengonsumsi kerang isi, kokorec, Turkish delight, air kemasan, dan ayam dari beberapa penjual berbeda sebelum jatuh sakit.
Penyelidik forensik juga telah mengambil sampel air minum hotel untuk diuji.
Baca juga: Pesawat Hercules C-130 Turki Jatuh di Georgia, 20 Tentara NATO Tewas
Namun, fokus penyelidikan melebar setelah Hurriyet melaporkan bahwa sebuah kamar di lantai dasar hotel baru-baru ini disemprot pestisida.
Polisi kemudian menahan seorang karyawan hotel serta dua petugas pengendali hama.
Media Cumhuriyet dan Sabah Hotel di kawasan Fatih, Istanbul, dievakuasi setelah ibu dan dua anak asal Jerman-Turki tewas akibat dugaan keracunan.
(Tribunnews.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/BERITA-POPULER-INTERNASIONAL-M18NOV.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.